"Sehat-sehat para wanita kuat."
-
-
-Happy reading 🍇
"Hai Tante," sapanya memecahkan keheningan disana.
Alvira tersenyum canggung dan mengusap surai hitam gadis di depannya ini dengan sedikit gerakan kaku.
"Ini Zalva, sayang?" Alvira menunduk menatap setiap inci perubahan wajah Zalva dengan perasaan haru.
Zalva tersenyum dan mengangguk.
"Zalva udah besar ya. Cantik banget kamu Va," puji Alvira. "kayak Mamah kamu," lanjut Alvira dengan sedikit menoleh ke arah wanita yang sedari tadi diam.
"Makasih Tante. Tante juga kek nya bakalan awet muda deh," balas Zalva dengan sedikit candaan.
Alvira tertawa pelan. "Bisa aja kamu."
Alvira menegakkan badannya kembali.
Mendekat ke arah sahabatnya—Hana dan memeluk segera tubuh yang selama ini ia rindukan.
Hana dengan pelan membalas pelukan Alvira.
Alvira menyudahi pelukan mereka dan kembali bersuara. "Gimana kabarnya Han?" tanya Alvira dengan pelan. Meskipun ia sudah tau jawabannya apa.
Hana bersusah payah untuk tersenyum. Dan menarik nafasnya dulu sebelum membalas pertanyaan Wanita di depannya ini.
"Alhamdulillah. Baik Ra," Hana menoleh pada anaknya dan tersenyum.
Zalva mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak sanggup melihat ibunya yang bersusah payah untuk tersenyum dan berkata bahwa ia baik-baik saja selama ini.
Alvira menunduk sebentar. "Syukur Han, kalau kamu baik. Aku ikut senang," ucapnya yang dibalas senyuman oleh Hana.
Alvira meraih tangan Zalva dan mengusap dengan lembut.
"Zalva..." panggilnya yang membuat Zalva terpaksa menoleh. "Are you okey? gimana selama hidup di Jogja. Kamu bahagia kan?"
Zalva diam sesaat. "Tante mau jawaban jujur yang menyakitkan atau jawaban palsu yang menyenangkan?" Zalva malah ikut bertanya yang membuat Alvira berfikir sebentar.
"Zalva pernah dengar kan pepatah yang mengatakan. Berbicaralah jujur, walaupun itu menyakitkan." Alvira menatap anak sahabatnya yang sudah berkaca-kaca. Tapi ia tetap berusaha untuk tersenyum. Setelah melihat Zalva yang sekarang, Alvira mengakui Zalva sebagai orang yang kuat dan juga hebat.
"Jadi, Gapapa. Ava jujur aja sama Tante sayang, ceritain semua yang Zalva rasakan selama ini. Tante siap untuk mendengarkan."
Zalva menggigit bibir bawahnya guna menahan setetes air mata yang akan turun dari pelupuk matanya.
Zalva membalas tatapan Tantenya. "Jujur Tante, Zalva sakit..." ucapnya dengan serak. "Zalva sakit selama ini..." Zalva menunduk dan mengusap air mata yang sudah jatuh di kedua pipinya.
Zalva menepuk pelan dadanya yang sesak seraya menangis. "Bukan sakit soal fisik Tante," Zalva menggeleng pelan dan menutup matanya sebentar ketika tangan Alvira mengusap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY HERZA
Teen FictionPerihal berbagi, bukan cuma memberi barang ataupun harta saja. Memberikan kasih sayang, ataupun orang yang kita sayang, juga merupakan bagian dari berbagi. Cover by: Pinterest