Chapter 26

26 1 0
                                    

⚠️ Sebelum baca alangkah baiknya vote terlebih dahulu, dan kalau mau lebih baik lagi komen disetiap paragraf wokeyyy?

Terimakasii 🤍🤍

Happy reading 🍇

Zalva bersedekap dada dihadapan cowok yang kemarin main pergi begitu saja disaat ia sedang mengambil uang ganti. Gadis itu terus menatap kesal tanpa mau membuka suara terlebih dahulu.

Hersan yang ditatap menaikan alisnya sembari menatap gadis itu.

"Mau natap wajah ganteng gue sampe kapan?" Hersan buka suara sembari menahan kekehannya.

Hersan sadar mengapa sekarang Zalva berdiri di depannya dengan kesal. Dan ia hanya ingin berpura-pura polos dulu sebentar, apakah cewek ini akan memberikan seribu omelan padanya?

"Aduh ... " ringis Hersan disaat Zalva menabok lengannya.

"Rasain!" ujar Zalva. "Lo ngeselin sumpah! Kemarin gue nyari-nyari lo tau!"

"Mau ngapain? Kangen?" tanya cowok itu.

"Gak usah sok polos!" Zalva kembali menabok lengan cowok itu. "Lo orangnya emang gak sabaran atau suka pergi gitu aja?"

"Bentar, kok malah jadi ke pergi gitu aja?" tanya Hersan bingung.

"Lupain!"

"Ok!"

Zalva menatap Hersan kesal sang empu malah menatap balik seolah-olah sedang menantangnya.

Zalva mengambil uang disaku seragamnya lalu menyimpannya ditangan cowok itu. "Uang ganti yang kemarin, makasih," ucapnya menatap ke arah samping.

"Emang gue minta harus digantiin?" Hersan kembali menyimpan uang itu ketangan Zalva.

"Kan emang kewajiban gue harus bayar utang," ujar Zalva sedikit kesal.

"Gapapa, duitnya buat beli skincare lo aja, mayan kan?"

"Nggak-nggak!" Zalva menggeleng. "Ambil dong, gue tau lo kaya, kalau buat lo mayan buat beli kerupuk."

"Cih." Hersa mendelik. "Kalau pun gue kaya, duit segitu juga bisa buat isi bensin dalam waktu dua minggu."

"Yaudah ambil," ujar Zalva memberikan kembali uang itu.

Hersan menggeleng seraya berdecak. "Gak perlu, ambil aja—"

"Gak!" potong Zalva.

"Ambil," ujar cowok itu greget. "Lo mau dompet lo kembali lagi gak?" tanyanya.

Zalva mengangguk, tentu saja ia mau. Karena dompet itu kenang-kenangan hadiah ulang tahun dari Nenek Ratna.

"Temen gue nemuin dompet lo dijalan. Jadi, kalau lo mau dompet lo kembali, ambil uang itu , nanti gue ambil dompet lo," ujar Hersan. karena kemarin hujan deras jadi ia tidak jadi untuk ke rumah sahabatnya itu.

Zalva menghela napasnya bingung. Kalau begini mau bagaimana lagi coba? Sekarang ia hanya bisa mengangguk dengan pasrah membuat cowok di depannya menyinggungkan senyumnya.

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang