⚠️Sebelum membaca alangkah baiknya vote terlebih dahulu 🙏🏻 dan kalau mau lebih baik lagi jangan lupa komen di setiap paragraf hehe(:
Terimakasih❤️❤️
Happy reading 🍇
Laki-laki tampan dengan kemeja birunya sedang berdiri di depan cermin meneliti penampilannya yang bisa dibilang cukup rapih untuk malam ini.
"Rapih gini, udah mau ke kondangan aja," decak cowok itu memuji penampilannya sendiri.
"Esan! Ayok kita berangkat!"
Panggilan sang Ayah cukup membuat ia tersentak kaget. Hersan segera melangkah keluar kamar tak lupa membawa benda pipihnya yang ia rasa akan berguna dikala ia suntuk karena menunggu Ayahnya sedang mengobrol dengan Alvira.
Iya, Hersan diajak oleh Harvin untuk makan malam di rumah Alvira sekaligus ingin mendekatkannya dengan wanita itu karena melihat kebelakang hubungan Hersan dengan Alvira sangat terlihat buruk. Lebih tepatnya sih Hersan yang seperti itu, karena kesalah pahamannya terhadap wanita itu.
Setiba di halaman rumahnya Hersan membuka handle pintu mobil sebelah kanan lalu duduk di kursi kemudi itu tanpa mempedulikan tatapan protes Ayahnya yang sedang bersedekap dada.
"Keluar dulu kamu! Biar Papah aja yang nyetir," seru Harvin membuka kembali handle pintu sebelah kanan itu.
"Udahlah, biar Hersan aja."
"Gak bisa! Turun kamu turun!" suruh Harvin tak mau mengalah.
Hersan melihat Ayahnya dengan tatapan malas namun tak urung ia segera keluar dari mobil itu lalu berpindah ke sebelah kiri membiarkan Harvin yang menyetir mobil seperti biasanya.
Di perjalanan yang masih di penuhi suara kendaraan lalu lintas yang lain, sepasang anak dan Ayah yang sedang berada di dalam mobil saling diam tanpa ada yang niat mengeluarkan topik pembicaraan terlebih dahulu.
Hersan mengaku duduk di samping Ayahnya sekarang ini agak sedikit canggung, karena sudah lumayan lama sekali ia dan Harvin duduk berdampingan dengan tenang tanpa adanya perdebatan.
"San."
Sebuah suara akhirnya membuat Hersan menoleh melihat Harvin yang sedang fokus menyetir mobil.
"Tumben kamu mau di ajak ke rumah sahabat Papah, apalagi ini Alvira?" tanya pria itu dengan hati-hati ketika menyebut nama sahabat—Alvira.
"Gapapa, cuma gabut doang, Sean lagi sibuk pacaran," jawab Hersan berbohong. Padahal ia ingin meminta maaf kepada wanita itu karena pas waktu Alvira ke rumahnya belum sempat ia mengungkapkan kata itu.
Harvin mengangguk saja. Kemudian ia melirik sebentar lalu kembali bertanya. "Kamu kenal anaknya Alvira? Dia se sekolah juga sana kamu."
"Kenal." Cowok itu mengangguk.
"Saling kenal? Kalian deket?" tanya Harvin kembali.
"Kenal tapi gak deket," jawabnya jujur.
"Ohh, yaudah nanti ngobrol biar jadi deket," ujar Harvin membuat Hersan memberikan tatapan protes kepada Ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/351404229-288-k238435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY HERZA
Teen FictionPerihal berbagi, bukan cuma memberi barang ataupun harta saja. Memberikan kasih sayang, ataupun orang yang kita sayang, juga merupakan bagian dari berbagi. Cover by: Pinterest