Chapter 27

10 1 0
                                    

⚠️ Sebelum membaca alangkah baiknya vote terlebih dahulu, dan kalau mau lebih baik lagi komen di setiap paragraf wokeyyy??

Makasiii<3

Happy reading 🍇

"Mereka masih di jalan?" tanya Zalva yang duduk di hadapan Hersan.

Hersan menoleh seraya mengangguk.

Kini mereka berdua sedang berada di sebuah cafe yang letaknya berada di tengah-tengah kota Jakarta menunggu Sean dengan sang pacar yang masih di perjalanan.

"Pesen aja dulu," suruh Hersan melihat cewek itu terus saja melihat pintu cafe dengan raut gelisah.

"Nanti aja barengan sama mereka," ucap Zalva.

"Oke." Hersan mengangguk.

Zalva menaikan alisnya menatap cowok itu dengan sedikit kesal.

"Ini gak ada maksa-maksanya gitu?"

Hersan menekukan alisnya seraya meminum minuman miliknya. "Kenapa? Gue bukan tipe cowok pemaksa."

"Dih, biasanya juga lo maksa ya. Lo lupa siapa yang udah robek foto gue sama Lea dulu?" cibir Zalva. "Dan lo lupa kelakuan lo kemaren yang—"

"Itu gue lagi kepepet," potongnya santai sembari membuka hp nya.

"Cihh! Kepepet katanya pemirsa, cowok emang ada aja ya ngelesnya," ujarnya seraya berdecih.

Hersan berdecak kesal.

"Udah ngomelnya?"

"Paansi," ujarnya seraya mendelik.

"Lihat sekeliling lo."

Zalva langsung menoleh ke arah samping kiri dan kanannya yang terdapat beberapa pengunjung cafe melihat ke arahnya.

Zalva menoleh ke arah Hersan dengan kesal. "Lo si," ujarnya mendadak malu.

Hersan terkekeh pelan lalu mengangkat tangannya memanggil pelayan yang baru saja lewat.

"Iya Mas?"

"Pesan minuman lagi Mbak," ujarnya lalu menoleh ke arah Zalva. "Mau pesen apa?" tanyanya.

"Samain aja," sahut Zalva cuek.

"Ada lagi Mas?"

"Makanannya mau apa?" tanyanya kembali.

"Gak usah lah," jawab Zalva.

"Makanan gak usah lah aja, katanya Mbak," ujar Hersan membuat Zalva melirik.

Pelayan perempuan itu pun menatap bingung keduanya kemudian menunduk sembari terkekeh pelan.

"Maaf ya Mbak, dia orangnya emang suka random," ujar Zalva kemudian. "Saya pesen minumannya aja ya."

"Iya Mbak gak papa, ditunggu ya."

Zalva mengangguk seraya tersenyum.

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang