Chapter 16

96 43 101
                                    

⚠️Sebelum membaca alangkah baiknya vote dulu yaa. Lebih baik lagi ramein pake komen wkwk

Makasii

Salam bahagia semua!!

♡♡♡

Happy reading 🍇

Sarapan pagi dimeja makan yang biasanya diisi dua orang menjadi bertambah satu. Lea ikut sarapan di rumah Zalva lantaran Alvira keluar rumah pagi-pagi sekali karena ada urusan mendadak. Jadi, Lea sengaja datang ke rumah Zalva pagi-pagi juga karena takut jikalau di rumah sendirian, sekaligus ikut menumpang makan juga.


Hana yang sudah menghabiskan makanannya lantas beranjak dari duduknya.

"Va, tambah lagi nasinya, tadi kamu baru ambil sedikit." Titah Hana yang sedang mencuci piring di wastafel.

"Nasinya masih banyak loh Mah." Sahut Zalva sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Iya, nanti kalo udah abis nambah lagi."

Zalva mengangguk saja karena jika tidak di iyakan Hana pasti akan terus berbicara.

Hana menoleh ke arah Lea yang sedang menikmati makannya sambil memainkan ponselnya.

"Lea juga, nasinya nambah lagi Le."

Lea melirik ke arah Zalva yang sedang menahan tawanya.

"Iya Tan."

Hana melepaskan celemek yang sedari tadi ia pakai. "Kalau dah beres makan, cuci piringnya masing-masing ya. Anggap aja kalian lagi belajar menjadi Ibu rumah tangga." Ujar Hana yang direspon kekehan oleh kedua gadis itu.

"Siap! Mamahku!"

Lea mengacungkan kedua jempolnya.

(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

"Alhamdulillah.... JAMKOS GUYS!" Teriak wakil ketua kelas diambang pintu kelas 10 IPA 3.

"Asek...! Kantin gays!"

"Drakor yuk drakor!"

"Waktunya tidur gays!"

"Futsal yok futsal!"

Brak!

Wakil ketua kelas menggebrak meja dengan lumayan keras. Membuat kelas yang tadinya rame mendadak sunyi.

"Berisik!" Teriak wakil ketua kelas itu melepaskan cardigan yang sedari tadi dipakainya. "Bisa gak si jangan ribut, kek baru pertama kali aja. Gue gerah ni!"

"Huu..."

Wakil ketua kelas itu melotot dan merebut bola yang dipegang cowok yang menyorakinya itu.

"Diem lo Zar! Gue belum selesai ngomong." Wakil ketua kelas itu mendelik. "Lo semua para laki disini. Siapa yang izinin kalian maen bola disini?"

"Dih, siapa bilang mo maen disini. Lapangan masih luas kali," sahut salah satu dari mereka.

"Diem lu jangan nyaut!"

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang