~•~
Hari ini mungkin akan bersejarah bagi hidup Geovan. Dimana tekad bulat yang ia kumpulkan semalaman untuk mendekati Katrina kini harus di realisasikan.
"Kalau nanti gue di kira freak gimana, Kal?" Wajah Geovan nampak panik. "Terus nanti dia ilfeel, duh takut!"
"Bacot Ge! Tinggal bilang ada waktu nggak, terus bilang mau nanya-nanya ekskul dance!"
Raskal nampak sudah gemas sekali dengan temannya ini. Bagaimana tidak, Geovan sudah mengganggunya semalaman hanya karena ia berkonsultasi tentang bagaimana cara untuk mendekati sang pujaan hati. Mulai dari trik, dan kemungkinan keberhasilan.
"Wish me luck,"
Raskal mendengus kesal, "Lama ah njing, gregetan gue!"
"Ya sabar sat! Gue juga deg-degan ini first time gue deketin cewek." Balas Geovan tak kalah kesalnya.
Momen ini mungkin adalah yang Geovan tunggu-tunggu sejak setahun terakhir. Dimana akhirnya dia berani untuk sekedar bicara ataupun berkenalan dengan Katrina. Namun, ada sisi hatinya yang bingung dan linglung.
Bagaimana jika nanti Katrina tidak menyambutnya dengan baik?
Bagaimana jika tingkahnya membuat Katrina tidak suka?
Dan banyak bagaimana bagaimana lain yang sulit Geovan utarakan dalam kepalanya.
Geovan mungkin lelaki yang terlihat santai diluar, tapi kepalanya lebih ramai dari yang di bayangkan. Lelaki bongsor itu banyak memendam pikiran, yang bahkan dirinya sendiri tidak mengerti bagaimana menemukan jalan keluarnya.
Terkadang itu buat Geovan tertinggal dalam segala hal, karena saat orang-orang sudah bertindak melakukan sesuatu Geovan masih diam membeku bertarung dengan isi kepalanya sendiri yang belum tentu terjadi.
"Hal yang simpel jangan di bikin ribet Ge. Cuma kenalan, bukan ngajak kawin." Perkataan Raskal, buat Geovan yang sejak tadi terdiam hanya mengangguk mengiyakan.
Berteman dengan Raskal buat Geovan cukup terbantu. Raskal, sohibnya sejak kecil itu selalu paham seperti apa dirinya. Maka ketika Raskal merasa Geovan terlalu banyak memikirkan yang tidak pasti, Raskal akan datang untuk menyarankan Geovan membuat tindakan dengan hasil yang nyata. Entah untuk membuat validasi bahwa apa yang Geovan terlalu fikirkan selama ini benar adanya, atau malah sebaliknya.
"Kalau nanti Kak Katrina nggak se-ramah yang gue bayangin, gimana Kal?" Geovan masih dengan pikirannya yang selalu jalan duluan tanpa bukti yang pasti.
"Belum di coba, jadi gak boleh berspekulasi. Tapi yang gue denger dari orang-orang, Kak Katrina emang selalu ramah sama siapa aja kok." Raskal merangkul bahu sahabatnya.
"Dicoba dulu Ge, lo mau deket sama Kak Katrina kan?"
Geovan mengangguk polos, "Mau lah,"
"Do it, langkah kecil. Berhasil nggak berhasil yang penting nyoba dulu."
Geovan menarik nafasnya pelan untuk sedikit meyakinkan diri lagi. Selaman dia berperang dengan diri sendiri untuk menanti datangnya hari ini. Dia tidak boleh membatalkan tekad kuatnya. Minimal hari ini ia bisa mendengar suara indah Katrina menyapa balik dirinya.
"Oke, gue siap."
Raskal tersenyum puas. "Semangat bro, gue yakin lo pasti bisa deket sama Kak Katrina setelah ini. I'm behind you."
Siang ini sepulang sekolah seperti biasanya mereka sudah berada di cafe depan. Cafe ini hanya di seberang jalan sekolah mereka, kerap menjadi pilihan untuk anak-anak menunggu jemputan ataupun sekedar berkumpul dengan teman-teman. Selalu ramai, karena tempatnya yang sangat strategis dan ramah di kantong pelajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jo - Jeongvin
FanfictionSetelah memendam rasa selama setahun pada kakak kelasnya, Geovan akhirnya berani untuk mengambil langkah mendekati sang pujaan hati. Sayangnya, tak semudah yang Geovan banyangkan. Keberadaan Jonathan mantan pacar sang pujaan hati, membuat tekad Geo...