~•~
"Kan apa gue bilang, lain kali di coba dulu baru mikir!" Raskal melempar tubuhnya pada sofa ruang tamu rumah Geovan.
"Kalau lo mikir duluan, yang ada lo nggak akan pernah berkembang Ge. Bayangin aja, belum ngapa-ngapain di pikirannya udah takut gagal duluan."
Geovan hanya menanggapi sohibnya itu dengan dehaman singkat. Raskal itu punya hidup yang simpel kalau menurut Geovan. Ada masalah di hadapi, ada tantangan di jalani, ada cobaan di cari jalan keluarnya. Prinsipnya semua harus berjalan, dari pada terlalu banyak di pikirkan.
"Terlalu banyak berfikir itu buang-buang waktu." Begitu kalau kata Raskal, yang sudah sering sekali Geovan dengar bahkan sedari mereka masih kecil.
Rasanya Geovan juga ingin seperti Raskal. Seperti air, mengikuti arus yang sudah menetapkan arah dan tujuan. Berdaptasi dengan mudah pada lingkungan, dan dapat larut dalam suasana apapun. Sayangnya, dirinya dan Raskal terlalu berbeda.
Bagi Geovan, Hidup itu tentang bagaimana kita menata semua dari awal agar sempurna, segala yang kita lakukan berasal dari pikiran sebelum jadi tindakan. Jadi berfikirlah dengan matang dan yakin sebelum melakukan sesuatu. Namun, semakin lama Geovan sadar jika prinsipnya ini membuatnya selalu jadi yang terbelakang.
"Dapet nomor Kak Katrina kan, Ge?"
Geovan yang baru saja melepas jaketnya menoleh pada Raskal yang masih tiduran di sofa. "Dapet,"
"Chat,"
"Ngapain anjir?!"
Raskal mendengus pelan. "Heh rojali! Itu tujuannya gue nyuruh lo dapetin nomornya dulu. Minimal basa-basi, tanya soal ekskul apa kek."
"Ih nggak sopan!" Geovan lalu duduk di lantai depan sofa tempat Raskal tidur, ia menatap sahabatnya itu lekat. "Masa baru kenal langsung chat nggak jelas,"
"Ck! Lo serius mau deketin dia nggak sih sebenarnya?"
"Ya serius lah nyet!"
"Makanya ikutin apa yang gue bilang!"
Geovan menggeleng. "Nggak bisa nyet, gue malu!"
"Kalau lo malu, yaudah gue aja yang wakilin kalo gitu!" Raskal yang terlanjur kesal pun mengambil ponsel Geovan dari sakunya secara paksa.
"NYET NGAPAIN?!"
Geovan hendak meraih ponsel itu lagi. Tapi, yang namanya Raskal tidak akan menyerah. Pemuda yang lebih tinggi itu bangkit dari sofa dan menjauhkan ponsel itu dari empunya.
"Udah diem, nanti liat aja hasilnya!" Raskal beraksi membuka ponsel milik sohibnya. Mencari nomor Katrina, dan mulai membuka pesan. Mengetik'kan sesuatu untuk di kirim pada perempuan itu.
Kak Katrina
Halo kak, ini gue Geovan yang tadi siang ketemu di cafe.
Mau tanya-tanya soal ekskul dance, boleh?
Setelah mengetik'kan pesan, Raskal langsung melempar ponsel itu kembali pada pemiliknya dengan kasar. "Tinggal gitu doang ribet lo!"
Geovan menatap room chatnya dengan sang pujaan hati. Sial, si Raskal ini memang sungguh sat set sekali. Kalau hanya Geovan yang bergerak sendiri, ia pasti tidak akan berani sejauh ini.
"Gue nggak bakal di katain aneh kan sama dia, Kal?" Tanya Geovan polos.
"Kagak. Percaya deh sama gue." Raskal mengambil tasnya yang ada di sofa, "Gue selalu berhasil dapetin cewek pake cara itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jo - Jeongvin
FanfictionSetelah memendam rasa selama setahun pada kakak kelasnya, Geovan akhirnya berani untuk mengambil langkah mendekati sang pujaan hati. Sayangnya, tak semudah yang Geovan banyangkan. Keberadaan Jonathan mantan pacar sang pujaan hati, membuat tekad Geo...