Now playing song by TEN – Lie With You
Part 14. Sehari yang manis bersama dirimu.••••
Minggu pagi merupakan hari yang begitu tenang bagi seorang siswa SMA karena, mereka dapat menikmati empuknya kasur dan hangatnya selimut sedikit lebih lama dari biasanya. Namun, semua keinginan itu sirna ketika sebuah panggilan telepon masuk dan membangunkan Geovan yang masih berkelana dalam mimpi.
Tanpa peduli siapa yang mengganggunya pagi-pagi begini, lelaki dengan rambut kecoklatan itu meraba ponsel dan mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama kontak penghubungnya.
“Apaan pagi-pagi?” Geovan buka sambungan telepon itu malas, lengkap dengan suara khas bangun tidur. Bahkan kedua matanya masih terpejam, dan menyamankan diri dalam gulungan selimut.
Terdengar tawa familiar dari seberang, diikuti sapaan yang begitu manis setelahnya. “Pagi, Geovan. Belum bangun ya?”
Wajah tampan Geovan nampak berkerut membaca situasi, coba mencerna siapa yang menghubunginya ini. Hingga setelah jiwanya cukup tertarik dari alam mimpi, lelaki tinggi itu lantas terlonjak kaget dan merubah posisinya menjadi duduk dengan mata yang terbuka sempurna.
“Astaga, Kak Jo! Sorry gue tadi masih belum sadar!” Lelaki dengan rambut coklat itu kini sarat akan rasa canggung, sebab masa sama gebetan gini ketahuan belum bangun sih.
“Hahaha gapapa, Ge. Namanya juga hari minggu, wajar.” Jawab Jonathan diselingi tawanya yang pasti terdengar menawan.
Entah kenapa, semenjak lebih dekat dengan kakak kelasnya itu Geovan sadar, Jonathan tidak se-kaku seperti dikesan pertama pertemuan. Jonathan sebenarnya lelaki yang cukup murah senyum dan hangat, hanya tidak ditunjukan pada semua orang.
“Oh iya, Ge. Rencananya tadi gue mau ngajak jogging mumpung hari minggu terus udaranya lagi seger. Tapi, kalau mau lanjut tidur gapapa deh, lain kali aja.” Jonathan melanjutkan kalimatnya diseberang sana.
Sontak kedua mata bulat bak anak anjing lucu itu semakin membesar, enak saja! Tidak mungkin Geovan menolak jika Jonathan sendiri yang memintanya ikut jogging—walaupun jauh dalam lubuk hatinya masih ingin beringsut pada pelukan kasur dan gulungan selimutnya yang hangat.
“EH GUE MAU!” jawabnya spontan dan antusias dimana hal itu buat dirinya langsung merutuki bibirnya yang tidak bisa dikontrol.
“Hahaha lucu banget sih, Ge.” Jonathan tertawa gemas mendengar jawaban antusias itu, “Ya udah kalau gitu, biar nggak kesiangan siap-siap sana. Gue jemput dua puluh menit lagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jo - Jeongvin
FanfictionSetelah memendam rasa selama setahun pada kakak kelasnya, Geovan akhirnya berani untuk mengambil langkah mendekati sang pujaan hati. Sayangnya, tak semudah yang Geovan banyangkan. Keberadaan Jonathan mantan pacar sang pujaan hati, membuat tekad Geo...