05. Obrolan

255 29 0
                                    

Hai Apakabar?
Sorry updatenya terlalu lama ya, tapi aku usahain bakal rajin update lagi!!
Selamat membaca!

~•~

Geovan sedikit bersyukur di dalam mobil suasana tidak secanggang yang dirinya bayangkan. Mobil putih Jonatan melaju perlahan membelah gelapnya malam yang diguyur hujan, ditemani obrolan Katrina yang tiada henti dan Geovan yang menanggapi gadis itu dengan candaan kecil. 

Hati Geovan yang sejak sore tadi sedikit kacau, perlahan mulai membaik. Di dalam mobil, Katrina tidak pernah henti mencari topik, gadis itu benar-benar lawan bicara yang aktif dan menyenangkan–bukan tipe gadis pemalu, bisa Geovan simpulkan. Humor Katrina pun sama recehnya dengan dia, jadi candaan mereka terasa cukup menyatu dan sefrekuensi. 

"Hidupin lagu, ya? Hujan-hujan gini enaknya menikmati night drive pakai lagu!" Celetuk Katrina. 

Geovan mengangguk setuju. "Bener kak, apalagi lagu ballad. Biar berasa vibes galaunya padahal pacar aja nggak punya!" 

"Waduh curhat atau gimana tuh, Ge?" 

"Lebih ke mengutarakan isi hati, sih Kak!" Keduanya lantas kembali tertawa kecil. 

Ditengah bisingnya obrolan garing antara Katrina dan Geovan, ada satu orang yang sejak tadi lebih memilih diam dan menyimak. Tentu saja si pemilik kendaraan, Jonathan. Lelaki dengan garis rahang tegas itu tetap fokus menyetir, meskipun tetap tertawa kecil saat Katrina melempar candaan yang menurutnya lucu. 

"Jo, lagu apa yang bagus ya?" Katrina menanyakan pendapat Jonathan, karena gadis itu tau Jonathan memiliki selera musik yang bagus. 

"Take a chance with me." 

Katrina menaikan sebelah alisnya, "Why can we for once?" katanya mengucapkan lirik utama dalam lagu itu, sambil tertawa kecil.

Sebuah lagu dari Niki yang mengisahkan tentang perasaan yang tak kunjung dapat di sampaikan pada si pemilik hati, karena keadaan tak pernah memberi kesempatan untuk mengutarakan apa yang dirasakan. Lagu tentang pertanyaan, tidak bisakah untuk sekali saja kita mengutarakan apa yang kita mau? Atau mengutarakan apa yang kita rasakan? Tentang kesempatan yang selalu di sia-sia kan yang pada akhirnya semuanya disesali ketika sudah gagal. Lagu dengan makna yang dalam, menjadi pilihan Jonathan untuk menemani perjalanan pulang ketiga remaja itu malam ini. 

Jonathan ikut menyenandungkan lirik lagu itu, penuh makna, penuh ungkapan yang tidak secara jelas di utarakan. Membuat kesunyian panjang menemani mobil yang terus membelah jalanan yang di guyur hujan. Geovan merasa suasana jadi berbeda, apalagi dalam nyanyiannya, Jonathan tidak jarang melirik pada kaca di depan kemudi untuk menatap matanya. Sebuah gerakan impulsif yang mendatangkan getaran tidak nyaman dalam diri Geovan. 

Iris mata legam itu menyimpan banyak hal yang dengan sengaja tidak diutarakan dan mendatangkan ribuan tanda tanya. Dalam gelapnya jalanan malam, dan derasnya hujan, Geovan dapat menangkap kilat terang penuh kekaguman dari Jonathan yang membuatnya lebih tenggelam dalam keterdiaman. 

"Galau amat lagunya, lo lagi suka sama orang secara diam-diam apa gimana?" Gurau Katrina ketika lagu itu sudah selesai di putar dan berlanjut pada lagu berikutnya. Jonathan meresponnya dengan kekehan singkat dan tenang. 

"Iya." Eksplisit, tidak di tutupi. "Dari dulu cuma bisa lihat dia dari jauh, dan orangnya nggak pernah sadar. Entah salah gue juga yang terlalu cupu atau takut dengan keadaan, karena setiap kesempatan yang ada selalu gue sia-siakan dan pada akhirnya gue cuma bisa menyesal." 

"Gatau sampai kapan, tapi di fase ini gue semakin takut kehilangan, takut kalau akhirnya perasaan gue cuma bisa jadi angan-angan yang nggak akan pernah tersampaikan." Imbuh lelaki dengan rahang tegas dan iris legam terang itu. 

Dear Jo - JeongvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang