12. Manis

338 31 7
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••


“Cengar-cengir mulu! Kering noh gigi lo anjing!” Umpat Raskal yang sudah jengah melihat sahabatnya seperti orang gila yang senyumnya tidak luntur dari pagi. Entah apa yang terjadi pada Geovan, tapi lelaki itu jauh lebih mengerikan jika senyam-senyum tidak jelas seperti sekarang.

“Lagi bahagia.” Jawab Geovan singkat sambil merapikan tas sekolahnya.

“Lebih mirip orang gila daripada orang bahagia tolol! Ngeri gue.”

Bel pulang sekolah sudah berdering sepuluh menit lalu, kelas pun mulai sepi menyisakan mereka yang memiliki jadwal piket atau jadwal ekskul di padatnya hari jumat. Termasuk Geovan, yang hari ini memiliki jadwal ekskul dance untuk pertama kalinya setelah cedera yang ia alami waktu seleksi.

Geovan hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh. “Biarin, iri ya lo gak pernah ngerasain bahagia?” Ledeknya sambil menjulurkan lidah, lalu pergi keluar kelas sambil menyampir tasnya dengan santai.

“Songong banget kampret! Gue doain ditolak sama Kak Katrina biar lo nangis darah! Mampus!” Teriak Raskal kesal yang membuat Geovan hanya terkekeh kecil untuk menanggapi.

Katrina menolaknya? Tak apa. Geovan sekarang memiliki hati yang lain. Bisa kalian tebak siapa?

Ada kegembiraan besar yang entah datang dari mana, menjadi semangat yang membara dalam diri Geovan. Lelaki itu pun bingung dengan dirinya sendiri, apakah sensasi jatuh cinta memang seperti ini?

Lelaki dengan tinggi hampir dua meter itu melangkahkan kaki jenjangnya dengan santai menuju lapangan indoor sekolah tempat anak-anak ekskul dance sudah berkumpul untuk latihan rutin.

Sebenarnya hati Geovan sedikit gemetar, karena ia akan bertemu lagi dengan Jonathan. Entah gebrakan apa yang akan dilakukan gebetan—ehm maksud Geovan kakak kelasnya itu setelah ini.

Jujur saja setiap pergerakan yang Jonathan buat membuat hatinya luluh lantak, pesona lelaki itu tidak pernah bisa ia tolak.

Memasuki lapangan indoor, dapat Geovan lihat sudah ramai oleh anak-anak dance yang sedang pemanasan. Mata bulatnya mengedar, mencari satu sosok yang selalu jadi pusat perhatian.

Itu dia, Geovan melihatnya.

Sosok dengan kaos putih ditutupi outer hitam dan ripped jeans yang menambah ketampanannya. Tanpa sadar Geovan tersenyum begitu manis ketika kontak mata terjadi secara tidak sengaja. “Jonathan ganteng banget sialan!” Pekik hatinya.

“Geo, baru dateng?”

Sapaan Katrina yang lembut menyadarkannya kembali pada realita, gadis itu datang menghampiri Geovan dengan kertas absensi di tangannya. Gadis itu nampak cantik, seperti biasanya.

“Iya kak, kelasnya baru selesai.” Geovan mendadak gugup, menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

Katrina terkekeh pelan melihat adik tingkatnya yang salah tingkah. “Sampe bengong gitu lihatin siapa sih, Ge?”

Dear Jo - JeongvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang