Hari-hari pun berlalu, Sasa sudah menerima Praz untuk menjadi kekasihnya walaupun tidak banyak yang tahu tentang hubungan keduanya. Saat ini Sasa sedang berlatih paskibra, satu hari mendekati perlombaan seluruh anggota paskibra dibuat sibuk karena mempersiapkan kostum dan yang lainnya. Namun ada yang aneh dari tingkah laku Aldo setelah Praz dan Sasa resmi berpacaran, Sasa merasa Aldo mulai menjauh darinya.
Saat perlombaan hendak di mulai tiba-tiba Aldo menghampiri Sasa dan menawarkan bantuan kepadanya.
“Sini kakak bantu.” Aldo meraih topi yang hendak dipakai Sasa.
Sasa hanya diam memperhatikan Aldo yang fokus memasangkan topi dan menempelkan atribut di kepalanya. Setelah selesai Aldo beralih meraih kedua lengan Sasa dan menatapnya.
“Kamu pasti bisa, percaya sama kakak.” Ucap Aldo lembut.
Sasa hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ketika mendengar nomor urut Sasa di panggil, Aldo bergegas meninggalkan Sasa untuk bergabung dengan anggota yang lain. Tak lupa sebelum pergi, Aldo mengusap pelan punggung Sasa.
Merasa senang setelah tim nya bisa tampil maksimal, Sasa mengabari Praz dan menceritakannya. Saat tengah asik berbalas pesan dengan Praz, tiba-tiba Aldo menghampiri Sasa dan memberikannya segelas minuman kopi dingin pada Sasa. Merasa take nak jika menolaknya, Sasa pun akhirnya menerima pemberian dari Aldo.
“Kamu keren banget tadi.” Puji Aldo sambil memperhatikan Sasa yang sedang meminum kopi yang ia berikan.
Lagi-lagi Sasa hanya mengulum senyum, ia masih keheranan dengan Aldo yang menjauh kemarin lalu secara tiba-tiba ia berubah kembali seperti Aldo yang Sasa kenal.
Ketika tengah asik membicarakan penampilannya dengan Aldo, dari kejauhan Sasa seperti melihat Praz mendekatinya. Dengan cepat Sasa berpamitan pada Aldo beralasan bahwa ia izin untuk mengganti kostumnya. Setelah berganti kostum Sasa menajamkan pandangannya untuk mencari keberadaan Praz.
“Nyari siapa?” Ujar Praz mengejutkan karena ia menghampiri Sasa dari belakang.
Sasa sedikit tersentak atas keterkejutannya.
“Kapan kamu sampai?” Tanya Sasa setelah menetralisir rasa terkejutnya.
“Tepat saat pacar aku tampil.”
Pandangan Praz memicing ketika melihat Sasa yang sedang memegang segelas minuman kopi.“Mau sakit lagi ya?” Praz bertanya demikian karena Sasa memiliki penyakit asam lambung yang cukup akut.
Dengan cepat Sasa langsung menyembunyikan minuman tersebut ke belakang tubuhnya.
“Buang aja.” Ucap Praz dingin.
“Aku baru minum sedikit.”
Praz mengambil alih minuman tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh darinya.
“Ikut aku.” Praz menarik lengan Sasa tanpa memperdulikan ucapan Sasa sedikitpun.
Ketika sudah sampai di parkiran Praz langsung mempersilahkan Sasa untuk ikut dengannya meninggalkan tempat perlombaan. Merasa kesal ucapannya terus dihiraukan, Sasa memukul keras bahu Praz.
“Kamu kenapa sih?!” Kesal Sasa.
“Aww.. sakit Sa astaga..” Keluh Praz seraya mengusap bahunya pelan.
“Kita mau kemana? Kan aku belum pengumuman lomba. Kamu kenapa sih?” Kali ini Sasa semakin kesal karena Praz tetap tidak menjawabnya.
“Aku udah izin ke pelatih dan pembina kamu buat pulang duluan. Kamu tenang aja ini nggak bakal jadi masalah.” Praz memakaikan helm pada Sasa yang masih menunjukkan ekspresi kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
Teen FictionPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...