Tak di sangka akhirnya segala usaha yang sudah Sasa kerahkan untuk mendapatkan nilai bagus dalam presentasi sidang prakerin membuahkan hasil yang di harapkan. Kelompok Prakerin Sasa berhasil menjadi kelompok dengan nilai dan project terbaik. Karena sidang prakerin memakan waktu yang cukup lama sampai menjelang maghrib, setelah selesai Sasa memutuskan untuk pulang dan beristirahat ternyata Kai ikut pulang ke kost Sasa untuk menginap karena untuk pulang ke rumahnya memakan waktu yang cukup lama.
Saat Sasa dan Kai tengah serius belajar untuk persiapan SBMPTN tiba-tiba Sasa terusik oleh suara notifikasi whatsapp dari Marcel.
|”Clarisa, besok setelah jam pelajaran pertama ketemu gue ya di kesiswaan.”
|”Ngapain?”
|”Sekolah minta perwakilan buat siaran di radio benpas sebagai ajang promosi sekolah terus beliau ngusulin buat gue, lo sama juwita buat jadi perwakilan.”
|”Harus banget gue?”
|”Iya kan lo jago ngomong.”
Sasa tidak membalas pesan Marcel yang terakhir ia kirim kan. Seketika Sasa melempar Ponselnya ke arah Kasur. Kai terkejut melihat ponsel yang melayang hampir mengenai tubuhnya, karena Kai sedang santai merebahkan tubuh sambil mendengarkan musik.
“Kenapa sih?” Tanya Kai heran.
“MALEEESSS!” Rengek Sasa.
“Yaudah udahan belajarnya.” Balas Kia acuh.
“Ish bukan itu, baca tuh chat dari Marcel.” Ucap Sasa sambil menujuk ke arah ponsel yang tadi ia lempar.
“Kalau nggak mau tolak aja apa susahnya.” Balas Kai setelah membaca pesan dari Marcel.
“Muak gue sama dia. Bawaannya emosi terus.” Tiba-tiba Sasa menjadi kesal karena teringat sikap Marcel yang memang menyebalkan bagi Sasa.
“Nggak boleh gitu Sa, kualat lo sama omongan sendiri.”
“Amit-amit.”
“Tapi nih ya..” Kai menggantungkan ucapannya.
“Apa?”
“Kalau lo sama Marcel jadian itu bakal jadi sejarah baru di sekolah kita, karena Ketua Osis dan Ketua Paskibra Bersatu. Gue yakin sekolah kita semakin mantep punya Ibu komandan kaya lo.” Jelas Kai mantap. Mendengar penjelasan Kai dengan kencang Sasa melempar pulpennya dan berhasil mengenai kepala Kai.
“AWWWWW, SASAAA BAJINGAN LO YA! GUE BILANGIN KE AYANG RENO KALAU LO UDAH KDRT-IN GUE!!” Teriak Kai seraya melempar bantal guling ke arah Sasa.
“HAHAHA laporin aja gue nggak takut sama cowok bencong lo, wle!”
“SASAA!!” Ternyata Kai betulan menelpon Reno tak lama Reno mengangkatnya, Kai pun mengadukan semua yang Sasa lakukan padanya dengan lebay. Sepuluh menit kemudian terdengar suara motor yang Sasa kenal. Ya, itu motor milik Reno. Dengan cepat Kai turun dari Kasur dan membuka pintu lalu menyambut Reno.
“SAYANG LIAT NIH JIDAT AKU MERAH!” Kai menunjukkan keningnya yang memang lumayan merah akibat lemparan pulpen yang kencang.
“Utututu tayang mana cini aku tiup. Huh… udah ya, nggak lama cembuh kok.” Ucap Reno menirukan suara anak kecil yang membuat Sasa semakin bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
JugendliteraturPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...