Malam ini Sasa tengah sibuk membuat laporan prakerin di kost nya sendirian karena selepas maghrib tadi ke-empat temannya sudah pulang duluan karena ada berkas-berkas lain yang harus di persiapkan sebagai dokumen pribadi untuk melengkapi persyaratan sidang prakerin. Saat tengah fokus mencari referensi melalui internet dengan ponselnya tiba-tiba muncul notifikasi pemberitahuan bahwa baterai ponselnya akan habis sebentar lagi, dengan cepat Sasa mencharger ponselnya tapi entah kenapa aliran listriknya tidak mau terhubung. Akhirnya Sasa pergi ke luar untuk meminjam charger ke tetangga kost namun sayangnya tidak ada yang cocok. Setelah mengabari para sahabatnya untuk dimintai pertolongan teryata tidak ada yang bisa membantu karena memang sama-sama sedang sibuk mengerjakan laporan prakerin. Dengan terpaksa Sasa memutuskan untuk meminta bantuan pada Praz dengan mengirim pesan via whatsapp.
|”Tukang jual charger dimana?”
Beberapa menit kemudian Praz pun membalas.|”Konter, kenapa?”
|”Charger gue rusak, hp gue sebentar lagi mati.”
|”Mau beli?”
|”Mau.”
|”Subkot banyak, kalau mau itu juga.”
|”Tapi gue nggak bisa kesana sendirian, udah malem.”
|”Aku ada kalo kamu mau di anter.”
|”Mau emang?”
|”Tunggu di BRI.”
|”Sekarang?”
|”Kan butuhnya sekarang kata kamu.”
|”Oke gue siap-siap dulu, kalau udah di BRI lo kabarin ya.”
Setelah mengirim pesan tersebut, Sasa langsung mengganti pakaiannya dan bergegas pergi ke depan bank BRI untuk menunggu Praz, tak lama Praz datang dengan motor hitamnya.
“Ayo!” Ajak nya.
Sasa pun mengangguk dan segera naik ke motor Praz.
“Ibu kost nggak marah?” Tanya Praz sesaat setelah motor melaju.
“Gue udah izin kok. Lagian Cuma mau beli charger aja.” Jawab Sasa singkat.
Selama di perjalan banyak sekali hal yang di obrolkan terlebih Sasa yang selalu bertanya tentang apapun yang ia lihat di jalanan.
“Praz kenapa lampu jalan di belokan ini mati?” Tanya Sasa saat melewati pertigaan dan melihat lampu jalan yang padam.
“Karena nnggak hidup.” Jawab Praz asal.
“Ya.. bener sih. Tapi kan serem ya, liat tuh gelap banget udah kaya film horor.” Ucap Sasa sambil menunjuk ke arah lahan perkebunan yang kosong.
“Yaudah nih!” Balas Praz seraya menambah laju lebih cepat.
Sasa terkejut bukan main dengan tindakan Praz yang mendadak, membuat tubuh Sasa sedikit terhuyung ke belakang.
“PRAZ JANGAN NGEBUUTT! GUE MASIH MAU HIDUP! BENTAR LAGI GUA MAU SIDANG PRAKERIIIINNNN!!!” Teriak Sasa sambil memukul pundak Praz berkali-kali. Laju motor memelan seketika diiringi kekehan ringan dari Praz.
“Masih jauh emang?” Tanya Sasa.
“Nggak kok, sebentar lagi.”
Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya keduanya pun sampai di konter yang Praz maksud. Sasa segera turun dan melepaskan helm yang ia pakai lalu memberikannya pada Praz.
“Gila ya lo! Untung jantung gue masih aman, kalau nggak beuh.. Lo bakal gue gentayangin seumur hidup, Praz.” Sasa mendumel tak karuan karena masih merasa sedikit ketakutan akibat ulah mendadak Praz di motor tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
Teen FictionPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...