Semenjak Praz mengirim pesan lewat email dan bertukar whatsapp, hubungan keduanya pun mulai terlihat dekat. Seperti hari ini, secara tiba-tiba Praz mengajak Sasa untuk pergi ke studio music bersama Reno dan teman-temannya yang lain. Karena dirasa bosan di rumah, akhirnya Sasa menerima ajakan tersebut. Jarak rumahnya dengan Praz memang cukup jauh, jadi Sasa harus menunggu setengah jam lamanya. Setelah sampai mereka pun langsung pergi ke studio music bersama-sama.
Selama di perjalanan Praz lumayan banyak bertanya tentang Sasa, tapi karena Sasa tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Praz tanyakan Sasa hanya menjawab dengan dehaman saja.
Setelah sampai di studio music, mereka langsung menyewa studio selama dua jam. Di studio mereka bernyanyi, bercanda gurau sampai saatnya dimana Praz menyanyikan lagu Tolong-Budi Doremi seraya menunjukkan tatapan dalam pada Sasa. Berbeda, jelas berbeda. Rasanya seperti menemukan sesuatu yang lain dari Praz, Sasa seperti merasakan getaran yang berbeda dari tatapan itu.
Karena waktu semakin petang, langit pun semakin gelap, mereka memutuskan untuk pulang. Tidak disangka Praz mengendarai motor seperti orang kesetanan sedangkan Sasa berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takutnya.
“Sa, maaf ya tadi ngebut bawanya. Takut kamu kehujanan”. Setelah mengucapkan hal tersebut Praz kembali pulang ke rumah nya setelah berpamitan pada Sasa.
Satu hal yang bisa Sasa simpulkan, ia merasa senang ketika bersama Praz, ia melihat ketulusan dalam diri Praz. Seulas senyum tipis terukir di bibir Sasa.
Pada malam hari nya Sasa dan Praz bertukar kabar via whatsapp. Mereka berbincang tentang hari ini, mengapa hujan turun dan lainnya. Suasana malam hari pun terasa lebih berwarna ketika Praz hadir dalam hidup Sasa. Ya, tidak lagi kosong. Tapi jika di telusuri lebih dalam perasaannya terhadap Praz tidak sedalam rasa yang Sasa miliki kepada Aldo. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengakiri obrolan. Sepertinya Sasa akan tidur nyenyak malam ini karena Praz.
***
Hari ke hari kedekatan Praz dan Sasa semakin dekat. Mereka menjadi lebih sering mengobrol tentang keseharian masing-masing walaupun tidak pernah bertegur sapa di sekolah. Sasa tidak ingin kedekatannya dengan orang lain diketahui oleh banyak orang karena hal itu cukup mengganggu kenyamanannya.
Kali ini Sasa tengah asik membalas pesan dari Aldo dan juga Praz, entah apa yang ada dipikiran Sasa kala itu. Ketika larut dalam obrolan dengan keduanya Sasa mengalihkan layar chattingnya menuju layar status, namun saat melihat status whatsapp yang kakak kelas jurusannya unggah membuat Sasa terkejut. Rupanya unggahan status itu berisi room chat dengan Aldo yang sedang bertukar gombal. Hal tersebut membuat Sasa sedih, karena Sasa mengira bahwa sikap manis dari Aldo hanya ditujukan untuknya berbeda dengan apa yang Sasa lihat sekarang.
Setelah diam beberapa saat, Sasa memutuskan untuk tidur. Keesokan harinya Sasa pergi ke sekolah menggunakan angkot, ternyata kali ini Aldo tidak satu angkot dengannya. Hal tersebut membuat Sasa semakin bertanya-tanya.Ketika sudah sampai di dalam kelas, Sasa hanya diam menatap novel tanpa membacanya. Cika yang menyadari perubahan sikap Sasa pun langsung datang menghampirinya.
“Kenapa Sa?” Tanya Cika heran sembari duduk di samping Sasa.
“Gue sedih cik.” Jawab Sasa seraya menunduk.
“Loh? Kenapa? Bukannya kemarin Praz nembak lo? Kalian putus?” Tanya Cika beruntun.
“Ish bukan itu! Lagian gue sama Praz nggak jadian.” Jawab Sasa kesal.
“Nih lo liat!.” Tambah Sasa sambil menunjukkan bukti screenshot yang ia lihat semalam perihal Aldo.
“Wtf! Ini kakak kelas jurusan kita kan? Kok kak Aldo gitu sih?! Gue nggak nyangka banget!” Kesal Cika setelah melihat apa yang Sasa tunjukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
أدب المراهقينPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...