Hari-hari pun berlalu, berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari panitia dan Marcel, hari ini adalah hari pertama seleksi event duta bela negara via online, peserta diminta untuk bergabung via zoom meeting. Tapi ternyata tiba-tiba Marcel berhalangan mengikuti seleksi karena dimintai kesiswaan untuk berlatih upacara pelantikan yang akan dilaksanakan besok lusa.
“Temen lo nggak ada yang bisa gantiin gue dulu gitu buat sementara?” Tanya Marcel resah.
“Nggak ada, temen-temen gue lagi pada sibuk ngerjain kerjaan. Lagian lo kenapa mendadak banget sih.” Jawab Sasa kesal.
“Yang lain? Temen deket lo di jurusan lain?” Tanya nya lagi.
Seketika nama Praz terlintas di kepala Sasa.
“Oh ada anak Teknik sepeda motor, tapi emang nya dia mau?”
“Siapa? Nanti gue yang bilang.” Tanya Marcel lagi.
“Praz Abraham. Dia anak Teknik sepeda motor, kelasnya di ruang teori 12.” Jawab Sasa dengan jelas.
Setelah beberapa saat menunggu teman Marcel memanggil Praz, ia pun datang bersama Praz dengan wajah datarnya.
“Kenapa?” Tanya Praz ketika sudah berada diantara Sasa dan Marcel.
“Cel jelasin.” Bisik Sasa pada Marcel.
“Lo bener Praz Abraham?” Tanya Marcel pada Praz.
Praz hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
“Oke. Hari ini gue ada seleksi event duta bela negara sama Clarisa buat ngewakilin sekolah. Tapi gue berhalangan hadir karena harus nyiapin acara buat pelantikan. Lo mau kan gantiin gue dulu? Acara nya zoom kok. Gimana?” Jelas Marcel.
“Oke. Jam berapa?” Tanya Praz pada Marcel.
“Jam 9 pas. Nanti lo ngobrol sama Clarisa aja gimana juknis nya.” jawab Marcel.
“Yaudah. Gue ke kelas dulu kalau gitu nanti jam 9 gue kesini.” Ucap Praz seraya meninggalkan Sasa, Marcel dan temannya.
Setelah dirasa selesai, Sasa masuk ke dalam ruang prakerin untuk mempersiapkan semuanya. Sampai akhirnya Praz sudah berada di depan pintu ruang prakerin.
Tok..tok..tok *Praz mengetuk pintu.
Dengan gusar Sasa bergegas membuka pintu dan menemui Praz.
“Oke Clarisa you can do it! Anggap aja Praz pangeran kodok haha.” Ucapnya dalam hati berusaha menenangkan perasaannya sendiri.
“Masuk Praz.” Ucap Sasa mempersilahkan Praz untuk masuk ke dalam ruangan. Kebetulan di ruang prakerin hanya ada Praz dan Sasa karena teman-temannya sedang mengerjakan tugas prakerin di ruang kurikulum. Alhasil suasana pun terasa tak karuan. Mungkin Praz merasakan hal yang sama sampai akhirnya ia membuka obrolan terlebih dahulu.
“Sa, ini juknis nya gimana?” Tanya Praz.
“Eum.. Cuma aktif bertanya aja sih, terus yang paling banyak bertanya itu yang lolos.” Jelas Sasa berusaha tenang.
Praz hanya manganggukan kepalanya menandakan bahwa ia mengerti penjelasan Sasa.
“Aku ada olimpiade online mapel ppkn jam 12.” Ujar Praz tiba-tiba setelah beberapa saat hening.
“Terus gimana?” Tanya Sasa seraya menatap Praz.
“Ya kalau sempat aku ikut.” Jawabnya singkat.
“Baiklah.”
Suasana kembali hening membuat Sasa merasa canggung karena tidak ada obrolan apapun. Keduanya hanya mendengarkan pembukaan acara dari layar ponsel mereka masing-masing. Sampai akhirnya suara Praz kembali membuka obrolan memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
Novela JuvenilPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...