“Harus jujur loh, jangan ada yang di sembunyiin.” Ujar Aldo.
“Iya kak.” Jawab Sasa singkat.
“Terus?” Tanya Aldo penasaran menatap Sasa lekat.
“Ya gitu, jadi..” Ucap Sasa menggantung. “Hm?” Aldo mendelik ke arah Sasa.
“Jadi, dulu kan aku pernah suka sama kak Aldo. Ya mungkin karena kakak baik sama aku. Dulu kita suka main tebak-tebakan atau gombal-gombalan random gitu kan, nah terus aku liat status whatsapp kakak kelas aku kayak lagi chattan gitu sama kakak, topiknya juga sama seperti apa yang pernah kita obrolin. Setelah itu kita lost contact karena kakak bilang ada problem dan ganti nomor telepon juga. Dulu kan bisa di bilang kita deket, kebetulan saat itu sahabatku bilang kalau temennya dia suka sama aku. Udah gitu seakan-akan aku suka sama dua cowok di waktu bersamaan. Akhirnya aku pilih temennya sahabat aku karena menurut aku saat itu baik nya Kak Aldo bukan ditujukan untuk aku seorang.” Jelas Sasa Panjang lebar.
“Terus sekarang giliran aku udah ada pacar, kak Aldo balik lagi, jadi baik lagi.” Tambah Sasa seraya menatap Aldo tak enak. Mendengar penjelasan Sasa, Aldo menghela nafas panjang.
“Kamu tau nggak? Topik yang sering kakak pake chattan sama kamu tuh kakak suka share ke temen-temen yang lain. Jadi kayak nanya ini tuh cocok nggak kalau di pake buat chattan sama kamu. Kenapa kakak lost contact, ya karena kakak liat kamu foto bareng cowok kamu. Kakak sempet mikir “Kok tega banget nggak bilang kalau deket juga sama orang lain. Jadi kakak Cuma pelampiasan aja gitu, terus kakak di anggap apa?” Ya kakak juga ngehargain cowok kamu, kalau kakak sering chattan sama kamu terus dia tau, pasti dia marah.” Balas Aldo dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Bukan balik lagi, lebih tepatnya nungguin. Kalau di sebutnya balik lagi berarti pernah pergi. Tapi nggak apa-apa sih mungkin dia lebih beruntung dari pada kakak, makasih udah ngasih tau.” Tambah nya lagi.
“Aku nggak tau kak.” Sahut Sasa.
“Iya nggak apa-apa. Tapi kenapa kamu nggak nolak aja sewaktu kakak ajak ke GJ?” Tanya Aldo. Pada saat itu Sasa memang pernah pergi bersama Aldo ke salah satu kedai kopi untuk membantu Aldo dalam belajar materi persiapan ujian.
“Karena aku mau bantu kakak.” Jawab Sasa singkat.
“Kenapa nggak dari dulu kamu bilang ini semua ke kakak? Kalau bilang dari dulu mungkin sakitnya cuma sekali nggak berkali-kali kaya sekarang.” Ucap Aldo, sepertinya ia masih terbawa perasaan atas penjelasan Sasa.
“Emangnya dulu Kak Aldo suka aku? Kakak nggak bilang kan? Aku nggak mau ke pd-an sama sikap kak Aldo ke aku, makanya aku nggak bilang.” Jawab Sasa memelan.
“Nggak bilang juga harus nya kamu tau. Yaudah iya maaf, kakak salah nggak bilang. Maklum kakak kan cowok.” Timpal kak Aldo.
“Iya kak.” Setelah beberapa saat terdiam, tiba-tiba Aldo kembali membuka suaranya.
“Kakak jahat atau baik?.” Tanya nya.
“Kadang baik kadang jahat.” Jawab Sasa singkat.
“Kamu salah paham.” Balas Aldo.
“Coba jelasin.” Pinta Sasa.
“Intinya kakak berbagi topik sama temen. Kakak chattan sama temen kakak, dia udah punya doi tapi orangnya dingin, cuek terus minta bantuan ke kakak. Kakak nggak tau kalau dia screenshot chattingan itu terus dijadiin sw dan kamu liat. Kakak kelas jurusan kamu kan? Masih kurang jelas?” Jelas Aldo.
“Iya kak jelas, terus apa?” Tanya Sasa lagi.
“Kalau masih belum jelas mau tau dari orang nya langsung?”
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAZ-SA (SEGERA TERBIT)
Teen FictionPerasaan memang selalu menjadi hal yang sulit di tebak oleh siapapun. Mencintai sebuah trauma? Entah lah, ini bisa dibilang cinta atau bukan. Sasa tidak pernah mengerti tentang perasaannya, selalu mencoba untuk melepaskan orang-orang yang pernah men...