Sekarang mereka berdua berada di rumah kedua orangtuanya aditya. Sekarang juga dira tau supaya Aditya suaminya tidak cuek dan dingin lagi terhadap, ia harus terus bersama aditya dan tentunya sedikit godaan.
Seperti sekarang ini mereka berada di kamar Aditya padahal niatnya Kesini mau mengobrol bersama, tapi malah mereka asyik di kamar. Dira menatap aditya yang asyik dengan laptop sambil mengelus perutnya. "Jadi dosen pusing enggak?" Tanya dira.
"Pusing, apalagi saya harus membagi waktu antara ngajar, kerja di kantor" jawab aditya matanya masih fokus menatap laptop.
Dira mengangguk paham. "Nilai tertinggi di kelas aku siapa?" Tanya dira penasaran, semoga saja dirinya yang mendapatkan nilai tertinggi.
Aditya menutup laptopnya. "Tidak tau. Kamu harus belajar lebih giat lagi sebentar lagi kamu lulus kuliah" ucap aditya.
Dira mengangguk. "Aku boleh kerj---"
"Enggak. Kamu tidak boleh kerja kamu diem di rumah urus anak-anak kita urus aku, udah itu doang" potong aditya.
Dira tersenyum manis. "Oke. Tapi kamu jangan cuek-cuek dong, nanti aku enggak betah di rumah kalau kamu cuek" ucap dira.
Aditya mendorong dira ke kasur meninidhi tubuh dira. "Mau aku tidak cuek lagi sama kamu, hmm?" Tanya aditya yang langsung dira angguki cepat. Aditya mengelus pipi dira lembut. "Buat aku senang di ranjang setiap hari, sayang" bisik aditya.
Dira melotot. "Gila!----"
"Saya tidak suka ucapan kamu kasar" potong aditya.
Dira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf. Minggir aku mau turun kebawah" usir dira mendorong tubuh suaminya.
Aditya menggeleng. "Tidak. Aku mau bersenang-senang sama istri saya sendiri" kata aditya mengelus bibir dira lembut.
Dira memutar bola matanya malas. "Kita kesini mau main, bukan mau mesra-mesraan begini" ucap dira.
"Terserah saya dong. Tubuh kamu itu milik saya jadi saya berhak menyentuh kamu kapanpun saya mau" sahut aditya langsung mencium bibir dira lembut. Dira yang mendapat buaian lembut aditya mulai hanyut dalam permainan suaminya. "Kita tidak bisa melakukannya lebih, sayang" tahan aditya saat dira hendak melepaskan pakaiannya.
Dira melotot sempurna. "Ish. Kamu yang mulai duluan sampai aku---"
"Aku apa, hm?" Tanya aditya tersenyum miring.
Dira gelagapan ia menggeleng cepat. "Nyebelin. Ah, minggir" kesal dira.
"Ko marah sih?" Tanya aditya menahan senyum.
"Bodoamat. Kamu duluan yang mancing tapi kamu duluan yang menyudahi" kesal dira mendorong paksa aditya kesamping. "Dasar pria tidak peka" sinis dira keluar kamar membanting pintu kamar.
"Hahah. Dasar bumil mesum" teriak Aditya.
Dira duduk bersama mertuanya dan adik iparnya. Menyenderkan kepalanya di pundak ibu mertuanya. "Dira kesal sama mas adit" cicit dira.
"Lho kenapa? Dia bikin ulah lagi?" Tanya pati mengelus punggung tangan dira.
"Ih malu banget kalau jujur" batin dira.
Aditya menghampiri istrinya. "Jawab dong, masa.diam aja mamah nanya tuh. Apa mau saya bantu jawab, hmm?" Tanya aditya tersenyum miring
Dira mendengus kesal. "Awas kamu, mas. Kamu enggak boleh tidur di kamar" ancam dira.
***
Aditya fokus dengan laptop dipangkuan nya sedangkan dira sedari tadi merengek minta dipeluk namun sang suami tidak peka. "Apa Sayang?" Tanya aditya. Matanya tidak lepas dari layar laptop.

KAMU SEDANG MEMBACA
my cold husband
JugendliteraturSemenjak dira keguguran adiya putra berubah sikapnya menjadi dingin, cuek. Terkadang sikap Aditya membuat dira merasa kesepian padahal ia sedang bersama suaminya. Aditya putra CEO sekaligus dosen di kampus dira, sikapnya membuat dira tidak betah ber...