9. kedatangan Aditya

909 16 3
                                    

Dira sedang berleha-leha di ruang tengah sambil menonton acara siaran langsung televisi. Lihat saja kelakuan dira saat ini, makan sambil tiduran, kakinya ia angkat ke sofa. Sangat tidak mencerminkan wanita anggun.

Bahkan mamah dan papahnya saja heran kenapa anaknya bisa seperti ini. Padahal mereka sebelum membuat dira, mereka baca doa dulu.

Hari weekend ia habisnya dirumah, bahkan ia tidak menyentuh ponselnya sendiri. "Perselingkuhan mulu, gedeg gue" dumel dira.

"Dir, lo, enggak mau balikan sama adit?' tanya Muklis tiba-tiba.

Dira menatap abangnya datar "ini alasan dira malas keluar kamar, atau kumpul-kumpul gini, selalu ditanya kaya gitu, kalian enggak pernah ngerasain jadi aku, kalian enggak pernah rasanya diposisi aku, kalian enggak tau kelakuan adit. Dia itu egois, cuek, enggak perhatian, masabodo, aku dirumah sama dia berasa sendirian, enggak ada tuh ngobrol atau becanda, yang ada keheningan" marah dira.

"Tap---"

"Udah, jangan diterusin" tahan runi.

Tingg..tonggg..

Mereka semua mengalihkan pandangannya ke sumber suara "ada tamu" ucap runi. Ia beranjak dari sana, menunju pintu utama yang terus berbunyi. "Sebe----adit" kaget runi. Melihat menantunya didepan pintu, dengan kondisi yang tidak baik-baik saja.

"M-mah" lirih Aditya. Air matanya mengalir deras.

"M-mau a-apa k-kamu kesini?' tanya runi.

Aditya bersujud di kaki mertuanya. "Mah, Adit mohon, adit mau ketemu dira, adit enggak Mau pisah sama dira" mohon aditya.

Runi membantu menantunya bangun "mamah enggak bisa bantu kamu, dit, semua keputusan ada di tangan dira, kamu bic---"

"Mau ngapain anda kesini?" Tanya Dira menatap dingin Aditya.

Aditya langsung menoleh ia menatap kaget dira. "S-sayang, ak---"

"JANGAN PANGGIL AKU SAYANG, AKU ENGGAK SUDI, DAN ENGGAK AKAN PERCAYA SAMA KATA-KATA KAMU" bentak dira.

"Tolong maafkan aku, dir, aku janji akan berubah, demi kamu" Aditya sujud di kaki dira. "Beri aku kesempatan, aku mohon. Hiks" isak Aditya.

"Adit" panggil pati menghampiri anaknya "mamah cari-cari kamu, ternyata kamu ada disini, nak" khawatir runi.

Aditya mendongak "mah, bantu aku kembali sama dira, aku cinta dira mah, aku mohon"

Runi menatap menantunya yang sebentar lagi akan menjadi mantan menantu. "Nak, tolong beri kesempatan untuk Aditya" mohon runi.

Dira menggeleng lemah "enggak bisa, mah, aku udah terlanjur sakit hati sama dia" dira menunjuk Aditya.

Aditya mengangguk ia bangun menatap dira. "Kalau kamu enggak mau maafin aku, dan kembali sama aku lagi. Aku bakal....minum racun ini" Aditya merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah obat.

Semua keluarga yang melihat itu sontak melotot kaget. Sedangkan dira ia hanya menatap remeh Aditya, ia tau Aditya hanya berpura-pura. "Silahkan, aku enggak peduli, mau kamu minum obat itu, atau kamu matipun aku enggak peduli....aku muak sama kamu" ucap dira.

Aditya mengangguk "baiklah kalau begitu aku minum" ucap Aditya.

"Jangan, adit, mamah enggak mau kamu kenapa-kenapa, mamah sayang sama kamu, nak, hiks" isak tania.

Dira hanya diam. "Enggak usah drama. Dua minggu lagi persidangan kita di lanjutkan" ujar dira.

"AKU ENGGAK MAU DIRA. AKU CINTA SAMA KAMU, HIKS, TOLONG MAAFKAN AKU"

"KAMU JANGAN EGOIS, KAK, KAMU YANG BUAT AKU GINI" bentak dira.

"Aku beneran minum obat ini" ucap Aditya.

Faisal yang melihat itu khawatir "nak, maafkan saja adit, papah enggak mau dia kenapa-kenapa, dia orang baik" ucap Faisal..

Dira menoleh "jangan percaya sama dia......kak adit" kaget dira saat Aditya mengeluarkan pisau di saku celana. Menggoreskan di pergelangan tangannya.

Aditya meringis sakit "aku bakal bunuh diri aku didepan kamu, setelah aku mati kamu boleh ceraikan aku" ujarnya terus menggores di pergelangan tangannya, darah segar mengalir, menetes di lantai.

"ADITYA JANGAN GILA" bentak Irwan.

"Kak adit. kakak bisa mati" ucap tuti. Adik perempuan Aditya.

"HIKS, ADIT MAMAH MOHON STOP" Pati sujud di kaki dira, menangis sejadi-jadinya, ia akui kalau anaknya keterlaluan. "Dira, mamah mohon sama kamu nak, maafkan adit, kembali sama adit mamah enggak mau kehilangan adit. Mamah mohon" isak pati menggenggam kaki dira.

Dira kaget dan tidak pantas, ia mengacak rambutnya kesal, bingung, marah, dengan sikap Aditya. "Arghhhh, kenapa jadi gini sih" teriak dira.

"Dira, maafkan Adit, papah mohon" ucap Irwan.

Dira menatap Aditya yang terus mengetes pisau ke pergelangan tangannya. "Stop! Jangan lakukan itu lagi" ujar dira sambil membantu mertuanya bangun. "Jangan gila. Kau menyakiti kedua orangtuamu, dan kau membuat masalah semakin besar" kesal dira.

Aditya mendongak menatap dira "kamu maafkan saya?" Tanya Aditya lirih.

Dira menatap kedua orangtuanya, dan mertuanya yang mengangguk. "I-iya, tapi jangan salahkan aku kalau sikap aku enggak seperti dulu lagi" lirih dira menunduk.

Aditya langsung memeluk dira "makasih, aku janji enggak akan kecewakan kamu lagi" ujar Aditya memeluk erat dira.

Dira tidak membalas pelukan Aditya. "Lepas, obati luka kamu" suruh dira. Langsung masuk kamar.

****

my cold husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang