12. hamil

788 6 0
                                    

Pagi-pagi sekali dira mual-mual di kamar mandi, tubuhnya lemas, kepalanya pusing, dan masih banyak lagi, padahal hari ini ada kuis ia harus masuk kampus, bisa-bisa nilainya berkurang.

Dira mandi asal-asalan ia langsung memakai pakaiannya, setelah itu ia langsung ke dapur menghampiri suaminya yang sedang masak nasi goreng, masakan adi tidak pernah gagal di lidah dira.

Dira memeluk adirya dari belakang, membuat sang empu terlonjat kaget.
"Morning, sayang" sapa dira.

"Morning juga, perutnya masih mual?" Tanya aditya membalikkan tubuh dira menghadapnya.

Dira mengangguk, ia duduk di kursi makan, menatap suaminya yang mondar-mandir menyiapkan sarapan untuk mereka, rasa bersalah semakin menjadi-jadi ia harusnya tidak selingkuh dari aditya, suaminya, ia harusnya menerima apapun kekurangan dan kelebihan suaminya.

"Sarapan, ngelamun mulu" tegur aditya menyendok nasi untuk istrinya.

Dira tersenyum manis. "Makasih suamiku" kata dira sambil mencium pipi aditya, membuat sang empu terkekeh kecil.

Mereka langsung sarapan bersama, tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua hanya ada suara dentingan sendok, dira terus menatap aditya yang fokus dengan makanannya.

Setelah selesai mereka langsung berangkat ke kampus bersama, sebenarnya aditya melarang istrinya untuk tidak berangkat kuliah, tapi dira menolak mentah-mentah ia tidak mau ketinggalan pelajaran, walaupun ia sering bolos.!

Dira langsung keluar dari mobil setelah berpamitan dengan suaminya, ia berjalan pelan menuju kelasnya, perutnya semakin mual kalau saja tidak ada kuis dan mendapat poin mungkin ia tidak akan masuk, lebih memilih untuk tidur di kamar.

Dira duduk di kursinya, menyembunyikan wajahnya di atas meja, menutupnya dengan tasnya, ini masih terlalu pagi, hanya ada dirinya di kelas. Kantuk yang semalam semakin menjadi-jadi, gara-gara suaminya.

"Pagi" sapa seseorang duduk di depan kursi dira.

Dira tidak menyahut ia hanya diam, bahkan ia tidak kenal siapa suara itu yang ada dipikirannya kenapa ia belum menstruasi bulan ini, ia sudah telat dua Minggu ia curiga kalau dirinya sedang hamil.

"Dira, kamu tidur?" Tangannya lagi.

DEG

Dira langsung mendongak ia menatap kaget wildan yang tersenyum manis menatapnya, dira memalingkan wajahnya ke sembarang arah enggan menatap wildan. "Mau apa ke sini?" Tanya dira dingin.

Wildan meraih tangan dira yang langsung dira tepis, wildan menarik nafasnya panjang. "Aku minta maaf atas kejadian di cafe waktu itu, aku cuma mau kamu buktikan kalau kamu benar cinta aku, hanya itu yang aku mau" ungkap wildan.

Dira menatap mimik wajah wildan. "Aku akan kasih tahu sebenarnya, aku sudah menikah" kata dira lirih.

Deg.

Wildan terkekeh hambar. "Aku sudah tahu itu, dir, aku tidak butuh status kamu yang aku butuhkan kamu selalu ada di samping aku"

Dira melotot syok, ia menatap Wildan dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "K-kak w-wildan tahu dari siapa?" Tanya dira.

"Sendiri. Jangan bahas soal itu, aku mau kamu kembali sama aku, dir, aku mohon"

Dira menggeleng pelan. "A-aku tidak bisa, kak, aku tidak ingin selingkuh dari kak adit, dia memang cuek dan dingin, tapi dia perhatian sama aku" tolak dira halus.

Wildan menggenggam tangan dira erta. "Enggak bisa. Kamu---"

"Kak, aku mohon jangan seperti ini, lupain aku, ya, kita p-putus" mohon dira.

Wildan menggeleng cepat. "Aku tidak mau" setelah mengatakan itu ia langsung keluar kelas dengan perasaan hancur, dira bisa merasakan wildan kecewa dengan dirinya, tapi ia tidak ingin selingkuh dari aditya, ia bisa melihat betapa khawatirnya aditya saat dirinya muntah-muntah tadi malam.

***

Aditiya membawa istrinya ke rumah sakit, dan ternyata istrinya dengan mengandung buah hatinya, tentu saja aditya bahagia akhirnya dira hamil lagi, begitupun dira ia tentu sangat bahagia walaupun sedikit ada rasa takut di dirinya.

Setelah selesai periksa mereka langsung pulang ke rumah dengan perasaan bahagia, sesampainya di rumah mereka langsung duduk di sofa ruang tengah. Aditya terus mengusap perut rata dira dengan perasaan bahagia.

"Di jaga baik-baik, pokonya kamu jangan berkerja yang berat-berat, kamu harus banyak istirahat" posesif aditya.

Dira mengangguk pelan. "Hm. Kamu yang bikin aku capek terus" sindir dira.

Aditya terkekeh kecil. "Yaudah maaf, lain kali enggak deh, aku tahan itupun kalau aku tidak khilaf hehe" kekeh aditya.

Dira duduk di pangkuan aditya menyenderkan kepalanya di dada aditya. "Kalau aku ngidam, dan rewel kamu jangan marah-marah, ya, soalnya aku sensitif banget kalau lagi hamil gini, aku juga manja kaya gini maunya nempel terus sama kamu" lirih dira sambil memainkan kancing baju aditya.

Aditya mengangguk. "Sebisa mungkin aku ngertiin, tapi kamu jangan bikin aku kesal terus, aku capek marahan dama kamu terus"

Dira mengangguk pelan. "Hm. Aku marah gara-gara kamu nyebelin kamu lebih peduli sama kerjaan kamu ketimbang istrinya sendiri" kesal dira mencubit dada aditya.

"Aku kerja buat kamu, buat kita semua, aku tidak mau kamu kekurangan uang, kamu tanggung jawab aku bukan lagi papah"

Dira mendongak menatap wajah aditya. "Kamu ada niatan buat selingkuh dari aku tidak?" Tanya dora tiba-tiba membuat aditya keheranan.

"Maksudnya?, Kamu nuduh aku selingkuh?" Curiga aditya.

Dira menggeleng cepat. "Tidak. Aku cuma tanya doang siapa tahu kamu mau selingkuh, kalau ya, aku mau bunuh kamu sekarang" kata dira santai.

Aditya melotot kaget mendengar ucapan istrinya, ini yang ia tidak suka pertanyaan dira seakan tidak percaya kalau dirinya cinta. "Walaupun aku cuek, dan dingin sama kamu, tapi aku tetap cinta sama kamu, dir, dari awal sampai sekarang cinta aku tidak hilang, malah semakin besar, karena, ada calon anak kita" jelas aditya sedikit kecewa dengan pertanyaan istrinya.

Dira menangkup wajah aditya. "Jangan baper dong, sayang, aku cuma nanya doang aku percaya ko dama kamu, mana mungkin cowok se dingin kamu bisa selingkuh, kalaupun selingkuh palingan cuma tahan dua jam, haha" tawa dira.

Sekarang giliran Aditya yang menatap lekat wajah dira. "Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu ada niatan buat selingkuh?, atau jangan-jangan udah selingkuh" curiga aditya"

Deg.

Dira diam ia menatap wajah aditya yang menatapnya lekat. "E-enggak, a-wku enggak selingkuh, kamu jangan ngaco kalau bicara" gugup dira.

Aditya menatap wajah dira semakin dekat. "Kenapa kamu gugup gitu? Kalau kamu enggak selingkuh, ya, biasa aja" curiga aditya

Dira menatap datar suaminya. "Udah deh jangan ngaco, aku enggak suka kamu nanya gitu, mana mungkin aku selingkuh dari kamu, aku cinta sama kamu walaupun kamu cuek dan dingin, ditambah nyebelin" setelah mengatakan itu ia langsung turun.

***

my cold husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang