8. cerai

1.2K 13 0
                                    

Mereka berdua benar-benar berdebat besar, sampai-sampai Aditya melempar semua barang-barang di kamarnya, meluapkan dihadapan istrinya. Mencengkeram pergelangan tangan dira, menatapnya tajam.

"MAKSUD KAMU APA?, HAH, KAMU MAU SELINGKUH TERANG-TERANGAN DIHADAPAN SAYA?" bentak Aditya.

"Aku hanya membeli martabak telur, enggak lebih" teriak dira.

BRUK.

Aditya kehilangan kendali, ia mendorong dira Sampai terbentur ujung meja kerja kamar. "KAU MAU MENGELAK APA LAGI?, HAH?, SAYA CAPEK SAMA KAMU DIRA, SAYA CAPEK" bentak aditya.

Dira memegang perutnya yang terasa nyeri. "S-sakit" lirih dira mencengkeram perutnya erat. Ia menunduk kebawah saat merasakan basah di kakinya. "D-darah" cicit dira.

"SAYA TIDAK PA---"

"ARGHHHHH, MAMAH SAKIT" teriak dira mencengkeram erat perutnya, merasakan sakit yang luar biasa seperti dulu.

Mendengar teriakkan dira. Sontak Aditya menoleh kaget "d-dira, kamu k-kenapa?" Tanya Aditya menghampiri dira yg terduduk lemas di lantai. Ia melihat kaki dira yang mengeluarkan darah "d-darah" cicit Aditya kaget.

"Hiks, mamah sakit" isak dira. Sebelum kehilangan kesadarannya.

"DIRA" teriak Aditya memeluk tubuh dira yang sudah lemas "dira, bangun, jangan bercanda" panik Aditya, ia membopong tubuh dira. "MAMAH, PAPAH, DIRA PINGSAN" teriak Aditya mengagetkan kedua tangannya.

"Astaga! Dira kenapa, dit?" Panik pati.

"Darah" kaget irwan. "Cepat bawah kerumah sakit" panik irwan.

Diperjalanan Aditya dirundung merasa bersalah, seharunya ia tidak mendorong dira sampai seperti ini. Mereka masuk rumah sakit, menunggu diluar ruangan.

"Kamu benar-benar keterlaluan, dit" marah Irwan. Saat mendengar penjelasan yang anaknya jelaskan, sambil menangis "papah benar-benar kecewa sama kamu, kalau sampai dira dna calon anaknya kenapa-kenapa, kamu akan menyesal" ucap Irwan.

"Hiks, dira mamah mohon kamu bertahan" isak pati.

Ceklek..

Mereka langsung bangun menghampiri dokter "bagaimana kondisi istri, dan calon anak saya dok?" Tanya Aditya.

Dokter menatap Aditya sedih "Alhamdulillah istri bapak tidak kenapa-kenapa, tapi---"

"Tapi apa?" Tanya Aditya tidak sabar.

"Janin ibu dira tidak bisa diselamatkan, benturan di perut dira cukup keras" ucap dokter.

Seketika tubuh Aditya lemas, ia terduduk dilantai, dengan air mata yang mengalir deras. "E-enggak, ini enggak mungkin" ucap Aditya.

"Gara-gara kamu, lihat dira keguguran lagi, ini salah kamu, adit" bentak pita.

Faisal, dan runi datang sampai rumah sakit dengan perasaan khawatir. "Gimana keadaan dira?, Dia baik-baik aja kan?, Dan janinnya?" Tanya faisal dan runi.

"Calon cucu kita tidak bisa diselamatkan" sahut irwan.

Deg.

"Kenapa bisa seperti itu?, Apa yang terjadi?" Tanya runi.

Adit tidak menjawab ia langsung masuk keruangan istrinya. Memeluk tubuh lemas dira, yang masih tidak sadarkan diri. "M-maafkan saya dira, harusnya saya tidak kasar sama kamu" isak Aditya.

Faisal dan runi menatap Aditya dengan tatapan kecewa "papah kecewa sama kamu, dit, papah kira kamu bisa menjaga dira" ucap faisal.

"Maaf pah" lirih Aditya.

Dira membuat kelopak matanya, menatap sekeliling ruangan yang bercat putih. "Aku ada dimana?" Tanya dira menatap sekeliling ruangan.

"Dirumah sakit, sayang kamu enggak papa kan?" Tanya runi.

"Janin aki baik-baik aja kan?" Tanya dira khawatir.

Hening.

Dira menatap wajah mamah dan papahnya "Mah, pah, jawab dira" kesal dira, perasaannya tidak enak.

"K-kamu keguguran" sahut runi.

Deg

Dira menggeleng "enggak, ini enggak mungkin, mamah pasti bohong?" Ucap dira. Air matanya mengalir.

"Mamah serius, nak, kamu yang sabar, ya, mungkin ini bukan rezeki kamu" ucap Runi. Memeluk tubuh anaknya yang bergetar.

"Sabar, ya, sayang" ucap faisal. Menguatkan anaknya.

Tatapan dira tertuju pada Aditya yang berada disampingnya. "GARA-GARA KAMU, SAYA KEGUGURAN, SAYA KEHILANGAN ANAK SAYA KEDUA KALINYA" marah dira.

"S-saya tidak sengaja--"

"STOP!.... ceraikan saya sekarang juga" ucap dira.

Deg.

Aditya menggeleng cepat "saya enggak mau, saya enggak mau cerai sama kamu, saya cinta sama kamu" tolak Aditya.

"Nak, pikirkan baik-baik” ucap pati.

Dira menatap kedua orangtuanya, dan mertuanya. "Mah, pah, dira mohon, dira tidak bisa bersama kak Adit, kita sudah tidak cocok lagi, dira mohon, setuju sama keputusan dira" mohon dira.

Aditya menggenggam tangan dira yang langsung dira tepis "saya enggak mau, saya cinta sama kamu, saya mohon, maafkan saya" mohon Aditya.

"Terlambat, kamu sudah saya kasih kesempatan berkali-kali, tapi kamu malah mengkhianatinya, saya akan urus semuanya" ucap dira beranjak dari tempat tidur.

"DIRA SAYA ENGGAK MAU"

***

Satu bulan kemudian.

Dira benar-benar dengan ucapannya, ia menggugat cerai suaminya, bahkan sudah masuk kedalam persidangan, tapi Aditya tidak datang, ia malah pergi ke luar kota.

Selama satu bulan juga dira absen kuliah, dan sekarang ia baru masuk kuliah, selama satu bulan ini ia banyak berdiam diri di kamarnya, ia sangat terpukul dengan kejadian hal yang membuat ia trauma untuk hamil.

Bahkan untuk bertemu dengan rere saja ia enggan, karena ia tidak ingin orang lain ikut campur urusan rumahtangganya. Dan tentunya ia tidak ingin dibujuk untuk kembali dengan Aditya.

Dira keluar dari mobilnya. Menghampiri Rere yang sedang mengobrol, entah dengan siapa. "Re, asyik banget ngobrolnya" ucap dira. Mengangetkan rere.

"Astaga! DIRA LO UDAH MASUK KULIAH LAGI?" kaget rere, menatap dira.

Dira mengangguk "iya dong. Gue enggak mau larut dalam kesedihan, perjalanan hidup gue masih panjang" ucap dira.

"Cailah! Dalem banget kata-katanya. Gue kangen lo" rere memeluk dira erat. "Sepi enggak ada lo" ucap rere sambil melepaskan pelukannya.

"D-dira." Kaget wildan

Dira menoleh ia tersenyum tipis "kak, wildan?" Lirih dira tidak kalah kagetnya.

Wildan menatap lekat dira "apa kabar?, Gue kangen, lo" ucap wildan. sambil memeluk Erat tubuh dira.

Tubuh dira menegang perlahan tangannya membalas pelukan wildan. "A-aku j-juga" ucap dira gugup.

Wildan melepaskan pelukannya ia menatap dira lekat. "Kemana aja?, Aku cari-cari kamu" tanya wildan.

Dira menggeleng kecil "enggak kemana-mana, lagi malas kuliah aja, jadi menghilang dulu" ucap dira "aku masuk kelas dulu" pamit dira. Ia tidak mau lama-lama bersama wildan, Ia takut perasaannya semakin menjadi-jadi.

my cold husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang