20. pengakuan

1.8K 22 2
                                        

Dira menatap suaminya sinis walaupun mereka sudah tinggal berdua di rumah mereka, tapi tetap saja dira masih kecewa dengan aditya. Menurutnya aditya tidak akan bisa berubah karena aditya pria yang sangat sulit untuk di rubah.

Dira menonton film kartun kesukaannya walaupun ia sudah dewasa dan sebentar lagi punya anak tapi tetap saja dira menyukai film kartun jaman ia masih sekolah SMA.

Aditya menghampiri dira sambil membawa dua cangkir teh manaru di meja. "Minum teh dulu saya sudah buatkan" ucap aditya tersenyum tipis.

Dira melirik teh itu tanpa minat, melirik aditya yang tersenyum tipis. "Enggak usah, aku bisa bikin sendiri" tolak dira.

Aditya yang awalnya tersenyum lebar langsung senyumnya memudar. "Kalau kamu masih benci saya silahkan tapi tolong jangan tolak pemberian saya.....saya buat ini sepenuh hati, tapi tidak papa kalau kamu tidak mau minum biar saya buang saja" ucap aditya berusaha untuk tersenyum.

Dira yang mendengar itu langsung mendongak menatap wajah aditya yang sedih, sedikit kasihan dan ada benarnya juga yang dikatakan aditya dira menahan aditya yang hendak pergi sambil membawa teh yang tadi aditya bawa.

"Sini, aku mau minum" pinta dira merebut gelas itu dan langsung meminumnya. "Terimakasih" ucap dira berusaha tersenyum tipis.

Aditya yang melihat itu tersenyum lebar. "Terimakasih" ucap aditya reflek ia memeluk dan mencium pipi dira membuat dira melotot sempurna. Aditya yang menyadari refleknya ia langsung melepaskan pelukannya menatap dira panik. "M-maaf, s-saya tidak seng----"

Dira langsung beranjak dari duduk masuk kamar, ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur. "Aku keterlaluan enggak sih?" Tanyanya pada diri sendiri.

Cklek.

"Dira maafkan saya" ucap aditya menghampiri istrinya.

Dira hanya diam ia pura-pura tidur entahlah perasaannya campur aduk ia marah namun ia juga senang mungkin ini faktor ibu hamil, dira kembali membuka matanya saat merasakan perutnya di elus. Menatap aditya yang tersenyum sambil mengelus perutnya.

"Biasanya ibu hamil suka perutnya di elus" ucap aditya.

Dira menepis tangan aditya. "Tidak semua, lebih baik Jauh-jauh dari saya" sinis dira tidak bohong kalau dirinya tidak nyaman di elus perutnya.

Aditya menggeleng ia memeluk erat dira. "Kamu pukul saya supaya kamu puas, saya tidak sanggup jauh-jauh sama kamu" lirih aditya menangis dalam diam.

Dira diam beberapa menit merasakan lehernya basah air mata. "Aku memang selingkuh dari kamu mas, aku selingkuh karena aku kesal, marah, kecewa dan kesepian aku selalu bertanya-tanya kenapa kamu begitu cuek sama aku setelah kehilangan calon anak kita. Aku juga ingin merasakan diperhatikan sama suami aku sendiri, aku ingin di manja sama suami aku sendiri apa aku salah?. Sampai akhirnya pria yang tidak aku sangat-sangat datang kedalam kehidupan aku dia memberikan perhatian lebih sama aku, dia welcome sama aku, dia mengingatkan aku makan, istirahat, minum vitamin dan masih banyak lagi. Lama-lama aku juga menyukainya entahlah aku juga tidak tau apa yang aku rasakan saat itu yang jelas aku merasakan kenyamanan dan aku menyukai dia mengingatkan aku. A-aku minta maaf" lirih dira mengungkapkan perasaannya.

Aditya memejamkan matanya menahan sakit hati setelah mendengar ucapan istrinya. "Saya maafkan kamu asalkan jangan diulangi lagi, saya akan berubah menjadi Aditya yang seperti dulu kita mulai dari awal lagi ya" lirih aditya semakin menangis.

Dira membalikkan tubuhnya menghadap aditya. "Aku tidak akan berharap lebih kamu berubah, karena aku sudah cukup lelah mendengar kamu janji terus. Sekarang terserah kamu" ucap dira menghapus air mata aditya lembut.

***

Aditya dan dira sedang di rumah kedua orangtuanya aditya mereka berkumpul akan menghabiskan waktu malam Minggu mereka untuk BBQ sudah lama mereka tidak BBQ.

"Aku mau bubur kacang ijo dong" pinta dira menatap suaminya.

"Bubur kacang ijo?" Tanya aditya.

Dira mengangguk.

"Yaudah saya beli dulu----"

"Enggak mau beli pengennya di buat langsung kamu" potong dira.

Aditya tersenyum tipis. "Yasudah kamu tunggu di sini" ucal aditya langsung berjalan ke dapur.

Dira pamit ke kamar ia merebahkan tubuhnya di kasur padahal kandungannya masih kecil tapi rasanya lelah terus. "Lama banget" kesal dira setelah beberapa menit menunggu pesanannya.

Cklek.

Aditya datang membawa nampan yang berisi bubur kacang ijo. "Ini, saya enggak terlalu bisa masak bubur kacang ijo tapi semoga enak" ucap aditya ragu.

Dira mengangguk ia langsung melahapnya setelah di dinginkan aditya. "Enak enggak terlalu buruk" ucap dira.

"Syukur kalau enak" lega aditya.

"pizza enak kayanya" ucap dira menyudahi makanya.

Aditya menatap dira. "Mau makan pizza?" Tanya Aditya peka.

Dira mengangguk cepat.

"Yasudah saya beli dulu kamu tunggu di sini" ucap aditya langsung keluar kamar memberhentikan langkahnya kembali membuka pintu kamar. "Ada lagi yang mau di beli? Biar Sekalian" tanya aditya.

Dira menggeleng cepat.

Aditya langsung turun kelantai bawah. "Mah, pah, titip dira dulu Adit mau beli pizza buat dira" ucap aditya berpapasan dengan mamah dan papahnya.

"Yaudah hati-hati" ucap mereka.

Aditya menuju restoran yang dekat rumahnya, ia turun dari mobil berjalan masuk kedalam matanya tidak sengaja melihat wildan yang sedang membayar makanan. "Wildan" panggil aditya menarik wildan menjauh dari sana membuat sang empu kaget.

"Eh apaan sih tarik-tarik" kesal wildan menepis tangan aditya kasar.

"Kamu enggak usah deketin istri saya lagi, kamu jangan telpon ataupun chat istri saya lagi" ucap aditya tegas.

Wildan terkekeh kecil. "Sudah tau kalau saya dekat sama dira? Baguslah kalau tau saya tidak perlu ngumpet-ngumpet buat dekat sama dira" sahut wildan santai.

Rahang aditya mengeras otot-otot ditangannya menonjol. "Kamu itu mahasiswa saya kenapa kamu lancang seperti ini? Tidak tau diri banget kamu, saya bicara baik-baik dan saya memaafkan kesalahan kalian berdua----"

"Pak aditya yang terhormat ini diluar kampus bapak bukan dosen saya, kalau di kampus baru bapak dosen saya. Perselingkuhan saya sama dira tidak sepenuhnya salah saya maupun dira ini salah pak aditya sendiri kenapa menelantarkan istrinya yang lagi hamil, lebih parahnya lagi cuek dan mengusir" potong Wildan.

Aditya mencengkeram kerah baju wildan. "Saya tidak menelantarkan istri saya, lebih baik kamu jauh-jauh jangan dekati istri saya karena dia sudah kembali kepelukan saya. Paham? Dan satu lagi dira lagi hamil anak saya" Tegas aditya.

Wildan mendorong aditya sampai cengkraman terlepas. "Saya tidak peduli dira hamil anak pak adit, maupun anak orang lain saya akan menerimanya apa adanya. Karena saya tulus mencintai dira" ucap wildan langsung keluar restoran.

"Saya akan menjauhkan kamu dari dira" gumam aditya marah.

***

Udah lama aku enggak upp di sini, aku kebanyakan upp di cerita lain kalain bisa baca. Aku juga akan sering-sering upp di sini 😂🙏

my cold husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang