18 ~~Rhea~~

17 1 0
                                    

Assalamualaikum, halo semuanya 👋🏻

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan vote dan komen, ya sengkuh 💗

Happy reading!

~~~

Satu Minggu sudah para anak SMA Bhintarajaya melakukan ujian. Begitu juga penerimaan raport yang sudah diberikan dua hari yang lalu. Dan kini anak SMA Bhintarajaya mulai aktif kembali dalam pelajaran.

Zahra menatap bangku kosong di sebelahnya dengan perasaan khawatir dan sedih. Dua hari sudah Rhea tidak masuk seusai penerimaan raport. Zahra mengembuskan nafasnya lelah.

"Rhea Xynerva?" ujar guru yang sedang melakukan absen pada murid-muridnya.

"Tidak masuk Bu!" jawab Anggasta lantang.

"Ada yang tau kenapa Rhea tidak masuk? Ini sudah dua hari dia tidak masuk," kata guru itu menatap seluruh kelas.

"Tidak, Bu." Kini Zahra menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh guru matematika.

"Baiklah, silahkan buka buku halaman xxx!" pinta guru itu dan segera dilaksanakan oleh para siswa di kelas itu.

"Lo kemana sih Rhe? Gue cariin di rumah nggak ada, lo dimana?" batin Zahra menatap bangku kosong dengan helaan nafas yang terdengar cukup keras.

Anggasta menoleh kebelakang. "Lo gapapa Ra?" tanyanya.

Zahra menengadahkan kepalanya menatap bola mata Anggasta. Ia menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Melamun dikelas kerap menjadi kebiasaan Zahra kala Rhea tidak ada, pasalnya kesepian tak ada yang bisa di ajak bercanda. Helaan nafas terdengar. Bosan. Tangan kirinya tertumpu pada dagunya menatap guru yang sedang menjelaskan di depan.

Bolpoin terus diputar-putar di jari jemari tangan. Zahra lebih baik bolos dari pada bosan melanda dirinya. Pelajaran tidak masuk yang ada hanya dapat hikmahnya doang.

Zahra menengok kebelakang mendekatkan wajahnya ke wajah Anggasta. "Agas bolos yok!" Ajakan Zahra membuat Anggasta tersenyum menyetujui.

"Tapi gimana bolosnya sedangkan gurunya masih di depan?" tanya Anggasta. Zahra memalingkan muka ke depan melihat guru yang masih menjelaskan.

"Bentar lagi juga di kasih tugas, terus di tinggal," kata Zahra kembali menatap Anggasta.

"Hm, iya sih-"

"Baik anak-anak silahkan kerjakan soal di depan berikut sebagai percobaan," ucap Guru itu membuat Anggasta tak melanjutkan kembali ucapannya.

"Saya tinggal dulu ya. Pokoknya saya kesini harus selesai!" imbuh guru wanita itu sebelum berlalu pergi.

Zahra mengangkat tangan kanannya menaruh di tangan Anggasta sebagai bertos ria. "Tuh kan gue bilang apa!" Sombongnya.

"Ayo segera!" ajak Anggasta.

Anggasta menengok kebelakang, tangannya bergerak menunjuk pintu memberi kode pada Dhani dan Ervin. Sontak Dhani serta Ervin berdiri serentak melangkah keluar mengikuti Zahra serta Anggasta.

"Woy, kalian mau kemana!" teriak Vano ketua kelas.

"Mau bolos dulu pak ketua!" sahut Zahra menyembulkan kepalanya di pintu kelas.

"Dasar sih maniac bolos! Huss sana sana pergi!" julid Vano mengibas-kibaskan tangannya menyuruh Zahra and the gengs pergi.

"Makasih pak ketua. Luv banyak-banyak," ujar Zahra memberikan tangan bentuk love kepada Vano membuat sekelas geli termasuk Vano juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang