Assalamualaikum, para readers tersayang ☺️
Sebelum baca ada baiknya kalian tinggal jejak seperti vote dan komen!
Yok vote yok 💗
Semoga yang vote pahalanya berlimpah, aamiin nin dulu bestie 🫶🏻
Happy reading!
~~~
"Zahra yuhuhu..."
Zahra memasang wajah julidnya kala Dhani berteriak lebay memasuki kelasnya. Dhani mendudukkan dirinya di hadapan Zahra. Cowok itu menatap Zahra dengan tatapan tengilnya.
Pluk!
Zahra melemparkan bukunya tepat di wajah Dhani. Zahra kesal sendiri sedari tadi Dhani tak berhenti menatapnya.
"Apa sih Dhan?" ketusnya.
"Etdah ketus amat Ra,"
"Btw, lo suka kan sama Lion?"
"Gak."
"Pake ngeles lagi."
Zahra memutar bola matanya malas, "Ck, kalo iya kenapa ha?"
"Confess lah!" sahut Ervin.
"Hooh noh!"
"Nomernya aja gatau apalagi ketemu."
Dhani memutar bola matanya malas. Ia menepuk lengan Zahra sedikit keras, "Ya usaha lah!"
"Sakit gila!" Zahra mengelus lengannya yang terasa sakit.
"Mau gue bantu? Gue ada nomernya Lion." Anggasta menatap Zahra dengan satu alisnya terangkat.
Tiba-tiba Zahra tertawa keras membuat teman-temannya terheran akan sikapnya. Zahra beranjak mendekati Anggasta tanpa aba-aba membuat semuanya terkejut apalagi Anggasta yang kini mengelus dadanya.
"Kaget gue. Lo ngapain sih kek gitu?" kagetnya.
"Bagi no nya dong!" Zahra memohon kepada Anggasta dengan menangkupkan kedua tangannya tepat di depan Anggasta.
"Gak, Lion nyuruh gak boleh bagiin no nya ke sembarang orang."
"Yaelah Gas. Dia pasti juga kenal gue, bagi lah Gas!"
"Gue mohon." Zahra meminta belas kasih pada Anggasta.
Anggasta tak menghiraukan Zahra yang meminta belas kasih kepadanya. Cowok itu mengedikkan bahu acuhnya.
"Gak asik lo!"
Kring... Kring...
Bel masuk berbunyi pertanda pelajaran pertama akan segera dimulai. Zahra berdecak kesal kala ia tak mendapatkan apa yang dia mau. Zahra menyipitkan matanya sambil kedua jarinya ia arahkan ke matanya dan mata Anggasta. Sedangkan cowok itu kedua alisnya terangkat pertanda bingung.
~~~
Sudah lima menit berlalu bel pulang sekolah berbunyi. Ketika siswa siswi berhamburan untuk pulang, namun tidak seorang gadis yang masih duduk di kelas menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
Rhea menghela nafas panjang, ia menepuk pundak Zahra memastikan keadaan gadis itu.
"Ra mau sampai kapan kayak gini? Lo nggak mau pulang?" tanyanya.
"Gue males pulang Rhea!" rengeknya menatap Rhea dengan wajah cemberutnya.
"Lo harus pulang Ra! Gue gak bakal bukain pintu apartemen gue kalau Lo gak pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARHAN
Novela JuvenilAzahra Queenza Humaira, dia dikenal sebagai gadis nakal dan biang onar yang suka dunia malam. Setiap masalah yang ia timbulkan di sekolahnya selalu Zahra menjadi dibalik dalangnya. Kedua orang tuanya lelah menghadapi tingkah kelakuan anak gadisnya...