7 ~~Dibawah Rintik Hujan~~

31 6 0
                                    

Assalamualaikum, para readers tersayang ☺️

Sebelum baca ada baiknya kalian tinggal jejak seperti vote dan komen!

Yok vote yok 💗

Semoga yang vote pahalanya berlimpah, aamiin nin dulu bestie 🫶🏻

Happy reading!

~~~

"Aku menyukai semua hal yang berhubungan tentangmu."
~ Azahra Queenza Humaira ~

~~~

Zahra sedikit menghela nafas kasar. Ia menunggu kedatangan Lion yang katanya akan menjemputnya sewaktu pulang sekolah namun batang hidungnya tak kunjung kelihatan.

Sebentar lagi hujan akan turun tatkala awan-awan kelabu tak bisa menahan lagi bobot air yang ditampungnya. Rintik hujan membasahi bumi membuat Zahra mengernyit, ia mengulurkan tangannya untuk merasakan rintikan hujan itu.

Zahra berlari mencari tempat untuk berteduh. Halte bus seberang adalah satu-satunya yang ia buat untuk tempat berteduh.

Gadis itu duduk di kursi halte seraya membersihkan sepatunya yang basah terkena cipratan air. Ia memeluk tubuhnya tatkala dinginnya udara menembus tulang.

Zahra melepaskan tasnya yang tersampir di bahunya. Ia menarik resleting tas, dan mencari sesuatu di tasnya. Merasa bingung bahwa dirinya tidak menemukan barang yang di carinya.

"Hoodieku di mana?" monolognya.

Mengingat-ingat membuat Zahra berpikir keras dimana ia meninggalkan Hoodienya. Seakan teringat Zahra menepuk keningnya, ia terlupa meninggalkan Hoodienya di kelas. Terlalu antusias dijemput oleh Lion membuat Zahra terlupa akan barangnya.

"Huft, mana nggak bawa payung lagi. Gimana caranya supaya gue bisa kembali ke sekolah?" kata Zahra menatap langit yang masih setia menurunkan hujan.

"Terobos aja udah!" ujar Zahra yang kini bersiap-siap berlari menerobos hujan.

Disaat itu juga sebuah payung mendarat di atas kepalanya, Zahra mendongak menatap siapa yang menyodorkan payung tersebut. Seorang laki-laki berperawakan tinggi, menggunakan serba hitam, slayer yang menutup wajahnya dan tudung jaket menutup rambutnya.

"Lion?" gumam Zahra. Mata bening bak cermin menatap dalam mata tajam nan datar namun menghangatkan. Seolah-olah tatapan memiliki rasa.

Jantungnya berpacu begitu kencang, Zahra tidak mengerti ada apa dengan jantungnya ini. Apa jangan-jangan ia terkena penyakit jantung? Sepertinya Zahra harus memeriksakannya.

Mata coklat kehitaman yang memandang teduh mampu menghipnotis Zahra seketika. Ia memegangi dadanya yang terasa semakin berdegup kencang.

Lion memutuskan kontak mata sepihak, lain halnya Zahra yang masih menatapnya. "Ayo pulang!" ucap Lion dingin.

"Eh, tunggu bentar Lion!" ucap Zahra membuat Lion menghentikan langkahnya menuju mobilnya.

Lion mengangkat satu alisnya bertanya.

"Hoodie gue ketinggalan di kelas, gue mau ngambil dulu." Lion mengangguk menanggapi ucapan Zahra.

Ketika Zahra akan melangkah Lion mengucapkan sesuatu yang membuat langkahnya terhenti.

"Gue temenin!" ucap Lion tegas tak terbantahkan.

Zahra mengulum senyum. Pipinya terasa memanas padahal udaranya dingin, entah kenapa gadis itu salting padahal Lion hanya akan menemaninya mengambil Hoodie.

AZARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang