6 ~~Dua Penyelamat~~

62 6 0
                                    

Assalamualaikum, para readers tersayang ☺️


Sebelum baca ada baiknya kalian tinggal jejak seperti vote dan komen!

Yok vote yok 💗

Semoga yang vote pahalanya berlimpah, aamiin nin dulu bestie 🫶🏻

Happy reading!

~~~

Sinar matahari memasuki celah gorden. Kicauan burung mengalun indah seirama. Bunga cantik berhias embun bermekaran membuat sejuk hati memandang.

Zahra terbangun dari tidurnya, mengucek-ucek mata yang terasa lengket dibuka. Zahra menggeliat kecil. Menyingkap selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya.

Dinginnya lantai membuat pijakan kaki Zahra terhenti. Sandal berwarna pink diambilnya. Ia terbangun dari duduknya dan melangkah membuka gorden berwarna abu-abu.

Jendela ia buka, begitu dibuka udara sejuk dengan pemandangan memanjakan mata membuat hati Zahra menghangat. Setiap pagi ia selalu melihat pemandangan ini, pemandangan taman yang di tumbuhi begitu banyak jenis bunga, pohon di dekat jendelanya yang selalu dijadikan tempat burung berduaan.

"Hah, seger banget lihatnya!" Zahra mengambil nafas lalu menghembuskan perlahan menikmati udara.

Tak sempat melihat jam, Zahra melangkah mendekat laci disamping kamarnya. What the hell? Mata Zahra terbuka sempurna tatkala jam menunjukkan pukul 6.30.

"WHAT THE HELL? KOK JAM SEGINI?" teriaknya terkejut.

"Aaa sial, alam menipu ku. Udah siang tapi kenapa masih pagi??? Bisa telat sekolah ini!" Zahra berlarian dari mengambil handuk, seragam, hingga ke kamar mandi.

Tak sampai 4 menit Zahra mandi. Gadis itu kini memakai seragamnya lengkap. Berdiri di meja rias, hanya memoles wajahnya setipis mungkin.

Berlari mengambil tas yang tergantung di belakang pintu dan memakai sepatu dengan cepat. Pagi yang sangat sibuk.

Zahra berlari menuruni anak tangga yang terhubung langsung dengan ruang makan. Dapat di lihat keluarga yang asik dengan sarapannya, terlupa dengan Zahra yang tak di bangunkan.

"Udah bangun dek?" tanya Keano disaat Zahra berdiri dihadapannya.

"Belum. Nggak lihat apa?" ketus Zahra menatap Keano dengan penuh dendam.

"Buset, Lo ngapa?"

"Kenapa kagak bangunin gue? Malah enak-enakan sarapan disini!" Zahra melototkan matanya kearah Keano.

Keano mengedikkan bahu acuh, sembari menunjuk Bundanya seakan-akan berkata bukan urusannya.

"Kirain udah bangun sayang, makanya Bunda nggak kesana. Biasanya juga Zahra nyeting alarm," ujar Bunda menyodorkan piring yang terisi makanan ke meja Zahra.

"Zahra lupa nyeting Bunda!" Zahra merengek-rengek tatkala menyesal dia lupa menyeting alarm kemarin malam.

"Zahra berangkat dulu ya Bund, takut telat," ujar Zahra kepada Bunda Soraya.

"Lagian tidur kek kebo, rasain noh," ledek Keano.

Zahra mendengus kesal. Ia memukul lengan kekar Keano dengan keras yang tentunya bagi Keano hanya terasa seperti digigit semut.

"Abang kek monyet!" teriak Zahra tepat ditelinga Keano.

Keano terkejut, melototkan matanya. Tangannya mengelus telinganya yang terasa berdenging.

"ZAHRA JANGAN LUPA BAWA PAYUNG. CUACANYA MENDUNG!" teriak Bunda Soraya kepada Zahra yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Mana dengar dia Bund, udahlah biarin dia kehujanan."

AZARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang