2 ~~Zahra Sensi~~

70 6 0
                                    

Assalamualaikum, halo teman-teman!

Happy reading!

Oh, iya sebelum baca ada baiknya kalian tinggal jejak seperti vote dan komen!

~~~

Byurr...

"ANGGASTA SIALAN!"

Seluruh badan Zahra basah kuyup karena ember air yang berada di atas pintu menumpahinya. Zahra mengepalkan tangannya dengan tatapan tajamnya menatap Anggasta, pelaku yang membuat Zahra basah kuyup.

"Eh, sorry sorry, gue nggak gatau kalau itu elo!" ucap Anggasta seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gue kira lo itu pak Samsudin, lagian juga lo ngapain telat sih?"

"Anggasta monyet, sialan, setan!" maki Zahra.

"Ebuset nih orang jadinya kek macan," gumam Dhani.

"Udah-udah, jangan marah Zahra, ayo sekarang ikut gue keringin baju lo!" ajak Rhea.

"ARGH SIAL!" teriak Zahra mengacak-acak rambutnya.

Semua orang terdiam saat Zahra berteriak marah dengan wajahnya yang memerah karena emosi. Anggasta terdiam sembari menunduk, niatnya mau mengerjai Pak Samsudin supaya pelajaran kosong, tapi salah sasaran, dan berakhir Zahra yang terkena getahnya.

"Ada apa ini?" tanya Pak Samsudin yang sedang berdiri dibelakang Zahra.

"Loh nih anak kenapa?" tunjuk Pak Samsudin kearah Zahra.

"Kesiram air dari situ Pak," ucap seseorang dengan polos seraya menunjuk ember yang masih terpajang diatas pintu.

"Bwahaha,,,"

"Alhamdulillah, nggak kena saya! Makasih ya Zahra, Bapak sayang sama Zahra."

"Najis gila!" maki Zahra.

"Itu efek belum mandi kali, makanya kalau pagi itu mandi Zahra," ledek Pak Samsudin.

"Gue udah mandi monyet!" sungut Zahra yang kemudian berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Ini anak murid gue nggk sih?" batin Pak Samsudin.

"Bapak sih sotoy," lontar Dhani.

"Eh, Zahra tungguin gue woy!" teriak Rhea.

Zahra menatap pantulan dirinya di kaca dalam toilet. Zahra mendengus kesal karena melihat penampilannya yang berantakan akibat tersiram air, mengingat hal tersebut Zahra mengacak-acak rambutnya.

"Gue tebak lo lagi datang bulan, yakan?" ucap Rhea menyodokkan handuk kearah Zahra.

"Ya."

"Pantesan hari ini sensitif banget," gumam Rhea.

"Lo tau nggak gue lagi kesel-keselnya bangun telat, dihukum, dan sekarang malah kesiram air," gerutu Zahra yang kini mengusap rambutnya kasar dengan handuk.

Zahra menoleh menatap Rhea sejenak, dan menjentikkan jarinya seraya berkata, "Oh, iya, satu lagi sih Samsudin itu. Gilak, berani-beraninya sih botak itu ngeledek gue, awas aja lo!"

"Awas aja kalau ketemu bakal gue gaplok tuh mukanya, terus gue acak-acak bila perlu gue potong-potong wignya, dan satu lagi gue tarik tuh kumisnya."

Rhea meneguk ludahnya kasar, gadis itu mundur menjauhkan dirinya dari sahabatnya itu. Zahra menatap sinis Rhea yang mundur-mundur tanpa sebab.

"Sumpah gue takut kalo Lo kek gini! Kek gendruwo tau nggak!" ujar Rhea.

"Sialan!"

"Sih Anggasta tuh ngapain sih pake jalanin rencana tanpa libatin gue?"

AZARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang