13 ~~Pesantren~~

20 5 0
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa vote komen sengkuh 💗

Happy reading!!

~~~

"Hoam." Zahra melangkahkan menuruni anak tangga dengan tangan yang tak berhenti mengucek-ucek matanya. Terlihat gadis itu baru saja terbangun dari tidur siangnya sehabis pulang sekolah.

"Loh, Bun mau kemana?" tanya Zahra saat pandangannya terpaku pada Bundanya yang sedang membungkus sesuatu.

"Bagus ya, pulang pagi malah asik tidur nggak bantuin Bunda. Kamu lupa hari ini ada acara di pesantrennya Dzaka?!" cerocos Bunda Soraya.

Zahra menyengir lebar pada Bunda Soraya yang menggelengkan kepalanya dengan senyuman terpaksa.

"Apa ada yang perlu Zahra bantu Bund?" tawar Zahra mulai melangkah mendekati Bundanya.

"Gak perlu, sana mandi. Siap-siap, udah mau adzan ashar, soalnya setelah ini kita berangkat ke pesantren!" titah Bunda Soraya pada anak gadisnya.

"Ih, males banget lho. Emang harus ke sana ya Bund?"

"Kita diundang sayang, masa iya nggak datang? Nggak enak dong kalau nggak datang." Zahra hanya mengedikkan bahu acuh pergi meninggalkan Bunda Soraya dengan langkah kaki gusar.

Zahra membanting pintu kamarnya. Ia membanting tubuhnya di ranjang, tangannya mencari-cari ponsel yang di ranjangnya.

"Apaan nih anak malah ngajak nongkrong, padahal tau gue ada acara." Zahra menatap sebal layar ponsel yang menunjukkan room chat grup berisi temen-temennya.

Zahra memencet tombol voice untuk mengirim pesan suara. Gadis itu berteriak lantang, "GUE ADA ACARA, TUNDA DULU KEK!"

"Nah mampus, biarin berdenging tuh telinga." Zahra mematikan ponsel dan melemparkannya kesal.

Zahra melangkah menuju lemari pakaian, gadis itu bingung akan memakai baju apa. Hampir semua pakaiannya baju dan celana, tidak ada gamis.

Ceklek

"Zahra, ini Bunda bawain dress sama hijabnya," ucap Bunda Soraya memasuki kamar putrinya.

"Hehe, pas sekali!" Nyengir Zahra.

"Baru ini Bund?" tanya Zahra mengambil pakaian yang di sodorkan oleh Bundanya.

"Iya, Bunda udah pilihan yang cocok banget sama kamu. Cepet gih siap-siap!" titah Bunda Soraya kemudian berlalu keluar dari kamar.

Zahra berjalan kearah kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

Kini Zahra telah siap, gadis cantik itu nampak cantik menggunakan dress berwarna baby blue dengan rambut tergerai indah.

Ia tersenyum saat keluarganya menatapnya tanpa berkedip. Gadis itu sekarang berada di luar rumah, dan akan menaiki mobil keluarganya.

"Kok nggak di pake hijabnya?" tanya Bunda Soraya merasa heran bahwa hijab yang tadi di berikan olehnya tak di kenakan oleh putrinya.

"Nanti aja Bund, gerah soalnya," jawabnya santai memasuki mobil.

"Astaghfirullah, Zahra kita mau ke pesantren loh!"

"Iya, tau Bund tau." Zahra memutar bola matanya malas mendengar ocehan Bundanya.

Sedangkan sang Ayah hanya mengelus dadanya sabar, dan Keano menatap julid Zahra, ia sudah menduga akan seperti ini.

Satu persatu mulai memasuki mobil, dan mobil mulai keluar dari pekarangan rumah melaju dengan kecepatan sedang.

Di dalam berjalan, Zahra hanya memainkan ponselnya mengabaikan ocehan Bundanya disampingnya. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai di pondok pesantren Amrullah.

AZARHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang