19.

11.7K 1K 59
                                    

Nyonya Roselin mengusap air matanya saat mendengar suara pintu yang dibuka. Aluna masuk ke dalam dan meletakan oleh-oleh yang dia terima dari ibu mertuanya.

“Ku sudah sampai?”

“Kenapa? Ibu menangis lagi?”

Nyonya Roseline menggeleng pelan dan mencoba tersenyum. “Tidak.”

Aluna menatap ibunya dengan khawatir. “Tapi kenapa mata Ibu memerah?”

“Mata ibu perih karena mengupas dan mengiris bawang.” Nyonya Roseline membuat alasan. “Bagaimana kabar Ibu mertuamu?”

Aluna menatap ibunya lalu melihat kotak bekal makan siang selalu ada disana, dia yakin kali ini pun kotak bekalnya masih utuh dan Alice kembali menolak pemberian ibunya untuk kesekian kalinya.

“Mm, ibu baik dia titip salam untuk Ibu.”

Nyonya Roseline hanya mengangguk-angguk mendengarnya, wanita itu kembali menyibukan diri dengan memetiki batang kangkung yang akan dia masak untuk menu makan malam nanti.

Aluna memperhatikan wanita itu sebentar, hatinya sakit melihatnya sedih seperti itu.

“Aku akan mengganti baju dan membantu Ibu nanti.”

“Tidak perlu, ibu bisa memasaknya sendiri. Lagipula ibu cuma masak cah kangkung dan telur balado, kamu istirahat saja di kamar, kamu lagi hamil jangan capek-capek.”

Nyonya Roseline bersungguh-sungguh dengan ucapannya, dia mendorong Aluna untuk beristirahat lalu melanjutkan pekerjaannya memasak makan malam untuk keluarga kecilnya. Setelah semua hidangan siap di atas meja, Nyonya Roseline menatap kursi-kursi kosong yang ada di depannya, membayangkan Alice duduk disana menikmati masakannya membuatnya tersenyum pahit. Entah kapan anak bungsunya itu pulang dan memaafkannya untuk semua keburukan yang sudah dia lakukan padanya.

Terakhir, Nyonya Roseline mengambil foto beberapa masakan yang ada di meja dan mengirimnya ke nomor Alice.

‘Nak, Ibu masak sayur kangkung dan telur balado. Kapan-kapan kita makan sama-sama, ya?’

Nyonya Roseline menghela napas, dia lalu pergi ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaiannya, setelah dia selesai tidak lama suaminya Ronald dan menantunya Franklyn sampai di rumah.

Aluna tidak bisa menahan kebahagiaannya saat melihat Franklyn pulang lebih awal hari ini, setelah beberapa minggu ke belakang pria itu selalu bekerja lembur dan pulang larut malam.

“Mas, aku senang kamu bisa pulang cepat hari ini,” kata Aluna dengan senyum mengembang di wajahnya, mengambil tas yang franklyn pegang. 

Franklyn bersikap dingin, dia menarik dasinya dan melepaskannya dengan kasar lalu melemparnya ke kasur, dia juga melakukan hal yang sama dengan jas miliknya.

Melihat Franklyn sepertinya kesal karena sesuatu, Aluna khawatir. “Apa terjadi sesuatu di kantor? Kenapa kamu terlihat begitu kesal?”

Franklyn menatapnya dingin yang membuat Aluna melangkah mundur dengan takut.

“Kamu yang bikin aku kesal!” ucap Franklyn membuat Aluna terkejut. “Bisa tidak, kamu jangan bawa-bawa ibu ke masalah rumah tangga kita? Aluna, kamu beberapa tahun lebih tua dariku, seharusnya kamu bisa lebih dewasa dariku, kalau aku bilang aku sibuk di kantor itu artinya aku memang sedang sibuk di sana, susah? susah buat kamu mengerti kalau aku itu sibuk kerja dan aku juga cuma manusia yang bisa capek jadi sampai rumah aku cuma ingin istirahat setelah bekerja belasan jam per hari, salah kalau aku ingin seperti itu? salah? hmm? salah sampai kamu ngadu ke ibu kalau aku sudah tidak perhatian lagi sama kamu? Aluna, mau kamu itu apa? Aku kerja dari pagi sampai tengah malam itu juga buat keluarga kamu, buat perusahaan kamu yang artinya itu buat kamu jadi kamu itu maunya apa?”

Secret Agent : MAMA  🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang