16.

13K 950 32
                                    

"Wanita menyebalkan itu ada disini?" 

Bara tidak sengaja mendengar obrolan ayahnya dengan penjaga keamanan yang berjaga di pintu gerbang. 

Mereka baru saja selesai bermain air di halaman dan sekarang semuanya sedang bersiap-siap mandi. Lulu dan lucy bahkan sudah ada di kamar mandi sekarang. 

Melihat ekspresi ayahnya, Bara berdecak dan turun. Anak itu tahu apa yang harus dia lakukan, mereka sudah membicarakannya sebelumnya, jika wanita itu datang mereka harus berpura-pura menjadi keluarga yang sempurna dengan Bibi Alice.

Bara menekan bibirnya, rasanya sulit memanggil wanita lain dengan sebutan Ibu selain mendiang ibunya. Dia tidak pernah mengharapkan ibu tiri ataupun orang lain untuk menggantikan posisi ibunya, tapi … Bara menatap punggung Alice yang saat itu sedang berdiri di ambang pintu menghadapi Rossita.

Wanita itu, sudah banyak membantu keluarganya dan dia berbeda dengan wanita-wanita lain yang selama ini berusaha mendekati ayahnya. Bara bisa melihat kalau Bibi Alice sama sekali tidak memiliki minat pada ayahnya, terlebih lagi sekarang jika bukan karena Bibi Alice keluarganya mungkin tidak akan sehangat ini.

Tanpa Bibi Alice entah kapan kakak perempuannya Lucy bisa tersenyum lagi seperti sekarang.

Bara menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Tidak apa, ini hanya pura-pura, lagi pula orang itu adalah Bibi Alice, dia tidak keberatan.

"Mama, ada apa?"

Mama?

Jujur, Clarissa tertegun mendengarnya sampai-sampai dia menoleh menatap Bara yang mencoba berkomunikasi dengan mimik wajahnya.

Oh, benar. Mereka harus berpura-pura, kalau begitu wanita ini? Apa ini Rossita?

"Ada tamu," jawab Clarissa mengikuti permainan. "Tapi mama tidak tahu siapa? Kamu mengenalnya, Bara?"

Bara melangkah maju, sengaja bersandar pada lengan Clarissa, menatap Rossita yang tertegun disana. 

"Oh, ini Bibi Rossita. Mama sudah pernah mendengarnya, kan?" Bara menatap wanita molek di depannya dengan tidak senang. "Dia wanita tidak tahu malu yang suka menggoda ayah. Mama sebaiknya berhati-hati padanya, atau kalau bisa sebaiknya Mama langsung mengusirnya kalau melihatnya. Wanita ini selalu kegatelan kalau dekat-dekat sama ayah."

Sudut bibir Rossita berkedut, mencoba menahan emosinya. Dia tidak bisa menampar mulut anak dari pria yang dia sukai atau dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bersama dengan duda tampan dan panas itu. 

Rossita menunjukkan senyum diplomatis. "Astaga Bara, kalau Bibi tidak mengenalmu Bibi pasti mengira kalau kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu."

"Aku memang bersungguh-sungguh dengan ucapanku," sahut Bara ketus membuat Rossita merasa kepalanya seperti baru saja dipukul batu dengan keras.

Anak ini sangat menyebalkan, diantara ketiga anak Han, anak ini adalah anak yang paling dia benci. Tunggu sampai dia bisa menjadi nyonya di rumah ini, dia pasti akan menyiksanya atau kalau tidak membuangnya ke luar negeri dan tidak akan pernah membiarkannya pulang lagi. 

Clarissa mencoba menahan tawanya melihat wajah tertekan Rossita karena sikap Bara. 

"Oh, jadi ini Bibi Rossita yang sering kalian ceritakan, tentu saja aku mengingatnya tapi kenapa tiba-tiba Anda ada disini?"

Rossita menatap Clarissa dengan sinis. "Menurutmu untuk apa aku ada disini? Lagi pula kau juga tidak memiliki hak untuk bertanya padaku."

Clarissa tersenyum lembut. "Tentu saja aku punya hak, aku nyonya rumah ini, terlebih lagi kau baru saja menerobos masuk properti milik orang lain tanpa izin. Aku harus …"

Secret Agent : MAMA  🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang