31.

6.1K 572 21
                                    

Clarissa melihat ke sekitar mencari sosok Darrius tapi tidak berhasil mendapatkan sosoknya, kemana dia pergi?

“Apa yang kamu cari?” tanya Han yang masih memeluk pinggang Clarissa dan mencoba mengajaknya berbicara tapi wanita itu sepertinya justru tertarik pada hal lain.

“Tidak, hanya bertanya-tanya.”

“Tentang apa?”

“Tentang pestanya.”

“Memangnya kenapa dengan pestanya?” Han tersenyum miring. “Semuanya tidak seperti apa yang kamu bayangkan bukan?”

“Ya, pesta ini membosankan dan serius apa kita akan berpesta di lobby kantor?”

Han terkekeh. “Kita akan naik ke lantai atas, sebentar lagi.”

Dan seperti kata Han, seorang datang dan memberitahu orang-orang untuk naik ke lantai atas. Liftnya cukup luas bisa menampung banyak orang dan membawanya naik ke atas, ini adalah lift yang sama, yang dia gunakan hari itu saat dia tiba-tiba kehilangan ingatannya setelah naik lift ini, seberapa keras dia mencoba untuk mengingat bagaimana dia berakhir mati setelah menaiki lift ini dia benar-benar tidak bisa mengingatnya, dan sekarang dengan menaikinya dia mencoba mengingatnya lagi.

Selain itu dia juga menjatuhkan kamera rahasia yang ukurannya tidak lebih besar dari kancing baju, benda kecil itu bisa dikendalikan dari jarak jauh dan sekarang Alex pasti juga sudah mulai menggunakan keahliannya.

“Ada apa?” untuk kesekian kalinya Han bertanya karena merasa istrinya itu bersikap aneh, wajahnya tidak ceria seperti biasanya, dia banyak diam dan terkadang Han menangkapnya sedang melamun seperti memikirkan seuatu yang sangat mengganggu hidupnya.

“Kenapa?” Clarissa baik bertanya. 

“Aku lah yang harusnya bertanya, kamu kenapa? Apa kamu tidak enak badan? apa sebaiknya kita pulang sekarang?”

“Aku baik-baik saja.” jawab Clarissa cepat. “Aku hanya merasa sedikit menyesal karena ternyata tuduhanku salah, itu saja.” 

Han memperhatikan sikap istrinya, jawabannya terdengar aneh tapi Han tidak mempermasalahkannya dan memilih memilih menggandeng tangannya saat beberapa orang yang naik lift bersama dengannya mengajaknya berbicara. Saat orang-orang itu bertanya pada Clarissa, Clarissa hanya menjawabnya sekenanya lalu perhatiannya kembali teralihkan pada layar yang menunjukkan di lantai berapa sekarang, lantai tujuh belas dan masih naik.

Di tempat lain, tidak jauh dari gedung milik Darius, Alex duduk di dalam mobil van dengan beberapa layar komputer yang menyala serta kabel-kabel yang semrawut saling menghubungkan satu perangkat dengan perangkat lainya.

“Ya, Clarrisa sudah menjatuhkan satu kameranya.” ucapannya langsung didengar oleh teman-temannya, termasuk Eddie dan Jack yang berada di mobil lain.

“Hubungkan dengan perangkat kami, Alex.” perintah Jack yang langsung disanggupi Alex, sekarang Eddie dan Jack bisa melihat apa yang terjadi dari layar ponsel masing-masing.

Disana alat kecil yang dijatuhkan Alex mulai mengeluarkan delapan kaki kecil hingga tampak seperti laba-laba, tapi bentuknya yang mini membuatnya tidak mudah terlihat dan robot kecil itu mulai bergerak memanjat dinding lift dan merekam semua yang ada disana hingga sosok Clarrisa dan Han yang tampak begitu dekat, saat melihat hal itu Jack melirik Eddie dan emosi Eddie yang terlihat tidak senang saat melihat pemandangan yang ada di layar ponselnya, terlihat cukup jelas baginya.

“Sayang sekali bukan?” tanya Jack yang membuat Eddie menoleh menatapnya, sementara Jack menghela napas, menyandarkan punggungnya ke sandaran mobil dan tersenyum seperti orang tua yang bijak. “Dia mendapatkan pria yang sempurna, meskipun pria itu duda beranak tiga tapi dia pria yang baik dan dia kaya, hidup Clarissa akan sangat sempurna jika dia mendapatkan pria seperti itu, dan aku rasa dia memang sudah mendapatkannya, aku bisa melihat kalau pria itu memang mencintai Clarissa dengan sungguh-sungguh.”

Secret Agent : MAMA  🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang