Seorang pemuda misterius dengan jaket putih serta membawa tas besar memasuki Fazeela Inn. Ia mendekat ke resepsionis Ran.
"Halo, selamat datang di Penginapan Fazeela. Apakah ada yang bisa dibantu?" Ran menjawab dengan antusias seperti biasanya karena memang sudah tugas resepsionis seperti itu
"umm... maaf apakah saya bisa pesan kamar untuk satu orang?"
"baik kamar untuk satu orang ya, untuk kamarnya ingin yang jenis apa kak?"
"yang untuk satu orang saja, single bed mungkin namanya? Pokoknya untuk satu orang saja"
"baik kak kamarnya single bed, untuk pemesanan atas nama siapa?"
"umm.... tulis saja Faris, sudah lama aku tidak menggunakan nama ini. Sudah terlalu sering dipanggil itu sih hehe" suaranya saat berbicara semakin mengecil.
"maaf kak, atas nama siapa bisa diulang? Saya agak tidak mendengarnya tadi."
"Faris, namaku Faris."
"oke kak Faris ini sudah selesai untuk pengisian data, untuk biayanya-"
"ini, simpan saja kembaliannya ketika saya sudah keluar dari sini." Sambil menyodorkan sekantung penuh uang"
"koin emas semua? maaf kak ini terlalu banyak untuk pembayarannya"
"tidak apa-apa, saya menetap disini lama. Jadi kemungkinan koin itu akan habis. Tidak perlu risau. Umm... Kalau begitu saya pamit dulu menuju ke kamar ya, terima kasih"
Seltsam Pioneer, Legio "The Destroyer" tiba ke Sonnenstadt. Pada saat Legio ingin menaiki tangga, dari restoran penginapan terlihat Azzo dan Ellard, mereka berpapasan tanpa sengaja. Pada saat itu juga terjadi gempa yang mengakibatkan orang-orangg di penginapan Fazeela berhamburan keluar dari bangunan penginapan.
Beberapa menit sebelum gempa. Azzo dan Ellard yang sudah selesai makan
"El, itu orang aneh banget ya pakaiannya jaket putih begitu apa ga kotor ya?"
"hm..? yang mana?"
"itu lho yang masih jalan menuju tangga dari arah resepsionis."
"menurutku sih biasa aja. Memang kenapa? Mau jaket putih begitu?"
"iya sih aku pengen.. tapi ntar cepet kotor dong... bukan, bukan, bukan maksudku, kenapa harus warna putih kan cepet kotor buat perjalanan"
"ya terserah dia sih kenapa juga bahas itu?"
"umm... El aku kok pusing ya?"
"bukan cuman kau yang pusing Azzo, aku juga pusing"
"aku tidak sedang bercanda ya! Lihat itu gelas air minummu bergetar, pasti ada gempa!"
"ayo Azzo kita keluar dari penginapan ini jika terlambat nanti malahann terkubur oleh penginapan ini." Aku dan Ellard langsung keluar dari penginapan lari takut jika gedung penginapannya runtuh oleh gempa. Tidak lama kemudian orang-orang dari penginapan menyusul ikut lari keluar.
Setelah gempa terjadi diluar kami kebingungan apa yang baru saja terjadi, apa yang menyebabkan gempa itu? Karena sangat jarang terjadi gempa selama ini. Setidaknya selama sepuluh tahun aku ada di sini. Di kerumunan massa yang panik akan gempa di depan bangunan hotel kami mulai mengamati sekitar.
"hei Azzo, apa kau sadar bocah berjaket putih tadi tidak ada di luar sini? Kemana dia? apa dia tidak takut bangunan ini roboh?"
"entah El, selain itu coba kau lihat beberapa orang yang menginap disini tidak memiliki aura pendekar ataupun penyihir."
"apa maksudmu?"
"justru aku yang harus tanya begitu, coba kau gunakan sihir pendeteksimu."
"iya... iyaa..... Sihir Langit: Deteksi" Ellard merapalkan sihir pendeteksi tingkat menengahnya, yang merupakan sihir turunan dari teknik langit.
"gimana?"
"bagaimana menjelaskannya ya... beberapa orang disini sepertinya...."
"sepertinya?"
"mungkin juga dugaanku ini salah, namun aku menduga kuat mereka menyembunyikan kekuatannya. Karena aku sama sekali tidak bisa merasakan apa yang bisa kurasakan sebagai kekuatan"
"hah? Maksudmu apa?"
"jadi ya mereka seperti seolah-olah menjadi orang biasa. Tapi kan tidak mungkin orang biasa ada sebanyak ini di penginapan petualang kan?"
"ohh begitu.... berarti kau memandang buruk mereka ya? Jangan seperti itu Ellard kawanku, tidak semua orang itu jahat maupun buruk. Berhentilah berburuk sangka ke orang lain wahai anak muda"
"jangan sok menasehatiku deh, emangnya emakku? Lagian aku kan Cuma waspada. Kau emang mau saat tidur tiba-tiba sudah beda alam gara-gara ditusuk orang saat tidur? Aku sih ogah ya..."
"ya kalau beda alamnya balik ke alamku sih tidak masalah hehehe..."
"dasar bocah ga pernah berubah ya... Tapi Azzo, aku merasakan ada aura keberadaan seseorang yang aneh di sekitar sini."
"biar kutebak, dari dalam bangunan penginapan pasti"
"tepat. Dan setelah kuperhatikan dengan seksama orang-orang yang di luar sini, aku tidak bisa menemukan dia"
"dia?"
"jangan banyak nanya. Kau tau apa yang aku maksudkan dengan jelas tentang siapa dia itu"
"lha ya siapa? Ran pacarmu?"
"kenapa malah Ran?"
"hahaha... tentu saja Cuma bercanda El bodoh. Maksudmu orang berjaket putih yang masuk dan naik ke atas tadi kan? Dan lagian Ran beneran pacarmu ya?"
"benar, keberadaannya seperti jiwa-jiwa yang menumpuk dalam satu tubuh."
"jadi kau beneran pacaran sama Ran?"
"dah bahkan aku tidak bisa merasakan tekanan jiwa maupun tekanan sihir miliknya. Siapa dia sebenarnya? Sampai merinding aku dibuatnya dengan keberadaan semacam itu"
"kau pacaran sama Ran?"
"kau denger ga aku ngomong panjang tadi? Kita dalam bahaya Azzo jika terus menetap di Fazeela Inn cepat atau lambat kita akan berurusan dengannya"
"cih... sialan dicuekin.... iya-iya kita bahaya..."
"terus kita kemana enaknya sekarang Azzo?"
"ya ke guild petualanglah sesuai rencana kita memangnya mau kemana lagi?."
"baiklah kita ke guild petualang untuk mencari kerja."
Azzo dan Ellard segera meninggalkan area penginapan untuk menuju ke guild petualang.
..................bersambung...................
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbangun
FantasyTerlempar ke dunia asing bernama "donya" selama 10 tahun dengan tubuh tak menua sedikitpun, tanpa ingatan. Hanya dengan pecahan ingatan tentang dunia lama yang hancur dan matanya yang berubah warna ketika mengingat kejadian itu. Bermodalkan keingin...