Chapter 23: Murid

9 1 0
                                    



"Kau benar El, saatnya kita serius!"

"Seperti biasa ya Azzo."

Ellard mengaktifkan sihir pendukungnya padaku. Sebuah lingkaran sihir dengan segitiga ditengahnya muncul tepat di bawah tempatku berdiri. Kelebihan Ellard adalah mampu menggunakan sihir pendukung tanpa rapalan, jadi ini mempermudah kami mengalahkan musuh secepat mungkin.

Darah yang keluar dari tubuhku karena luka menguap membentuk aura sihir merah yang memancar dan terlihat oleh musuh.

Darah yang keluar dari tubuhku karena luka menguap membentuk aura sihir merah yang memancar dan terlihat oleh musuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei El, kepalaku bagian kiriku kenapa tidak sembuh? Aw.." sambil menyentuh lukanya yang tidak sembuh.

"Sihir ini hanya menyembuhkan 50% dari luka yang didapat, jadi ya begitulah. Namun kau tau sihir ini menambahkan kekuatanmu secara signifikan, jadi cepat kalahkan mereka dan kita bantu nona Emilia."

"Baiklah, aku akan maju El awasi punggungku ya! Teknik Pedang Hampa: Langkah Hampa dan Tebasan Tanpa Suara."

Sementara itu para pengawal milik Licht yaitu Rey dan Eno tercengang melihat aura sihir yang keluar dari tubuh Azzo secara tiba-tiba.

"Apa itu? Lukanya sembuh semua, tidak sepertinya tidak semuanya, dan lagi darah yang ada pada wajah dan kepalanya menguap? Aku baru pertama kali melihatnya. Rey, apa kau tau teknik pendekar sepertinya?" Ucap Eno sedikit panik.

"Entahlah, aku juga baru pertama kali melihat teknik seperti itu, namun kemungkinan itu adalah sihir. Apa kau bahkan tidak tau sihir semacam itu?"

"Kalau aku tau, aku tidak mungkin menanyakannya padamu terlebih dahulu kan?! Awas dia datang! Sihir Kuno: Deteksi."

Eno menggunakan sihir deteksinya namun, pertarungan yang semula 1 lawan 1 sekarang dipaksa menjadi pertempuran tim 2 vs 2. Meskipun pihak Rey dan Eno belum menyadari ini, Azzo langsung melesat tanpa terdeteksi oleh sihir deteksi milik Eno. Menyerang penyihir Eno dari belakang dengan mudahnya, yang mana dia salah satu penyihir terbaik Sonnenstadt.

"Agh!"

"Eno!"

"Gerakannya benar-benar tidak terlihat, dan hawa keberadaannya menghilang sungguh seperti teknik milik assassin. Namun anehnya dia adalah pendekar pedang, dah bahkan sangat muda dia bisa bergerak seperti ini." Ucap Rey dalam hatinya yang tengah waspada dengan serangan yang akan datang.

Ditengah campur aduknya pikiran Rey yang telah melihat rekannya Eno terkapar terkena serangan musuhnya, tiba-tiba saja datanglah serangan yang tanpa suara layaknya seorang assassin dari arah kanan Rey. Namun serangan itu ternyata bisa diantisipasi olehnya.

*tang* *nging*

Suara kedua pedang beradu dan terbawa oleh hembusan angin yang menyertainya.

"Woah kau luar biasa, bisa mengetahui kemana arah seranganku padamu." Ucap Azzo.

TerbangunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang