Di tengah hutan yang lebat, dua pemuda Azzo dan Ellard memutuskan untuk beristirahat. Mereka sudah berjalan selama seharian dan rasanya hari mulai gelap. Cahaya matahari tembus melalui dedaunan sore hari, memberikan sentuhan hangat pada kulit mereka. Mereka melepas beban ransel dan duduk di atas akar yang menjulang. Ellard mengeluarkan peralatan makan mereka.
"Azzo," ujar Ellard.
"Kita sudah lama berpetualang bersama, tapi ada satu hal yang belum pernah kita coba. Bagaimana kalau kita membuat sate di sini? Aku ingin kau mengajariku bagaimana cara membuatnya, apalagi bumbu yang kau gunakan itu... Apa namanya, saus sambal kacang ya? Itu benar-benar lezat."
Azzo tersenyum pada Ellard, mengangguk setuju. "Baiklah, Ellard," katanya dengan semangat. "Kita akan membuat sate di tengah hutan ini. Tapi ingat, kita harus berhati-hati agar api tidak merembet ke sekitar dan mengganggu alam."
Mereka berdua mencari kayu-kayu kering untuk membuat api unggun. Azzo mengajari Ellard cara menyusun kayu sehingga api akan terus menyala tanpa terlalu banyak asap. Setelah api menyala, mereka menyiapkan tusuk sate dari ranting-ranting yang mereka temukan.
Sambil menyiapkan bahan-bahan, Azzo menjelaskan kepada Ellard tentang bumbu yang biasanya digunakan untuk sate. "Saus sambal kacang, ya," ucapnya. "Itu benar-benar lezat dan cocok untuk sate. Biasanya kita campurkan kacang tanah yang sudah digiling halus dengan bumbu seperti bawang putih, cabai, gula, dan garam. Jangan lupa tambahkan sedikit air agar sausnya tidak terlalu kental."
Ellard mendengarkan dengan seksama, mencatat setiap detail yang diberikan oleh Azzo. Mereka berdua bekerja sama, menusukkan potongan daging dan sayuran ke tusuk sate, lalu memanggangnya di atas api unggun. Bau harum sate mulai menyebar di sekitar mereka.
"Ellard," kata Azzo sambil membalik sate di atas panggangan, "sate ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Kita mungkin tidak punya dapur yang bagus di sini, tapi semangat petualangan kita membuatnya lebih istimewa."
Ellard mengangguk setuju. "Kau benar, Azzo. Ini adalah momen yang berharga."
Dan di tengah hutan yang sunyi di bawah cahaya remang-remang, Azzo dan Ellard menikmati sate yang mereka buat sendiri. Rasanya memang lezat, dan lebih dari itu mereka merasa kedekatan dengan alam dan juga persahabatan satu sama lain semakin erat.
Di saat sedang menyantap sate, Azzo menceritakan kenangannya yang mirip dengan kegiatan saat ini.
"Kau tau El, aku dulu sering sekali membakar sate seperti ini. Terutama di saat tahun baru maupun saat hari kemerdekaan. Kami menyebutnya bakar-bakaran kurasa."
"Bakar-bakaran? Penamaan yang unik, di sini sih aku tidak pernah mendengar hal semacam itu."
Azzo mengangguk, matanya menerawang ke masa lalu melihat bintang di langit malam yang baru saja tiba.
"Ya, benar. Bakar-bakaran adalah tradisi yang kami lakukan bersama teman-teman di desa. Setiap kali momen spesial tiba seperti tahun baru, hari kemerdekaan, atau sekadar perayaan kecil kami berkumpul di lapangan terbuka, membawa semua hal yang bisa dimakan, dan memanggangnya di atas api unggun."
Ellard tertawa. "Jadi, apa yang membuat bakar-bakaran ini begitu istimewa?"
Azzo mengambil gigitan dari sate yang baru saja dia balik. "Selain dari rasa sate yang lezat, kurasa itu adalah tentang berbagi. Berbagi momen, cerita, dan tawa dengan teman-teman. Kami duduk di sekitar api, melihat bintang-bintang di langit, dan merayakan persahabatan."
"Dan saus sambal kacangnya?" tanya Ellard.
Azzo mengedipkan mata. "Ah, saus sambal kacang adalah bumbu rahasia kami. Setiap orang punya resep sendiri-sendiri. Tapi yang pasti, saus itu selalu membuat sate lebih hidup."
Ellard mengangguk. "Aku suka bagaimana makanan bisa menghubungkan orang. Seperti sate ini."
Azzo setuju. "Betul, El. Makanan adalah bahasa universal. Dan sate kita di tengah hutan ini, di bawah langit malam, adalah cara kita berbicara tentang persahabatan."
Dan begitulah, di antara dedaunan dan suara alam, Azzo dan Ellard melanjutkan cerita mereka. Sate yang mereka santap menjadi lebih berarti karena mengandung lebih dari sekadar rasa: mengandung kenangan, tawa, dan ikatan yang tak terputuskan. Tanpa di sengaja, masakan sate menjadi terkenal dengan bertemunya petualang lain yang ikut makan bersama dengan Azzo dan Ellard di sepanjang perjalanan.
.................bersambung.................
Cerita utama libur minggu ini.
Akan berlanjut di minggu depan, Nantikan ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbangun
FantasyTerlempar ke dunia asing bernama "donya" selama 10 tahun dengan tubuh tak menua sedikitpun, tanpa ingatan. Hanya dengan pecahan ingatan tentang dunia lama yang hancur dan matanya yang berubah warna ketika mengingat kejadian itu. Bermodalkan keingin...