"Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu tentang kedatanganmu kesini hingga menghancurkan pelindung Istanaku Licht?"
"Waktuku tidak selonggar itu untuk berbincang denganmu, aku hanya ingin melampiaskan amarah ini selain menanyaimu tentang calon penerusku."
"Wow hebatnya... Kau juga sadar rupanya mengenai penyusup yang masuk kemari. Namun, terlepas dari itu kemarahanmu itu sangat tepat untuk mengarahkannya padaku Licht! Sudah lama aku tidak pemanasan. Dan nampaknya kau dikendalikan oleh amarahmu ya terlihat jelas dari matamu memerah. Sungguh disayangkan seorang di level sepertimu jatuh ke dalam emosinya seperti itu."
Roagh!
Licht mendorong Emilia dengan aura yang digunakannya sebagai pendorong, saat ini ia melompat dari kuda pegasusnya itu untuk menyerang Emilia.
"Cih... Tenagamu sepertinya bertambah karena efek dari amarah itu. Namun teknikmu sepertinya menumpul karenanya!"
Hiyah!
Emilia menggunakan tenaganya untuk mendorong balik Licht dan ditambah dengan serangan menggunakan kakinya menendang mengenai dada Licht. Mereka berdua pun menjauh karena Licht yang terpental mundur oleh Emilia.
"Kurasa kau perlu menjernihkan pikiranmu dari amarah itu Licht. Kau membuat moodku turun karena serangan menyedihkan seperti ini." Emilia mulai memprovokasi Licht.
"Kalau itu yang kau inginkan akan kuturuti keinginanmu itu. Light Magic: Laser Beam."
Licht merapalkan sihirnya dengan tangannya membentuk simbol <> menggunakan ibu jari dan jari tengahnya, dengan jari telunjuk mengarah ke atas mengumpulkan cahaya disekitar untuk ditambahkan ke dalam serangannya itu.
"Hehe... Sudah seharusnya pemimpin Sonenstadt seperti ini."
Sinar laser itu diterima langsung oleh Emilia. Dan...
*duarrr*
"Hmm..."
Licht sedikit penasaran mengapa serangan lasernya mengeluarkan ledakan, seharusnya itu langsung saja melelehkan musuhnya jika diterima langsung oleh tubuhnya. Namun itu justru mengeluarkan ledakan setelahnya.
"Ohohoho... Sejujurnya itu sedikit menakutkan bagiku Licht. Namun sihirmu itu masih bisa diantisipasi olehku."
Emilia terlihat dari kepulan asap ledakan menggunakan sihir pertahanan, namun sihir itu sedikit berbeda dengan sihir cahaya yang dikuasai olehnya.
"Dragon Magic: Defense. Kurasa selama ribuan tahun kita saling mengenal, baru pertama kali ya kau melihat jurus ini. Aku tidak pernah mengeluarkannya di depanmu selama ini, karena aku takut bahwa kau sadar masih ada jurang yang dalam diantara kekuatan kita ini. Meskipun elemen kita sama Licht."
"Cih... Kau banyak sekali bicara sekarang Emilia."
Licht tiba-tiba saja melemparkan pedangnya ke atas dengan sangat tinggi hingga tak terlihat. Lalu kedua tangannya membentuk angka 7 dengan ibu jari dan telunjuknya. Setelahnya menempelkan antar ibu jari kedua tangannya yang membentuk angka 7 itu dan memutar posisi keduanya yang tadinya tangan kanan berada di atas, sekarang tangan kiri berada di atas.
"Light Magic: Seventh Sun."
"Licht! Kau ternyata sudah kehilangan akalmu ya. Mengeluarkan sihir seperti itu, apa kau mau menghancurkan Istanaku?!"
Beberapa saat sebelumnya, ketika sebelum terjadi ledakan oleh serangan laser Licht.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbangun
FantastikTerlempar ke dunia asing bernama "donya" selama 10 tahun dengan tubuh tak menua sedikitpun, tanpa ingatan. Hanya dengan pecahan ingatan tentang dunia lama yang hancur dan matanya yang berubah warna ketika mengingat kejadian itu. Bermodalkan keingin...