Azzo menggenggam tangan Selene dengan erat, air mata pun mengalir di pipinya.
"Kami tidak akan pernah melupakanmu, Selene. Aku juga akan menyelesaikan labirin ini demi dirimu." Kata Ellard dengan suara bergetar. Dia seperti ingin menangin namun ditahannya, karena situasi saat ini yang tidak memungkinkan untuk berhenti dan berduka sejenak.
"Selene... Hiks... Hiks..." Azzo menangis tersedu-sedu karena ini pertama kalinya menyaksikan seseorang yang dia kenal dengan sangat dekat pergi dari sisinya.
Selene mengangguk pelan, lalu menutup matanya untuk terakhir kalinya. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam di hati Azzo dan Ellard. Ellard yang melihat Selene seperti ingin menyerahkan tasnya kepadanya, segera memungut tas itu, dan membukanya.
"El... Kenapa kau begitu?! Tidakkah itu kurang terhormat mengambil sesuatu dari mayat seseorang? Apalagi itu teman kita, apa kau sudah gila?!" Teriak Azzo protes terhadap tindakan Ellard.
"Aku tau itu, tetapi tadi dia sepertinya berusaha menyerahkan tas ini kepada kita." Ucap Ellard berusaha tenang namun tetap tangannya sedikit bergetar karena baru saja kehilangan seorang temannya.
"Ini... Sebuah artefak. Cincin sihir?"
Azzo terdiam, memandangi cincin sihir di tangan Ellard. "Apa mungkin ini yang diinginkan Selene untuk kita gunakan?" tanya Azzo dengan suara penuh kesedihan.
Ellard mengangguk. "Kemungkinan besar. Cincin ini pasti memiliki kekuatan yang bisa membantu kita mengungkap rahasia piramid dan mengalahkan musuh kita."
Sebelum mereka bisa lebih jauh memeriksa cincin tersebut, suara gemuruh terdengar dari dalam lorong. Dari kegelapan, muncul sekumpulan mumi dengan pemimpin mumi yang sebelumnya mereka temui. Kali ini, mereka datang dengan niat membunuh.
"Kalian tidak akan keluar dari sini hidup-hidup!" Seru pemimpin mumi itu dengan suara serak yang memekakkan telinga.
"Azzo cukup, kuatkan dirimu dan cepatlah berdiri, kita tidak punya waktu untuk bersedih sekarang. Atau kita juga akan berakhir di sini. Apa kau tidak ingin keluar dari sini dan melanjutkan tekad hidup dari Selene?!" Ellard menjelaskan kenyataan pahit karena mereka bahkan tidak bisa berduka meski sebentar saja.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku tersadar dan mengusap air mata. Aku berusaha untuk tetap tegar karena situasinya sangat tidak memungkinkan untuk bersedih walau sebentar saja. Sekumpulan mumi itu sudah mulai bersiap untuk menyerang kami.
Azzo dan Ellard bersiap untuk bertarung. "Ellard, gunakan cincin itu! Kita harus menggunakan segala cara untuk mengalahkan mereka," perintah Azzo dengan tegas.
Ellard mengangguk dan mengenakan cincin sihir tersebut. Segera, energi magis yang kuat melingkupi tubuhnya, memberikan kekuatan tambahan yang luar biasa. Dengan satu gerakan tangan, Ellard melepaskan ledakan sihir yang menghantam beberapa mumi, menghancurkan mereka menjadi debu.
"Lightning Rays!"
Sihir listrik area luas dilepaskannya membuat pasukan mumi yang mengepung terpecah belah, sebagian juga hancur. Para pasukan Mili yang juga ikut bertarung menahan mumi-mumi itu mengingatkan agar lebih berhati-hati ketika melancarkan sihir area seperti itu. Nyatanya sihir itu tidak melukai mereka sedikitpun. Akurasi pelepasan sihir milik Ellard sangatlah luar biasa tepat sasaran.
Pemimpin mumi itu mengeluarkan tawa yang menyeramkan. "Kalian pikir bisa mengalahkanku dengan sihir listrik murahan seperti itu?" Ia lalu mengangkat tangannya, memanggil energi gelap yang langsung menyelimuti ruangan.
Azzo merasakan aura gelap yang kuat, namun dia tidak menyerah. "Ellard, kita harus bertarung bersama-sama! Kita harus menghabisi mumi itu yang sudah membunuh Selene!" serunya sambil mengeluarkan Teknik Pedang Hampa - Serangan Hampa. Serangan tersebut menghantam beberapa mumi, membuat mereka terlempar ke dinding.
"Kau benar Azzo, kita harus menghabisinya sekarang juga! Aku akan membantumu dari belakang dengan sihir penguat. Ancient Magic: Lightning Transcendence!" Diarahkannya sihir itu untuk menguatkan Azzo.
Lightning Transcendence merupakan sihir listrik kuno yang membuat listrik di sekitar target merasuk ke tubuhnya. Membuat seluruh otot yang ada di tubuh menguat karenanya. Membuat target dari sihir ini bisa melepaskan kekuatan tak tertandingi selama 3 menit.
Sewaktu Ellard menggunakan sihir penguatannya, cincin sihir dari Ellard memancarkah cahaya. Cincin itu ternyata bereaksi dengan sihir penguatan, membuatnya beresonansi dengan artefak yang ada di labirin piramid. Terlihat cahaya di kejauhan yang sama dengan cincin dari selene itu. Ellard pun sadar akan hal itu ketika menggunakan sihirnya pada Azzo.
Azzo yang sudah mendapatkan penguatan mencoba melancarkan serangan.
"Teknik Pedang Hampa – Tebasan Hampa."
Duar!!!
Tebasan Hampa yang dilancarkan oleh Azzo merobek gunung piramid tempat mereka bertempur sekarang. Pemimpin monster mumi itu terkena serangannya dengan telak. Para prajurit Mili terkejut akan serangan yang menghancurkan salah satu sisi gunung itu. Setelahnya, situasi menjadi mencekam karena gunung piramid tersebut seperti bergetar dan reruntuhan pun mulai berjatuhan.
"Semua pasukan, mundur!" Teriak pemimpin pasukan Mili itu di tengah kerusuhan pertempuran dengan kejatuhan dinding reruntuhan dimana-mana.
"Azzo, sepertinya kau berhasil mengalahkannya. Namun, sepertinya kita harus segera pergi dari sini! Kalau tidak, kita akan ikut tertimpa reruntuhannya. Ayo ikuti aku, kita juga harus mengambil artefak itu selagi situasi kacau seperti ini." Kata Ellard mengajaknya keluar.
Azzo mengangguk dan mereka berdua bergegas meninggalkan tempat itu, berlari melintasi lorong-lorong sempit dengan cepat. Getaran dari reruntuhan membuat perjalanan semakin sulit, namun mereka tidak menyerah. Mereka tahu bahwa artefak tersebut adalah hal yang mereka targetkan dari awal di labirin piramid dan demi menghormati pengorbanan Selene, mereka harus berhasil mendapatkannya.
Mereka tiba di sebuah ruangan besar, dan di tengahnya terdapat sebuah altar yang berkilauan dengan cahaya magis. "Itu dia, artefaknya!" seru Ellard.
Azzo mendekati altar tersebut dan mengambil artefak dengan hati-hati. Namun, ketika mereka bersiap untuk pergi, gemuruh besar terdengar dan dinding-dinding mulai runtuh lebih cepat. "Kita harus keluar dari sini sekarang!" teriak Azzo.
Dengan artefak di tangan, mereka berdua berlari sekuat tenaga untuk keluar dari piramid yang runtuh. Di luar, prajurit Mili sudah menunggu dengan cemas, melihat teman-teman mereka berjuang keluar dari reruntuhan. Namun Azzo dan Ellard memutuskan untuk keluar dengan jalan lain dan berusaha menghindar dari pasukan Mili. Sejak saat itu nama dari duo pemburu artefak Ellard dan Azzo, menggema di berbagai kalangan petualang.
Artefak gunung piramid itu berisikan tiga cincin sihir yang meningkatkan kekuatan sihir penggunanya. Saat ini ketiga cincin itu dipakai oleh Ellard termasuk cincin dari Selene. Azzo ingin memakai beberapa cincinnya namun karena dia tidak bisa menggunakan sihir, dia merasa cincin itu lebih bermanfaat jika dipakai oleh Ellard yang mana dia adalah seorang penyihir.
..............bersambung...............
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbangun
FantasyTerlempar ke dunia asing bernama "donya" selama 10 tahun dengan tubuh tak menua sedikitpun, tanpa ingatan. Hanya dengan pecahan ingatan tentang dunia lama yang hancur dan matanya yang berubah warna ketika mengingat kejadian itu. Bermodalkan keingin...