Di sebuah desa yang diberkahi oleh para pemuda yang sangat berbakat untuk menjadi pendekar ataupun kesatria, terdapat seorang pemuda berambut merah yang sama sekali tidak menunjukkan bakatnya akan menjadi pendekar. Fisiknya sangatlah lemah, dia adalah Ellard Vahran. meskipun dia menyandang keturunan rambut merah yang kebanyakan dari mereka menjadi seorang pendekar.
Dia hidup dengan rasa penasaran yang tak terpuaskan, kemana kekuatan pendekar dari keturunan rambut merah miliknya? Pertanyaan itu selalu berputar di benaknya. Meskipun fisiknya lemah dan tidak menonjolkan bakat sebagai pendekar, ada sesuatu yang tersembunyi dalam dirinya. Di mata orang lain, dia hanyalah seorang pemuda biasa yang tidak memiliki potensi. Dia tidak dianggap oleh sekelilingnya. Keluarga besarnya bahkan menolaknya, karena dia dianggap tidak berguna karena tidak bisa meneruskan keturunan pendekar rambut merah keluarga mereka.
Meskipun Ellard menghadapi penolakan dari keluarga besarnya dan desa, ada dua orang yang tetap berdiri di sisinya yaitu ayah dan ibunya. Ayahnya, seorang pendekar yang terkenal di masa mudanya. Dia memahami bahwa kekuatan sejati tidak hanya terletak pada fisik semata. Ia tahu bahwa tekad dan hati yang tulus juga memiliki peran penting dalam perjalanan seorang pahlawan.
Ayah Ellard yang bernama Aric Vahran, sering duduk bersamanya di bawah pohon tua di halaman belakang rumah mereka. Di sana, mereka berbicara tentang kehidupan, keturunan, dan arti sebenarnya dari menjadi seorang pendekar. Aric mengajarkan kepada Ellard bahwa keberanian dan kebijaksanaan tidak selalu tampak dari kekuatan fisik, melainkan dari tekad yang kuat dan keinginan untuk melindungi orang lain.
Ibu Ellard, seorang wanita bijaksana bernama Elysia, juga memberikan dukungan tanpa syarat. Meskipun dia bukan seorang pendekar, dia memiliki kebijaksanaan dan kelembutan yang membuatnya dicintai oleh banyak orang di desa. Elysia selalu menenangkan Ellard ketika dia merasa putus asa. Dia mengajarkan bahwa keberhasilan sejati bukan hanya tentang menguasai teknik bela diri atau mengalahkan musuh, tetapi juga tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain dan menjaga hati kita tetap tulus.
Untuk menutupi kekurangan fisiknya, Ellard dengan tekad yang kuat memenuhi dirinya dengan berbagai ilmu yang dia dapat dari membaca buku. Dia yakin meskipun dia lemah mungkin di suatu saat di masa depan, dia bisa menjadi pemandu petualang yang hebat bagi orang lain dengan ilmunya yang luas.
Suatu hari, ketika matahari terbenam dan langit indah berwarna oranye, Ellard menemukan sebuah buku tua di balik rak kayu di perpustakaan desa. Sampulnya terlipat dan halaman-halamannya kuning karena usia. Namun, ketika dia membukanya, huruf-huruf ajaib terpampang di depan matanya.
"Buku Sihir ____? Apa ini aku tidak bisa membaca tulisan yang ada setelahnya." begitu tertulis di halaman pertama.
Ellard merasa hatinya berdebar. Apakah ini jawaban atas ketidakmampuannya menjadi pendekar?
Ellard memutuskan untuk mempelajari buku itu dengan tekun. Setiap malam, dia membaca mantra-mantra dan menguji kekuatan sihir yang terkandung di dalamnya. Lambat laun, kekuatannya bertambah. Dia bisa mengendalikan api, mengubah bentuk benda, dan bahkan bisa merasakan situasi dan kondisi sekitar tanpa menggunakan indranya.
Ellard Vahran terus memperdalam ilmunya, menelusuri setiap halaman buku sihir ajaib yang ditemukannya. Setiap malam, dia berbicara dengan angin, dan merasakan getaran tanah. Kekuatannya tumbuh, dan orang-orang desa pun mulai mencurigainya karena seringkali menghilang dari latihan di siang hari. Mereka sepertinya mulai menaruh kebencian kepadanya dan menganggap bahwa Ellard adalah seorang anak dari keluarga pendekar rambut merah yang telah gagal.
Suatu saat ketika bulan purnama menerangi langit, buku sihir tersebut bersinar. Ellard yang saat itu baru saja membantu pekerjaan rumah dan masuk ke kamarnya menemukan bahwa bagian halaman pertama pada buku yang selama ini tidak bisa dibacanya, tiba-tiba tersingkap dengan jelas di bawah sinar bulan purnama. Di sana tertulis:
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbangun
FantasiTerlempar ke dunia asing bernama "donya" selama 10 tahun dengan tubuh tak menua sedikitpun, tanpa ingatan. Hanya dengan pecahan ingatan tentang dunia lama yang hancur dan matanya yang berubah warna ketika mengingat kejadian itu. Bermodalkan keingin...