Chapter 9: Guild Petualang

15 1 0
                                    


Tidak terasa jalan-jalan kami menelusuri kota setelah berkunjung ke toko peralatan, tibalah kami di depan Guild Petualang.

"Jadi El, Guild Petualang itu apa?"

"hah? Sudah bertahun-tahun kau disini masih tidak mengerti apa itu Guild Petualang?"

"yahh.... aku tau sih secara garis besar, mereka seperti menyediakan sarana bagi orang-orang untuk meminta pertolongan kan? Semacam membuat permintaan mencari kucing lah, menelusuri reruntuhan, bahkan mencari artefak kuno sepahamku begitu sih."

"kau ada benarnya Azzo, tapi tidak hanya itu. Di Guild Petualang pekerjaan kita terjamin, setidaknya selama kita setor muka di sana, mereka akan memberikan kita pekerjaan. Tidak seperti petualangan kita sebelumnya, yang kita seperti menjadi pedagang artefak dadakan karena baru saja menyelesaikan penelusuran di reruntuhan. Dan jika kita tidak menemukan sesuatu untuk dijual kita juga tidak akan bisa punya uang. Kita kan memang seorang penyihir dan pendekar, umumnya menerima pekerjaan untuk berburu atau membasmi monster, namun ketika kita tidak terikat dengan Guild Petualang kita hanya dikira semacam bandit."

"begitu ya? Tapi apakah memang benar pekerjaannya terjamin? Petualangan kita selama ini juga menghasilkan uang kan, baik-baik aja sih menurutku."

"itu kita Cuma hoki Azzo. Untuk pengelana tanpa keterikatan dengan guild sekelas kita, itu hanyalah termasuk hoki. Kau bisa lihat sekarang kita tidak punya uang.

"jadi kita Cuma hoki ya?"

"sudah jangan merajuk seperti itu, kita kan sudah sampai di Guild Petualang. Hari-hari sengsara kita akan berakhir Azzo. Ayo kita masuk!"

"apanya yang sengsara, perasaan kita kaya-kaya saja cuman akhir-akhir ini yang tidak punya uang." Aku pun mengikutinya masuk ke Guild Petualang.

Wah.... guildnya ramai ya... aku melihat-lihat di dalamnya, kenapa ada beberapa orang yang melihatku? Memangnya aneh ya penampilanku?

"hei lihat, ada orang baru, dia bahkan membawa anak kecil bersamanya... benar-benar parah ya, seharusnya anak sekecil itu masih bermain bersama teman-temannya bukannya malah menjadi petualang dan mencari uang, apalagi malah sampai membahayakan nyawanya menjadi petualang... sangat disayangkan ya..." ada beberapa orang yang berbisik-bisik seperti itu. Yah bukan berbisik-bisik sih kalau aku bisa dengar! Pengen rasanya ku berkata: hei aku mendengar kalian loh... tapi ya sudah lah. Kubiarkan saja, toh memang sudah sewajarnya mereka bereaksi seperti itu. Malahan aku bersyukur berarti orang-orang tersebut peduli terhadapku.

"Azzo, sudahlah jangan terpancing omongan seperti itu. Aku tau kau marah mengenai omongan mereka. Tapi ayo kita segera mendaftar ke guild ini."

"sejak kapan kau peduli padaku mengenai masalah sepele seperti ini El? Dan lagian itu sama sekali tidak menggangguku. Tenang saja. Kemungkinan besarnya mereka hanya belum tau siapa kita.

"halo ada yang bisa dibantu?"

"oh iya kak kami ingin mendaftar sebagai petualang di guild ini."

"baik, apa ini pertama kali kalian menjadi petualang?"

"emm... tidak juga sih. Kami sudah pernah-"

"maaf nona, apakah itu penting? Setahuku tidak ada prosedur pertanyaan seperti itu untuk mendaftar menjadi petualang" Ellard memutus percakapan kami.

"oh.. mohon maafkan saya, saya Cuma khawatir kalau adik ini kenapa-kenapa saat menjalankan misi menjadi petualang, karena menjadi petualang itu sangatlah berbahaya. Jika ada kesalahan sedikit saja nyawa taruhannya."

"hei bukannya itu Ellard si Penyihir Tanpa Tongkat?" tiba-tiba ada seseorang berbisik seperti itu.

Mendengar hal itu, resepsionis pun langsung tanggap dan bertanya.

"maaf tuan, apakah anda adalah tuan Ellard si pemburu artefak yang terkenal itu?"

"iya benar, aku Ellard. Apakah aku tidak boleh mendaftar sebagai petualang disini? Kukira semua orang bisa menjadi petualang jika mereka memang mampu."

"mohon maafkan saya sekali lagi tuan, saya benar-benar kurang mendengarkan kabar mengenai anda. Saya kira anda tidak akan pernah menjadi petualang karena sudah hidup nyaman sebagai pemburu artefak dan pedagang. Jadi anak kecil yang ada di sebelah anda itu adalah Azzo pendekar pedang tanpa suara itu ya?"

"pendekar pedang hampa kak... yah walau aku cuma bisa menggunakan teknik paling dasarnya menjadi tanpa suara sih."

"ohh... jadi dia pendekar pedang Azzo yang abadi itu ya? Kudengar dia tidak pernah menua."

"bagaimana ya caranya dia menjadi seperti itu?

"Teknik apa yang dia gunakan? Aku ingin mempelajarinya"

"aku ingin awet muda seperti dia deh..." terdengar omongan-omongan seperti itu diantara petualang yang sangat ramai itu.

"maafkan saya tuan Azzo, atas ketidak tahuan saya. Kalau begitu perkenalkan nama saya adalah Nayla, saya adalah resepsionis di guild kota Sonnenstadt. Kalau begitu, Silahkan tuan-tuan karena kalian sudah berpengalaman, kalian bebas mengambil misi yang bisa anda sekalian selesaikan. Saya akan mencatat nama anda sekalian di catatan petualang guild ini."

"apakah tidak perlu mengetahui tingkatan kekuatan kami?" Ellard pun bertanya

"benar saya hampir lupa, silahkan ini masukkan tekanan sihir maupun jiwa anda ke mutiara kristal ini."

Kami memasukkan tekanan kekuatan kami ke dalamnya dan hasilnya langsung terlihat.

"tuan Ellard ada di tingkatan emas satu titik ya, dan tuan Azzo ada di tingkatan perak dua titik."

"hei Azzo kau naik peringkat? Kenapa bisa aku tidak tau? Kukira kau masih perak satu titik."

"begitulah, kukira ini karena pedang perak dari pak Han tadi. Sepertinya tidak salah beli aku ya.. kukira dia hanya pedang perak beraura aneh ternyata dia bisa membuatku naik tekanan jiwa hahaha...."

"kalau begitu kami akan melihat-lihat pekerjaan apa saja yang tersedia ya nona Nayla."

"baik silahkan tuan Ellard."

"El, bagaimana kalau kita ambil misi ini, menelusuri reruntuhan kota Sonnenstadt? Sepertinya hadiahnya lumayan, disini tertulis kita boleh mengambil semua yang kita dapat di reruntuhan tapi kita harus melaporkan serta menyerahkan peta penelusuran yang lengkap beserta jebakan atau apa pun yang kita temukan di sana."

"sepertinya menarik untuk misi pertama kita di Sonnenstadt. Nona resepsionis, kami ambil misi ini ya mohon dicatat..."

"tuan Ellard mohon berhati-hati karena di reruntuhan itu terdapat beberapa lantai tanpa ujung, sejauh catatan petualang, hingga lantai ke 20 masih ada lanjutannnya lebih dalam dan belum ada yang memetakannya sejauh itu. Karena hadiahnya yang ada di dalamnya kurang menarik. Hanya ada batu keramat saja."

"ha? Bentar kak, batu keramat kan bisa meningkatkan tekanan kekuatan kita, bagaimana mungkin itu tidak berharga?"

"meningkatkan tekanan kekuatan? anda ini bicara apa? Mana mungkin hal seperti itu bisa dilakukan dengan mudah. Batu keramat yang saya tau itu hanyalah sebuah hiasan yang indah. Ya memang mereka cukup mahal sebagai hiasan, namun hanya sebatas itu kegunaannya."

"psst El, apa ga salah ini?" aku berbisik pada Ellard

"ehem... sepertinya ini menarik Azzo ayo kita kesana, sepertinya kita bisa menjadi pedagang hiasan batu keramat!. Nanti kita bahas, jangan disini bahasnya." tiba-tiba Ellard berteriak dilanjutkan berbisik ke arahku.

Kami pun keluar dari guild petualang dengan adanya banyak pertanyaan di benakku. Bagaimana mungkin batu keramat tidak berharga? Aku dan Ellard bersusah payah mencarinya bahkan membelinya dengan harga mahal untuk meningkatkan tekanan kekuatan kami. Entahlah aku pun tidak mengerti apa yang terjadi dengan kota ini.

......................bersambung........................

TerbangunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang