Episode 15

496 105 66
                                    

Bulatan-bulatan cupcakes itu mengembang dan matang sempurna, Lingga senang bukan main saat jerih payahnya itu membuahkan hasil yang memuaskan

"Humb, rasanya pasti enak sekali" ia mengambil satu buah lalu ia cicipi, matanya melebar saat merasakan hasil kerja kerasnya itu ternyata tidak berhianat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Humb, rasanya pasti enak sekali" ia mengambil satu buah lalu ia cicipi, matanya melebar saat merasakan hasil kerja kerasnya itu ternyata tidak berhianat

Gadis itu melompat lompat kegirangan, sambil mencicipi kuenya sendiri, bahkan sekarang bergoyang-goyang ria, bersenandung sembari menata bulatan-bulatan kuenya di tempat yang lebih lebar, Ia menata kurnya lalu ia bawa  pergi ke atas untuk ia tunjukan pada mertua kesayangannya itu,

Namun langkahnya terhenti di depan pintu kamar sang buah hati, ia mendengar mertuanya berbicara serius dengan seseorang melalui telepon, ya.. suaranya sedikit keras sehingga dapat ia dengarkan dengan jelas dibalik pintu

Ia mencondongkan kepalanya, agar lebih dekat dengan pintu untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh mertuanya itu

Sejujurnya ia tak ingin menguping, namun ia mendengar samar-samar namanya disebutkan sehingga ia penasaran

"Saya tidak mau tau, semua harta yang dialihkan dengan atas nama perempuan itu harus kembali menjadi atas nama putraku, bagaimanapun caranya!" tegasnya

"..."

"Saya tidak perduli, anda kira saya sudi harta putraku dikuasai oleh perempuan yang tak jelas asal usulnya, putraku memang sudah tidak waras"

"..."

"Ya walaupun dia istrinya, tapi mendapat setengah dari saham perusahaan yang sudah dibangun keluarga suamiku itu adalah tindakan bodoh, putraku terlalu mencintai gadis itu sehingga ia kehilangan akal sehatnya, ubah secepatnya dalam satu bulan!"

"..."

"Urusan putraku biar saya yang mengurusnya, bagaimanapun dia tidak akan berani melawan ibunya sendiri"

Hati dan seluruh tubuhnya bagai disayat-sayat, lagi-lagi ia harus menelan pahit nasib buruk, ia mengira ibu dari suaminya benar-benar mencintainya layaknya putrinya sendiri, ternyata ia salah, tak terasa air matanya turun karena kekecewaan yang luar biasa

Mertua yang sudah baik sekali selama ini nyatanya ia tidak mempercayainya, baru saja ia merasakan bagaimana memiliki seorang ibu setelah bertahun-tahun kehilangan ibunya, kini ia harus dikecewakan lagi, ia menghapus air matanya cepat-cepat ketika menyadari ada langkah kaki mendekat kearah pintu

Cekleg!

"Sejak kapan kau disini, honey" ucap mertuanya dengan raut sedikit terkejut mendapati menantunya sudah berdiri didepan pintu dengan membawa nampan kue, ia harap menantunya itu tidak mendengar apa yang ia bicarakan dengan pengacaranya barusan

"Um, barusaja mom" elaknya sembari menahan diri

"Wah, ini kue buatanmu, astaga cantik sekali, pasti rasanya enak, boleh mom cicipi?" mertuanya benar-benar bermuka dua, baru saja kalimat kebencian itu keluar kini kalimat manis kembali ia tunjukan

Daddy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang