Satu minggu berlalu, kini Eleya sudah benar-benar pulih, selama ia sakit, Suga yang selalu siaga menyiapkan segala keperluannya, walaupun itu perlakuan yang tidak pernah ia bayangkan akan dilakukan suaminya, namun tenyata Suga adalah pria yang perhatian, dingin dan hangat sekaligus
Tatapan suaminya yang dulu menusuk tajam, kini sudah berubah menjadi tatapan yang lebih memanusiakan dirinya, tatapan permusuhan yang kental itu kini berganti dengan tatapan tulus
Hari ini pertamakali Eleya belajar membuatkan americano untuk sang suami, walaupun jelas seorang yang tidak pernah menyentuh dapur sepertinya akan kesulitan
Bahkan ia tidak bisa membedakan yang mana gula dan garam, ia memasukkan satu sendok teh bubuk putih itu, lalu tersenyum bangga, ia sudah berpakaian rapih hendak pergi ke kantor tapi ia berusaha untuk belajar menjadi istri yang baik mulai hari ini
"Oh suamiku sudah tampan rupanya"
"Memangnya biasanya aku tidak tampan?" balas Suga datar
"Cih, ini aku coba buatkan americano kesukaanmu, aku tidak tau apa rasanya akan cocok untukmu atau tidak, tapi aku sudah berusaha yang terbaik"
Eleya menyodorkan secangkir americano tersebut, dengan sangat hati-hati dan bersemangat, semoga ia memuji kopi buatannya itu
Suga sedikit ragu, haruskah ia meminumnya? ia menghela nafas, dari aromanya sangat nikmat, tanpa berpikir panjang ia menyeruput kopi itu dengan tidak sabaran
Lalu di detik berikutnya Suga mengernyit, namun tetap tenang "Bagaimana? enakkan??" manik istrinya itu berbinar seolah menanti pujiannya
Suga tersenyum lalu menyodorkan cangkir tersebut ke tangan sang istri "Enak, cobalah rasakan, enak sekali" Eleya merasa sangat senang mendengarnya jadi tanpa pertimbangan apapun lagi ia segera mencoba kopi buatannya itu
Seketika ia melepehnya "Ah asinn!!!" Suga hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala
"Apa yang kumasukan ke dalam sini, astaga"
"Kan kau yang membuatnya Eleya, bagaimana rasanya, heum?"
"Asin, ahh... Aku salah memasukan garam, aku tidak tau yang mana yang gula yang mana yang garam" kesalnya sembari meletakkan cangkir dengan kasar di meja
"Sudahlah tidak apa-apa, lain kali cicipi dulu kalau kau memang tidak tau bedanya, ayo berangkat"
"Sorry Suga" katanya dengan menunduk dalam-dalam, ia merutuki dirinya sendiri, hanya membuat secangkir kopi saja ia tidak becus
"Tidak apa-apa, belajar lagi" pria itu mencoba menenangkan istrinya, karena hari ini ada meeting untuk peluncuran produk terbaru mereka hasil kolaborasi antara JS group dan Madeline crop, sehingga pagi ini mereka harus segera pergi ke kantor
Di dalam mobil wajah Eleya ditekuk bak pancake gagal, sehingga Suga berusaha membuat moodnya bagus, sangat tidak baik jika Eleya dalam keadaan tidak senang saat acara, karena ini adalah acara penting
"Jangan ditekuk begitu, kau terlihat bertambah tua tau"
"Ish kau ini, bukan begitu cara menghiburku" balasnya
"Lalu bagaimana?"
Cuppp Eleya mengecup bibir suaminya singkat, "Begitu saja tidak paham" katanya sembari memutar bola mata, suaminya memang tidak peka, bagaimana bisa ia menghibur tapi tetap dalam bentuk ejekan
Suga tersenyum, lalu menarik tengkuk sang istri, dan berakhir saling melumat, keduanya haus satu sama lain, pun Suga sudah satu minggu lebih menahan hasrat
Decak saliva menguar di dalam mobil, Mohan yang menyetirpun sedikit gugup, sialan sekali memang bosnya, mendengar cecapan kedua bibir itu membuat sang ajudan menelan ludahnya sendiri, sepertinya Mohan memang harus menikah, hahaha..
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy [✓]
Fanfiction°Hard loves° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛𝐢𝐚...