Episode 20

698 113 119
                                    

Nb : kalau baca nyalain lagunya wkwk biar makin deep 😌

Keesokan harinya,

Ntah bagaimana ceritanya, Lingga dan Jungkook berada dalam sebuah kamar, seingat jungkook ia terlalu teler bersama istrinya, ia memesan layanan room lalu sisanya tidak ingat, Lingga yang masih lelap dalam dekapan suaminya tentu belum menunjukan tanda-tanda kesadaran

Jungkook menggeliat merasakan pening dikepalanya yang sangat luar biasa, ia berusaha bangkit dan meraih air mineral diatas nakas

Ia meneguknya banyak-banyak, untuk menetralkan rasa mabuk, ia tidak ingat samasekali soal semalam

Setelah merasa lebih baik, pria itu kembali ke tempat tidur, membelai pelan surai rambut sang istri yang masih lelap dalam damai

"Cantik" katanya sembari tersenyum tipis, setelah memberikan ciuman, ia beranjak menuju kamar mandi

Jungkook menenggelamkan dirinya dalam shower air hangat, berusaha menetralkan rasa mabuknya, ia sedikit merasa bersalah karena terlalu mabuk sampai tidak memperdulikan koleganya semalam, ia akan menghubunginya secara pribadi nanti untuk meminta maaf sekaligus merencanakan pertemuan di kantornya

Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan yang lembut sedang memeluknya dan bergabung dalam shower

"Sayang kau sudah bangun"

"Hm, aku tidak menemukanmu saat membuka mata, aku mencarimu daddy"

Jungkook berbalik dan mengakup wajah cantik sang istri yang terlihat semakin menggairahkan dalam keadaan basah

"Jangan menggodaku di pagi hari sayang, kau sangat tau aku selalu haus akan dirimu"

Wajah Lingga merona, tersipu akan ucapan sang suami, kemudian ia memilih memeluk suaminya erat-erat, "Jangan tinggalkan aku jeon"

"Tidak akan pernah kau tau itu"

"Ibumu tidak menyukaiku"

"Aku tau sayang, aku tidak buta sampai harus tidak melihat bagaimana sikapnya padamu, akupun mengerti akal-akalan mom membawa Ilona kerumah untuk menciptakan keributan diantara kita"

"Kalau kau paham kenapa diam saja"

"Lalu aku harus bagaimana? mengusir ibuku, memarahinya atau memukulnya, itu tidak mungkin Lingga"

"Aku tidak pernah berpikir begitu jeon, jangan pernah menaruh pikiran itu padaku, aku hanya kesal karena ibumu selama ini hanya berpura-pura menyukaiku"

"Maafkan aku sayang"

"Jeon, bagaimana kalau kembalikan saja saham itu, aku tidak menginginkannya samasekali, bagiku memilikimu saja cukup"

"Tidak, kau istriku kau berhak mendapatkannya, Lingga"

"Jeon, saham mu lebih kecil dariku, itu berbahaya, aku ingin membaliknya, 50% untukmu, dan berikan 20% nya untukku"

"Sayang__

"Please jeon, aku ingin kau mengubahnya secepatnya, lagipula aku tidak punya banyak pengalaman untuk mengendalikan perusahaan, atau kalau keberatan serahkan saja 50% itu untuk Zehan, bagaimanapun dia yang akan meneruskan perusahaan, bukan aku"

"Baiklah, akan aku ubah secepatnya, walaupun tetap saja Lingga berapapun saham yang kau pegang itu tidak bisa kau dapatkan kecuali aku mati, dalam perjanjian wasiatnya begitu"

"Sialan jeon, kenapa kau mengatakan hal-hal tak berguna, berhenti memikirkan sesuatu yang mengerikan seperti itu, kau akan menua bersamaku, jangan berpikir untuk mati mendahuluiku!" tegas Lingga merasakan sesak dalam hatinya

Daddy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang