Episode 22

483 107 91
                                    

Suga sampai di Korea dini hari, ia membuka kemejanya dan mengganti pakaian lalu berbaring di ranjang, sedangkan Eleya masih berkutat dengan pekerjaannya, wanita itu benar-benar sangat ambisius

"Kau tidak tidur?" tanya Suga saat melihat sang istri membawa laptopnya keluar

"Duluan saja, aku masih harus memeriksa laporan keuangan madeline corp, lagipula tadi di pesawat aku sudah banyak tidur"

Pria itu manggut-manggut lalu memejamkan matanya, Eleya memang sangat perfeksionis dalam hal apapun, saking sibuknya ia sampai tidak menyadari matahari sudah menyingsing walau langit masih pekat

"Hooaahh.." wanita itu menguap, ia merebahkan kepalanya diatas meja, ugh! enak sekali

Keduanya lelap dengan posisi yang jauh berbeda, Suga di kasur, sedangkan Eleya di kursi ruang kerjanya, wanita itu memang sering tertidur diruang kerjanya setelah menyelesaikan pekerjaan

Matahari bahkan sudah sangat terik, pria itu lebih dulu terbangun, karena ia tidur sudah sekitar tujuh jam lamanya, ia meregang sebentar, lalu turun untuk mencecap americano seperti biasa

Suga ingin kembali ke kamar setelah mengambil secangkir americano, tetapi langkah kaki itu kemudian terhenti saat melihat ruang kerja istrinya yang tidak tertutup rapat, ia masuk kedalam dan mendapati wanita itu terlelap nyenyak diatas meja

Suga ingin kembali ke kamar setelah mengambil secangkir americano, tetapi langkah kaki itu kemudian terhenti saat melihat ruang kerja istrinya yang tidak tertutup rapat, ia masuk kedalam dan mendapati wanita itu terlelap nyenyak diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suga menghela nafas, meletakkan kopinya diatas meja, ia menyingkirkan helaian rambut sang istri yang menutupi seluruh wajahnya, kadang ia heran kenapa istrinya sangat gila dengan pekerjaan

Helaian surai itu sudah tersingkir, kini terpampang jelas wajah cantik tanpa riasan sang istri, Suga berdeham halus, sempat terpesona sesaat, kemana ia selama ini sampai tidak menyadari istrinya juga tidak kalah cantik dari sang mantan kekasih

Dengan cepat Suga meraih tubuh Eleya dalam gendongannya, ia memindahkan tubuh istrinya itu ke atas ranjang "Apa enaknya tidur dikursi" katanya sembari membawa tubuh ideal sang istri menuju kamarnya

Suga menyadari sesuatu, kalau tubuh Eleya terasa panas, setelah menurunkannya perlahan dikasur, ia menyentuh kening sang istri, Eleya pun bergerak tak nyaman

"Eleya kau demam?" tidak ada jawaban, wanita itu mengerang halus merasakan nyaman tubuhnya diselonjorkan

"Kenapa bisa demam, sudah aku bilang semalam untuk tidur, dasar keras kepala"

"Jangan mengomel dan berteriak, telingaku sakit, Suga, lebih baik kau ambilkan aku obat penurun panas saja" ucapnya memelan

"Kita kerumah sakit sekarang"

"Tidak perlu, aku hanya kelelahan, pergilah ke kantor, pimpinlah rapatnya"

"Lain kali dengarkan suamimu, kalau aku menyuruh tidur ya tidur"

"Berisik, pergilah nanti telat"

Suga menghela nafas, baru kali ini merasakan khawatir, Suga tau semandiri apapun istrinya dia tetaplah seorang perempuan

Daddy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang