Episode 23

500 95 96
                                    

Pukul 22.00 kst,

Eleya terbangun, ia mengerjap pelan, sembari menetralkan dirinya, ia mengedarkan pandangan ke seluruh sisi ruangan, setelah seharian ini matanya berat untuk terbuka karena tubuhnya lemas bukan main

Wanita itu menatap dengan terkejut melihat sosok pria yang selama ini tidak pernah perduli padanya, nyatanya sekarang suaminya itu sedang tertidur di sofa dengan baju kantor, pria itu pulas dan terlihat lelah

"Apa dia tidak pulang? astaga.. dia benar-benar disini untukku?" Eleya tersenyum, walaupun ini sangat awal, Eleya tidak mau terlalu percaya diri, bisa saja suaminya baik karena ada maunya, meminta perusahaan kembali dan dia bisa kabur mengejar Lingga lagi, bisa saja kan

Eleya meleguh, badannya lemas sekali, tiba-tiba pria di sofa itu berdeham dan melirik ke arahnya

"Kau sudah sadar?"

"Hm" jawabnya singkat

"Kau perlu sesuatu Eleya?"

"Pulanglah, kau terlihat kelelahan, disini banyak suster yang akan menjagaku, lihatlah kau bahkan tidak mengganti pakaianmu"

"Aku bisa menyuruh mohan membawanya kesini"

"Tidurlah dirumah, disini kau akan semakin kelelahan karena tidak bisa tidur dengan nyaman"

"Besok aku tidak punya agenda, jadi tidak masalah tidur disini, kau belum makan Eleya, mau aku suapi?" katanya

Jantung Eleya berdegup, ini pertamakalinya ia merasakan perhatian dari suami es kutub nya itu, selama ini kehidupan rumah tangganya terisi dengan segala keributan dan adu mulut, tetapi saat seperti ini membuat suasana semakin canggung

"Boleh"

Suga mengambil kotak makanan jatah sore tadi yang belum tersentuh sedikitpun, bahkan plastic wrap nya masih utuh

"Mau aku panaskan?" tawar Suga, sedangkan sang istri hanya mengangguk pasrah, pria itu menyambar kotak makanan tersebut lalu memasukan ke dalam alat pemanas makanan yang tersedia disana, setelah dirasa cukup ia membawanya kembali

"Aku bantu duduk" kata Suga, tatapan itu masihlah dingin walau perhatiannya sangat nyata, Eleya pun bingung sebenarnya ini bentuk perhatian ataukah hanya tanggung jawab

Eleya sekuat tenaga bergerak, menggeser tubuhnya agar bisa tegak supaya tidak tersedak saat makan, dengan telaten Suga membantu sang istri agar bisa makan dengan nyaman

"Sebentar ini panas" Suga meniupi sendok berisi makanan tersebut, tanpa menatap sang istri

Benar-benar tsundere, perlakuan manisnya sangat tidak cocok dengan wajah datar nan dingin itu

"Buka mulutmu" Eleya menuruti intruksinya, dan langsung melahap satu sendok makanan, lidahnya terasa pahit, perutnya benar-benar lumayan mual untuk menerima makanan

"Jangan dirasa, sakit memang tidak enak menerima makanan, tapi kau harus makan, biar cepat sembuh"

"Rasanya pahit"

"Telan saja, jangan membuat tubuhmu semakin lemah"

Sekuat tenaga Eleya menelan makanan itu, melawan rasa mual luar biasa, Suga dengan telaten menyuapinya sampai sedikitnya lima sendok makan sudah mengisi perut sang istri

"Minum dulu" katanya lalu membantu Eleya lagi untuk menenggak minuman, memegang tengkuknya untuk menahan kepala sang istri

"Terimakasih" ucap Eleya "Kau sudah makan?" imbuhnya

"Aku sudah makan tadi, sekarang tidurlah, ini sudah malam"

"Aku bahkan baru bangun bagaimana bisa tidur lagi, bagaimana dengan rapatnya?"

Daddy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang