42

730 55 16
                                    

Terlihat pria berbaju hitam berjalan pelan melewati lorong rumah sakit yang terlihat lumayan sepi, mengingat ini sudah tengah malam. pria itu tersenyum kecil saat melihat sebuah buket bunga mawar yang ia bawa untuk sang kesayangan.

Setelah berperang dengan berbagai fikiran buruk, serta ucapan seokjin hari ini. Akhirnya namjoon memberanikan diri untuk kembali melihat yoongi-nya, meski dalam hati masih tersirat rasa takut dan bersalah yang begitu besar terhadap bocah itu.

Ceklek

Nafasnya mulai tercekat, bahkan kini matanya memanas dengan cairan bening yang mulai melapisi bola matanya. Namjoon menarik nafas dalam, lalu perlahan berjalan mendekati ranjang pesakitan yoongi.

"Hai, sayang" sapanya, setelah menyimpan buket bunga itu di nakas samping ranjang yoongi. ia mengelus pipi tirus yoongi lembut, lalu mendudukan dirinya dikursi samping ranjang

"I miss you so bad, baby..." lirihnya lalu mengecup punggung tangan mungil yoongi begitu dalam, kemudian mengelusnya lembut.

"Maaf, maaf karena telah membuatmu terluka. Maaf, karena ku kau harus mendapatkan hal buruk seperti ini...maaf mine. Maaf karena seminggu ini aku tak menemanimu sesuai janjiku, maafkan aku." ujar namjoon serak memandang sendu pada wajah damai yang sedang terpejam itu

"Apa kau tak ingin membuka matamu heum? ini sudah terlalu lama. Apa mimpimu sangat menyenangkan sampai tak ingin membuka matamu, sayang? apa kau tak merinduiku, baby?"

"Ayo buka matamu, aku rindu manik hazel indahmu, rindu akan suara lembutmu yang setiap kali memanggilku 'daddy', rindu akan senyum manismu, rindu rengekanmu yang selalu membuatku luluh. Aku rindu semua tentangmu, mine..."

Semua ucapan lirih namjoon hanya dibalas oleh suara monitor EKG, yang mana membuat pria itu meneteskan airmata rindunya. namun dengan cepat ia hapus kembali lalu tersenyum lembut

"Kau ingin ke pantai bukan? ayo pergi, hanya kita berdua saja. Kita akan menikmati indahnya air biru dan indahya langit jingga saat sore hari, bukankah itu terdengar menyenangkan? kau juga bisa bermain pasir, menangkap hewan laut...dan bermain air"

Lagi, hanya monitor EKG yang terdengar disana. Membuat perasaan pria berdimpel itu semakin sayu. Namjoon menempelkan tangan yoongi pada pipinya perlahan.

"Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan agar kau bangun? apa aku harus pergi darimu heum? jika itu bisa membuatmu bangun, maka aku akan melakukannya" ujarnya tersenyum sendu, lalu menyimpan kembali tangan kecil itu disamping tubuh terbaring yoongi.

Ia berdiri, lalu membungkuk untuk mengecup kening sempit itu lembut penuh perasaan. Menyalurkan rasa sayang dan cintanya pria itu pada bocah yang betah terpejam itu.

"Lekaslah bangun, mine..." bisiknya, lalu dengan perlahan mulai berjalan menjauh.

Dan tanpa diketahui namjoon, satu tetes cairan bening mengalir begitu saja pada sudut mata terpejam itu.







Pagi hari seperti biasa, seokjin mengontrol keadaan anak manisnya. Ia berjalan perlahan mendekati yoongi, lalu dengan lembut mengelus surai nya sayang

"Selamat pagi, yoonie nya papa" sapanya, meski tau bocah itu tak membalasnya

Seokjin mengganti cairan infus yoongi, lalu setelahnya ia mendudukan dirinya dikursi samping ranjang yoongi. Pria itu hanya diam memperhatikan wajah damai itu dengan tangan besarnya yang memegang tangan yang lebih kecil darinya.

"Kapan kau akan bangun sayang? semuanya menunggumu membuka mata" ujar seokjin, dan hanya bunyi EKG yang menyahut.

Namun tak lama, alis seokjin mengerut kala ia merasakan pergerakan kecil ditangannya. Ia memfokuskan dirinya untuk melihat jemari mungil yoongi, dan benar saja jemari itu bergerak perlahan bahkan hampir tak telihat.

Seokjin segera bangkit, lalu menepuk pelan pipi yoongi

"Yoonie, kau dengar papa kan? ayo buka matamu sayang.." seokjin terus menepuk pelan pipi yoongi, dengan memanggil nama bocah itu berkali-kali.

Seulas senyum terukir diwajah tampan itu, kala dirinya melihat mata yang lama terpejam itu kini terbuka perlahan

"Yoonie kau bisa lihat papa kan?" tanya seokjin saat melihat bocah itu mengedipkan matanya sayu. Bocah itu perlahan menoleh kesamping lalu mengangguk lemah

"Syukurlah, terima kasih sudah berjuang yoonie" ujar seokjin lalu memeluk tubuh mungil itu pelan. sedangkan bocah itu hanya tersenyum kecil dibalik masker oksigennya

"Akh"

Seokjin segera melepas pelukannya saat mendengar ringisan pelan nan lirih dari yoongi

"Wae? apa ada yang sakit heum? ayo katakan pada papa sayang" cemas seokjin mengelus pipi yoongi

"S-semua s-sakit, k-kaki y-yoongie sakit papa" jawabnya pelan dengan suara serak, bahkan bocah itu seakan sulit mengatakannya karena tenggorokannya kering. ditambah seluruh tubuhnya yang nyeri, apalagi didaerah punggung dan kaki kirinya.

Seokjin mengangguk mengerti, lalu mengelus kaki yoongi perlahan berusaha membuat bocah itu nyaman

"Tak apa, nanti sakitnya akan hilang"

Yoongi hanya bisa mengangguk pelan, menikmati usapan halus dari sang papa. Namun dalam hati, bocah itu tengah sedih sekarang karena tak menemukan namjoon disana. Kemana pria itu? apa sedang keluar?

"P-papa, buka ini. y-yoongie tidak nyaman" ujar yoongi lirih, dan seakan mengerti seokjin segera menuruti keinginan bocah itu

"Tapi ganti dengan nassal canula ya, pernapasanmu harus tetap terkontrol sayang"

Yoongi mengangguk, lalu membiarkan seokjin nassal canula pada hidungnya

"Apa terlalu kencang?" tanya seokjin saat sedang memutar jalan udara pada selang itu

"S-sudah cukup, papa.."

Seokjin mengangguk, lalu beralih untuk membenarkan ranjang yoongi agar bocah itu bisa bersandar nyaman

"Minumlah, kau pasti haus" Seokjin memegangi botol minum yang sudah ia kasih sedotan. dan dengan perlahan yoongi mulai menyedot air itu hingga membuat tenggorokannya sedikit lebih nyaman.

"Sudah?" yoongi mengangguk lemah, lalu terdiam memperhatikan sang papa yang sekarang tengah sibuk membereskan nakas samping ranjangnya

"Yoonie tunggu sebentar ya, papa ingin mengambil makananmu dulu.." ujar seokjin mengelus surai yoongi, sedangkan bocah itu hanya tersenyum kecil

Setelah seokjin pergi, bocah itu hanya diam menatap kosong kedepan. ia memikirkan namjoon. Entahlah, ia tak mengerti...ia merasa sudut hatinya terasa kosong saat ini.

Lamunan itu buyar saat terdengar suara pintu terbuka, dan seokjin sedang tersenyum disana dengan sebuah mangkuk putih ditangannya.

"Untuk saat ini, makan makanan seperti ini dulu ya, karena yoonie baru bangun dari tidur lama. nanti jika sudah sembuh, papa janji akan memasakan yoonie makanan enak" ujar seokjin merasa tidak enak karena bocah itu harus makan makanan rumah sakit, yang tidak ada rasanya dan juga encer seperti bubur yang sedang ia bawa saat ini

Yoongi hanya mengangguk pelan, lalu menerima suapan dari seokjin. keningnya mengerut saat pahit dirasanya, tapi ia harus tetap memakannya agar bisa cepat sembuh dan keluar dari ruangan serba putih ini.

"Papa?" panggil yoongi

"Heem"

"D-daddy kemana?"









Hiyahiyahiya
Voment ya
Next Chap?
TBC.

DADDY ( NAMGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang