28

828 55 2
                                    

Seokjin duduk dengan tangan bertaut menunggu sang dokter memeriksa keadaan yoongi, tadinya ia ingin masuk tapi diurungkannya karena takut terserang cemas dan tak fokus.

Ia meremat ponselnya saat selesai mengirimkan pesan pada namjoon, ia yakin pasti pria itu akan langsung terbang kesini.

"Bagaimana keadaannya,uisa?" tanya seokjin saat melihat dokter keluar dari ruangan yoongi

Dokter itu menghela nafas sejenak lalu menatap rekan kerjanya itu

"Trauma terbesarnya kambuh jin-ah, dan itu akan mempengaruhinya nanti. aku sarankan dia pergi ke psikiater dan minta solusinya, hah...aku yakin saat dia sadar nanti pasti akan ketakutan, kau pasti bisa mengatasinya jin-ah, pelan-pelan saja" jelas dokter itu

Seokjin mengangguk "Terima kasih, baekhyun-ah.."

"Sudah tugasku, kalau begitu aku pergi dulu..masih ada pasien yang membutuhkanku.." pamitnya menepuk sekilas bahu seokjin

Pria berbahu lebar itu menarik nafas panjang, lalu mengeluarkannya perlahan sebelum masuk ruangan yoongi.

Ceklek

Mata nya memanas, melihat bagaimana tubuh mungil itu terbaring dengan cairan infus ditangannya, serta nafas berat yang terdengar dari pernapasannya sungguh membuatnya sedih. Apalagi kejadian beberapa jam yang lalu adalah kejadian yang paling menyeramkan bagi seokjin, dimana ia melihat tubuh kecil itu gemetar dengan pandangan kosong seolah tak ada kehidupan didalamnya.

"Ini pasti sulit bagimu kan?" tanya seokjin mengusap pipi yoongi

"tak apa, papa janji kau tak akan mengalaminya lagi.." lanjutnya memegang tangan tanpa infus itu pelan, ia kecup lembut punggung tangan putih itu lalu membiarkannya lagi disamping tubuh kecil yoongi






Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya di jepang. Namjoon kalang kabut setelah mendapat pesan dari seokjin bahwa yoongi masuk rumah sakit. Ia meminta chanyeol memesan tiket detik itu juga dan berhasil meski pemberangkatan jam 10 malam, ia menginjak pedal gas nya kencang melewati jalanan kota tokyo yang lumayan ramai itu dengan lihai. pikirannya hanya berpacu pada yoongi, bocah kucingnya.

Dalam hati, namjoon merapal doa supaya yoongi baik-baik saja dan tak ada hal yang serius nantinya.

Sekitar 20 menit, akhirnya mobil hitam namjoon berhenti di bandara. Ia segera berlari dan langsung melakukan prosedur yang dibutuhkan untuk melakukan penerbangan.





Berbeda lagi dengan seokjin, yang sekarang sedang melamun memikikan kejadian beberapa menit yang lalu, saat dimana ia baru keluar kamar mandi...dirinya dikagetkan dengan yoongi yang sudah sadar. Ia mendekat namun respon yang diberikan yoongi membuatnya sedih, anak itu menyuruh seokjin menjauh tapi pemuda berbahu lebar itu terus mencoba dengan berbicara lembut berharap yoongi akan diam...namun dugaannya salah, bocah itu malah mengamuk dan memecahkan gelas dan dengan cepat tangan kecil itu mengambil potongan belingnya lalu mengarahkannya pada seokjin.

Seokjin panik apalagi melihat jemari putih itu sudah mengeluarkan darah akibat eratnya memegang beling, dan seokjin tak bisa diam saja..ia segera memeluk yoongi dari belakang dan berusaha merebut beling itu, sangat sulit karena yoongi yang berontak. Seokjin segera menekan tombol merah ditas ranjang dan tak lama datang beberapa perawat yang dengan terpaksa langsung menyuntik yoongi hingga tubuh berontak itu perlahan melemas dan terpejam di pelukan seokjin.

"Kau tak apa?"

Seokjin tersentak lalu menoleh "Ah..baekie, aku tak apa-apa.." jawabnya

"Berikan tanganmu" titah baekhyun dan pemuda berbahu lebar itu menurut mengulurkan tangannya

DADDY ( NAMGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang