39

730 63 16
                                    

Suara sirine ambulans nyaring terdengar di jalanan busan pada dini hari itu, para perawat tengah sibuk  memasangakan alat-alat medis mereka pada tubuh mungil tak berdaya itu.

Namjoon masih setia menangkup tangan dingin itu erat, tak sedikitpun ia melonggarkannya. Memandang pada wajah cantik yang sekarang terhalang masker oksigen itu sendu.

"Bertahanlah sebentar lagi..." lirih namjoon mengelus pelipis yoongi lembut

Bisakan?

Namjoon mengecup punggung tangan yoongi perlahan, menyalurkan rasa sayangnya pada bocah itu. Ia memejamkan matanya berusaha menahan airmata yang sudah membendung sedari tadi agar tak keluar

"Percepat laju mobilnya, denyut nadi pasien semakin melemah!"

Namjoon tersentak saat perawat disana memerintah sang supir untuk melajukan kecepatannya. perasaan pria itu bergemuruh, ia mengeratkan genggamannya pada tangan dingin itu. Apa tuhan akan membawa yoongi-nya?

"Jangan tinggalkan aku, jebal..." lirih namjoon, menempelkan punggung tangan yoongi pada keningnya








Sedangkan di seoul, seokjin dan para tenaga medis lain sudah bersiap didepan rumah sakit untuk menyambut ambulans yang membawa yoongi. Rasa gelisah dan resah sedari tadi dirasa oleh pria berbahu lebar itu, ia tidak tau bagaimana keadaan anak manisnya. Ia hanya tau dari hoseok, ketika tadi dirinya diberitahu jika yoongi terluka...itu saja.

Lamunannya terhenti, ketika suara sirine ambulans mendekat. dan seokjin serta yang lainnya segera berjalan cepat saat ambulans itu menepi

Buruk, itu adalah kata pertama yang seokjin ucapkan untuk menggambarkan keadaan yoongi. pria berbahu lebar itu bahkan kini terdiam melihat pucatnya wajah manis itu, dengan darah yang hampir memenuhi baju yang dipakainya. ia melirik pada namjoon yang masih setia memegangi tangan yoongi dengan keadaan kacau. Apa yang sebenarnya terjadi? bukankah bocah itu sebelumnya baik-baik saja, kenapa sekarang jadi seperti ini?

Seokjin, dokter itu memang tak mengetahui jika yoongi diculik, ia bahkan kaget saat hoseok menghubunginya dan menyuruh dirinya bersiap didepan rumah sakit karena yoongi terluka parah. Tapi ia tak menyangka jika keadaan bocah itu sangat buruk seperti ini jauh dari dugaannya. Begitu banyak pertanyaan 'kenapa' dan 'bagimana' yang berputar di kepalanya yang ia ingin tanyakan

"Siapkan ruang ICU!"

Seakan tersadar dari keterdiamannya, ia segera membantu tenaga medis lain untuk mendorong brangkar yoongi menuju ICU. Mata seokjin memburam karena cairan yang menggenang dimatanya, dan akhirnya satu tetes air mata turun disela berlarinya. Tidak, dirinya tidak boleh seperti ini...ia harus menyelamatkan yoongi, anak manisnya.





"Minggir hyung! aku harus menemaninya" ujar namjoon mencoba menerobos masuk

"Andwe! biar kami yang akan mengurusnya joon." ujar seokjin  berusaha menahan namjoon

"Kubilang minggir kim seokjin!" namjoon menaikan nada suaranya, memandang tajam pada yang lebih tua

"KIM NAMJOON!" bentak seokjin

"Kumohon tenanglah" lanjut seokjin melirih dengan meremat bahu namjoon "Aku akan berusaha menyelamatkannya, berdoalah namjoon-ah"

Setelah mengatakan itu, seokjin masuk kedalam ruang ICU meninggalkan namjoon yang sekarang terduduk dengan memandang kosong pintu ruang ICU itu.

Tak lama terdengar suara sepatu yang mendekat, hoseok menyentuh pundak namjoon membuat pria berdimpel itu menoleh padanya

"Percaya padanya, aku yakin yoongi kuat menghadapi ini joon-ah.." ujar hoseok berusaha menenangkan sang sahabat yang kini sedang kacau.

"Kajja, sekarang kau harus cepat diobati. wajahmu sudah semakin pucat" ajak hoseok, tapi pria itu menggeleng

"Jangan keras kepala joon, bukannya kau mau menemani yoongi disini eoh? jadi, ayo obati lukamu dulu..agar kau tidak tumbang"

Namjoon terdiam sebentar, lalu mulai berdiri perlahan dan mengikuti hoseok setelah menoleh sekilas pada kaca kecil ruangan yoongi.







Pagi hari yang harusnya tenang, kini tak berlaku bagi tenaga medis ini, karena keadaan begitu tegang di dalam ruang ICU itu, tim medis berusaha semaksimal mungkin untuk  menyelamatkan nyawa anak yang kini sedang berbaring tak berdaya diranjang oprasinya. Mereka bahkan tadi harus berhati-hati mengeluarkan peluru yang bersarang dipunggung bocah itu yang ternyata hampir saja menembus jantungnya. apalagi bocah itu sudah kehilangan banyak darah membuat daksa mungil itu semakin melemah, bahkan kini deru nafasnya sudah timbul tenggelam

"Uisanim, denyut nadinya semakin tak terasa.." ujar salah satu perawat disana ketika sedang mengontrol nadi yoongi

Seokjin yang baru saja berhasil mengeluarkan peluru di kaki yoongi bersama baekhyun, segera memeriksa nadi bocah manisnya. Dan benar saja, nadi itu bahkan hampir tak terasa oleh dirinya

"Detak jantungnya terhenti, uisanim!" pekik perawat wanita yang bertugas mengontrol detak jantung pada layar EKG

'Andwe'

"Siapkan defibrillator sekarang, cepat!"

Perawat disana segera melaksanakan tugas mereka, mengambil alat kejut jantung lalu menyalakan layar AED, Perawat itu memberikan padle nya pada seokjin.

Seokjin memberikan gel pada besi yang terdapat pada permukaan kedua padle defibrillator nya. ia  menggosok permukaan padle itu lalu menoleh pada perawat

"120 joule

"Clear!"

Tubuh itu tersentak ketika merasakan sengatan dari alat kejut itu, seokjin melihat pada perawat disana. Dan seakan mengerti perawat itu menggeleng

"Masih sama uisa"

"Naikan tekanannya" titah seokjin kembali menggosok permukaan padle itu

"150 joule"

"Clear!"

Yoongi kembali tersentak, menerima kejutan listrik itu pada tubuh mungilnya. Namun, tak membuat perubahan apapun

'Papa mohon, jangan seperti ini sayang. kembalilah..'

Seokjin berusaha untuk fokus, tapi tak bisa. ia khawatir dan juga takut bahkan kini tangan yang memegang padle itu gemetar. Baekhyun yang melihat itu segera mengambil alih padle itu, lalu menggosoknya

"200 joule"

"Clear!"

Seokjin memperhatikan tubuh mungil itu tersentak kuat, dan seketika tubuhnya melemas saat tubuh mungil itu tak merespon apapun...ditambah layar EKG nya yang menandakan garis lurus dengan bunyi nyaring yang panjang membuat hatinya sakit

'Andwe jebal'

Pria berbahu lebar itu menggeleng brutal, ia menggeser baekhyun lalu mulai menekan-nekan tangannya pada dada yoongi

"Hey, ayo buka matamu. Kau pasti bisa yoonie" ujar seokjin gemetar... dadanya sesak, ia terus berusaha melakukan pcr.

"Yoongi dengar papa kan? ayo sayang kau pasti bisa...papa mohon.." tekanan itu kini berganti dengan pukulan di dada pucat itu hingga meninggalkan bekas

"Jebal...hiks"  ujar seokjin disela nafas tercekatnya. tak peduli dengan keringat yang mengucur, ia terus memukul dada yoongi berharap simungil kesayangannya ini bangun..

"Seokjin geumanhae" baekhyun menarik seokjin mundur "Geumanhae..." lirih baekhyun memegang pundak seokjin

Seokjin terduduk memandang kosong ranjang yoongi, airmatanya ia biarkan mengalir ketika para perawat itu mulai melepaskan alat-alat medis yang menempel ditubuh mungil tak bergerak itu.

Ia gagal, gagal menyelamatkan anak manisnya. Lantas apa yang harus ia katakan pada namjoon?















Hallo:)
Voment ya
Next Chap?
TBC.

DADDY ( NAMGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang