2

1.4K 94 0
                                    

mata kecil itu kini mengerjap dengan pelan,  menetralkan pandangan supaya lebih jelas lalu melihat sekeliling ruangan yang semuanya berwarna putih dan berbau tidak enak.

Setelah menyadari bahwa dirinya berada di tempat asing, lantas membangukan tubuhnya sekaligus hingga menyebabkan ringisan sakit terdengar dari mulut kecilnya.

Matanya begerak gelisah, tubuhnya mulai gemetar dengan mata berkaca-kaca. Dirinya ingin keluar tidak mau ditempat seperti ini, banyak alat yang menyeramkan disini, termasuk alat yang sekarang menancap pada kulit putihnya, yang sudah ada darah yang mengalir disana mungkin sebab pergerakanya tadi.

Saat sudah berhasil mencabut benda itu,  kaki kecilnya turun dan melangkah menuju pintu, sesekali suara ringisan terdengar kala rasa nyeri terasa dari punggung tangannya.

Saat sudah ingin mencapai gagang pintu, dirinya dikejutkan dengan terbukanya pintu dari luar yang menyebabkan kaki kecil itu memundurkan langkahnya, dan dapat ia lihat seorang laki-laki yang memakai pakaian serba putih dan ada alat yang menggantung di lehernya sedang melihat dirinya kaget.

"YAK! Kenapa kau melepas infusnya eoh?! lihat! tanganmu jadi bedarah!" karena khawatir dirinya tidak sadar menaikan nada berbicaranya.

Sedangkan bocah itu semakin menunduk dengan tangisan tanpa suaranya. tubuhnya semakin bergetar hebat. takut akan nada yang dilontarkan pria dewasa dihadapanya.

Nada pria itu sama dengan orang-orang jahat yang mengurungnya, dirinya sungguh takut, ia hanya meremas kuat ujung bajunya untuk menyalurkan ketakutanya.

"Cepat kembali berbaring! aku ak-" ucapan itu terpotong oleh suara lain yang mengintrupsi

"Ada apa ini jongin uisa?" lantas orang yang disebut jongin itu menjawab

"Ah...seokjin uisanim- membungkuk sebentar- tidak ada apa-apa, hanya anak ini mencabut infusnya dan menyebabkan punggung tangannya berdarah"

"Tapi bisakah tidak sambil menaikkan nada bicaramu, lihat anak itu ketakutan"

Ya saat seokjin telah selesai mengobati namjoon, dirinya akan kembali mengurus pasien. Sedangkan namjoon mengujungi dokter byun baekhyun karena ingin menanyai kondisi anak yang ditolongnya. dan ketika melewati lorong dirinya mendengar suara yang agak tinggi dan disalah satu ruangan, dan memutuskan untuk melihatnya.

"Maaf uisanim, sepertinya saya terlalu khawatir dan tidak menyadari bahwa nada bicara saya seperti itu" jongin menunduk dan seokjin yang melihat itu menghela nafas lalu menepuk pundaknya pelan

"lain kali jangan diulangi, aku tau kekhawatiramu tapi kau juga harus mengontrol dirimu. biar aku yang mengurus anak ini, kau lanjutkan saja periksa pasien lain." mendengar itu jongin mengangguk lalu membungkuk sekilas untuk pamit.

Setelah jongin keluar, kini atensi nya kembali pada seorang bocah yang senantiasa menunduk dengan badan gemetar, lantas dirinya mendekat dengan tenang takut jika dirinya terburu akan mengagetkan bocah itu.

Setelah sampai didepannya, seokjin membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan bocah itu.

"hei..tak apa jangan takut, aku hanya ingin mengobatimu" seokjin bekata dengan lembut, lalu meraih tangan mungil itu untuk di sentuh, yang membuat sang empunya meringis karena tepat mengenai sumber lukanya.

"bukannya ini sakit hmm, jadi ayo duduk dan aku akan mengobatinya supaya sakitnya hilang" lagi seokjin berucap dengan lembut dan penuh perhatian.

Sedangkan bocah itu tak bergeming, ia sedang berfikir sekarang haruskah dirinya mempercayai orang dihadapanya ini? tapi jika didengar dari nada bicaranya spertinya ia orang baik begitu kira-kira isi pikiran bocah itu.

Berbeda dengan bocah itu, seokjin dengan sabar menunggu respon dari bocah itu. Tapi lama kelamaan pegal juga membungkuk seperti ini.

"Ayo, jika tidak segera diobati nanti darahnya habis loh"

okey itu terlalu berlebihan, tapi seokjin tidak menyesalinya karena kini bocah itu mulai mengangguk meski pelan, yang membuat seokjin tersenyum senang. lantas menuntun bocah itu untuk duduk diranjang.

"Baiklah, tahan sebentar aku akan membersihkan lukanya terlebih dahulu" membuat bocah itu mengangguk pelan.

"cha..sekarang aku akan memasukan cairan infus ini pada tangannmu lewat jarum ini, dan mungkin ini sedikit sakit" mendengar kata sakit bocah itu segera menarik tangannya dari pegangan seokjin, membuat seokjin merutuki dirinya sendiri karena mengatakan hal yang akan menakuti bocah itu.

"eoh tak apa, jangan takut itu hanya akan sakit sebentar lagian jika tidak mau di suntik tubuhmu akan dimakan oleh cacing loh"

Bagus seokjin, kau membuat alasan tak masuk akal lagi. tapi kenapa lagi-lagi anak itu percaya, buktinya sekarang bocah itu menjulurkan tangan padanya sedangkan kepalanya masih menunduk.

'kenapa polos sekali' iner seokjin

" Tahan sebentar hmm" sokjin berucap sambil mendekatkan jarum itu pada punggung tangan bocah itu, hingga terdengar ringisan sakit dari bocah itu ketika jarum itu berhasil masuk pada tangan putih itu.

"cha..sudah selesai, jangan banyak bergerak hmm" seokjin berucap dengan lembut sembari tangannya mengusap rambut itu dengan lembut.

" Apa kau lapar?" sebenearnya seokjin enggan beranjak dari sana, jadilah dia berbasa basi, namun yang di dapat hanya lah sebuah gelengan pelan, membuat seokjin mendengus.

lama-lama dirinya kesal juga tak ditanggapi, lantas dirinya berucap dengan yakin

"Bukankah sangat tidak sopan jika ada yang berbicara kau tidak menatapnya" mendengar nada sinis seokjin membuat tubuh mungil itu kembali bergetar, membuat seokjin kelabakan, niat hati ingin membujuk bocah itu untuk berbica, eh malah seperti ini jadinya

"eh eh jangan menangis, aku hanya ingin mendengar suaramu dan wajahmu saja, jangan takut aku tak akan menyakitimu" seokjin berucap dengan nada cepat dan diahiri dengan nada sedih, membuat kepala yang sedari tertunduk itu perlahan mulai diangkat oleh empunya.

Dan saat itu juga hati seokjin mencelos saat melihat bagaimana rupa bocah itu, lebam pada sudut bibir dan itu seperti baru, lalu lebam pada pelipis dan dibeberapa tempat lainnya yang mulai memudar.

Namun itu semua tidak mengurangi kadar keimutan dari bocah itu, yang mana dari tadi seokjin mencoba menahan pekikan gemasnya. bagaimana tidak gemas jika dihadapkan dengan penampilan lain dari bocah itu dengan mata basah habis menangis, hidung kecil yang memerah dan jangan lupa bibir kecil yang melengkung kebawah

Melihat pria dihadapannya menatapnya terus, membuat bocah itu kembali menunduk, dan seokjin yang menyadari itu mengangkat dagu bocah itu untuk tetap menatapnya.

"Hey kenapa menunduk lagi, hmm? apa aku menakutimu?" dan gelengan yang didapat seokjin membuat dirinya tersenyum.

"Siapa namamu?" seokjin bertanya dengan lembut setelah melepas tangannya dari bocah itu.

Sejenak hening, hingga cicitan pelan terdengar dan itu membuat seokjin kembali menahan pekikan gemasnya

"yoongi, min yoongi" suara itu begitu pelan dan halus membuat seokjin tidak tahan dan mengusak rambut bocah itu dengan gemas, sedangkan bocah itu kaget karena pergerakan tiba-tiba pria dihadapnnya.

"Kenapa kau menggemaskan sekali yoongi-ah"









Namun sepertinya momen menggemaskan itu harus terhenti karena terbukanya pintu, membuat 2 orang yang didalam ototmatis menengok ke asal suara, hingga..




"loh hyung?"























HOLLA
Janlupa Voment
TBC.

DADDY ( NAMGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang