43

799 55 5
                                    

Yoongi, bocah manis itu kini sedang berbaring dengan pandangan yang mengarah pada pintu ruangannya. Ini sudah satu minggu, semenjak ia terbangun...tapi tak sekalipun ia melihat daddy nya datang. Ia sungguh berharap, saat ia membuka mata sang daddy lah yang pertama kali ia lihat. Kemana pria itu? apa daddy nya baik-baik saja? saat dirinya bertanya kepada seokjin pun, pria itu selalu menjawab jika daddy nya sedang sibuk bekerja...dan kadang menyempatkan diri untuk menjenguk dirinya saat tengah tidur.

Kenapa harus saat dirinya tidur? kenapa tidak pagi-pagi saat pria itu ingin berangkat kerja? apa daddy nya tak ingin melihatnya? ia sungguh merindukan pria itu.

Ceklek

Seokjin yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatap sendu pada bocah manis itu yang kini sedang menatap kosong pintu ruangannya. seokjin tau, anak manisnya itu sedang merindu pada sosok pria dewasa yang menyelamatkannya, namjoon. Meski bocah itu selalu tersenyum jika bersamanya, tapi ia tahu jika itu bukanlah senyuman senang, itu hanya senyum palsu untuk menutupi kesedihannya...seokjin bisa melihatnya dari manik hazel itu.

Bukannya mata tak pernah berbohong?

"Yoonie.." dapat seokjin lihat tubuh itu tersentak kecil, lalu menoleh kearahnya dengan memberikan senyuman manis. selalu seperti itu...

"Apa yoonie menginginkan sesuatu heum?" tanya seokjin lembut, dengan tangan yang mengelusi surai hitam itu sayang

Bocah itu menggeleng pelan "Tidak ada, papa. yoongie hanya ingin tidur, yoongie lelah"

Seokjin mengangguk lalu membenarkan posisi tidur yoongi perlahan, menyelimuti tubuh mungil itu sampai dada dan menepuk-nepuk pelan pada perut bocah manis itu agar membantunya tertidur

"Tidurlah, papa akan menemanimu disini.." dapat seokjin lihat mata kucing itu mulai terpejam, dan lama kelamaan terdengar dengkuran halus dari bocah itu menandakan jika anak manisnya telah terlelap















Tengah malam, namjoon berjalan pelan melewati lorong rumah sakit untuk kembali menemui yoongi-nya. Ia sengaja mengujunginya tengah malam agar bocahnya itu tak terbangun dan berakhir melihatnya.

Namun dugaannya salah besar, saat ia masuk..tubuhnya dibuat membeku karena ternyata bocah itu terbangun dan sekarang sedang menatap dirinya dengan pandangan sendu berkacanya.

Namjoon dengan cepat berbalik, ingin keluar namun terhenti saat mendengar lirihan yoongi yang memanggilnya

"D-daddy.."

Hati namjoon berdenyut sakit, saat mendengarkan lirihan itu. perasaannya berdesir saat kata yang ia rindukan akhirnya ia dengar kembali, ia ingin berbalik tapi entah kenapa terasa sulit. Rasa bersalahnya, selalu muncul disaat seperti ini dan menciutkan nyalinya.

"A-apa yoongie buat buat salah, sampai daddy t-tidak mau temu temu dan lihat lihat yoongi? j-jika yoongi ada buat salah, yoongie sorry daddy..t-tapi j-jangan pergi pergi lagi."

Namjoon meremat kuat gagang pintu itu, saat mendengarkan yoongi yang berbicara bergetar. tidak! bocah itu sama sekali tak bersalah, sedari awal ini adalah salahnya yang sudah membawa bocah itu masuk dalam kehidupannya.

"Hiks"

Pria dewasa itu memejam, saat mendengar yoongi yang mulai terisak begitu pilu. Ingin sekali ia merengkuhnya erat, mengusap punggung sempit itu lembut seperti yang ia lakukan dulu. Tapi kenapa sulit sekali untuk saat ini...

"Hiks...ingin d-daddy..hiks...yoongie ingin daddy..hiks...daddy.." isak yoongi mengulurkan kedua tangannya kedepan

Persetan dengan rasa bersalah!

DADDY ( NAMGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang