29||Xaviera

2.2K 107 3
                                    

Happy reading




~Selamat Membaca~




''Aku mohon padamu, untuk membatalkan perceraian kita.'' Mohon seorang lelaki menatap sendu sang wanita paruh baya di hadapannya.

''Saya akan tetap bercerai denganmu Gevano Alando Argantara!!'' titah Elle menatap datar lelaki tersebut tidak ada tatapan cinta yang ada hanya tatapan benci dan jijik.

''Apa tidak ada kesempatan untukku memperbaiki rumah tangga kita, aku mohon denganmu berikan aku kesempatan, Elle. Aku sangat mencintaimu dan aku juga sangat menyayangi kamu dan anak-anak sungguh aku menyesal telah menduakan mu hikss.. aku mo-mohon hikss'' ucap Gevan bersimpuh dan menangis.

Tanpa mereka berdua sadari dari balik tembok ada dua orang remaja melihat seorang lelaki bersimpuh di depan wanita paruh baya yang tak lain ibu mereka, keduanya menggigit bibir untuk menahan isakan tangis agar air mata tidak jatuh. Sungguh mereka tidak sanggup melihat hal tersebut tetapi di sisi lain mereka juga kecewa dengan apa yang sudah di lakukan sang ayah.

Tidak tahan melihat kedua orang tua mereka keduanya memutuskan untuk pergi, dari kecil hingga remaja keduanya selalu dekat dengan sang ayah bagi keduanya ayah mereka segalanya bahkan jika di tanya mereka lebih menyayangi siapa antara ayah dan ibu maka keduanya akan menjawab lebih menyayangi sang ayah. Karna selama ini ayah mereka yang selalu ada untuk keduanya di saat mereka sedih sang ayah lah menjadi tempat sandaran dan menjadi tempat mereka mengadu.

''Hikss.hikss abang kasian papa, tapi papa juga salah hikss'' Rissa menangis tersedu sedu di pelukan sang abang yang kini sedang memeluknya.

''Shutt udah yah nangisnya sayang nanti adek abang sesak nafas'' ucap Maikel mengusap air mata adiknya lalu mencium kedua kelopak mata Clarissa.

''Tapi hikss papa sama mamah bakalan pisah bang, hikss pasti mamah gak bolehin kita buat ketemu papa hikss.''

''Nanti kita bisa diam-diam ketemu sama papa, jadi kamu gak perlu khawatir kita juga gak boleh egois mamah sama papa memang udah gak cocok. Mereka berdua berhak menentukan pilihan masing-masing sebagai anak kita harus menerima keputusan yang sudah mereka pilih, kamu tenang aja abang bakalan selalu ada buat adek abang yang cantik ini.''

''Iya abang makasih selalu ada buat Sasa'' ucap Rissa lalu memeluk abangnya, Maikel yang mendapatkan pelukan pun membalas pelukan sang adik sesekali mengecup pucuk kepala Rissa.

...............

Di tempat lain di sebuah club seorang wanita menikmati segelas wine dengan raut wajah bahagia sesekali dia menyesap sebatang rokok. ''Gak sia-sia gue hancurin dia lewat tuh sugar daddy,''---- wanita itu meneguk wine tersebut----'' hah sungguh menyenangkan bahagia di atas penderitaannya.''

''Hay baby mau bermain denganku'' ucap seorang lelaki tua.

''Hm, asalkan daddy mampu membayar ku dengan bayaran tinggi aku akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk mu daddy'' ucap wanita tersebut mengecup sekilas bibir lelaki tua itu.

''Untuk bayaran mu saya tidak keberatan membayar berapa pun yang terpenting kau bisa memuaskan ku baby'' Setelah itu lelaki tersebut memeluk pinggang sang wanita dan membawa ke kamar VVIP.

..............

Pagi hari ini suasana di meja makan sungguh berbeda tidak seperti biasanya keadaan sungguh hening , kepala keluarga yang biasanya menampakan raut wajah tenang kini memberikan tatapan dingin dan datar pada istri dan anaknya, Membuat mereka bingung tapi tidak berani bertanya karna saat ini sang daddy sepertinya tidak ingin di ganggu.

''Rara selesai.'' Ucapnya lalu menyalami tangan mereka satu persatu setelah itu dia melenggang pergi tanpa menunggu balasan dari mereka yang berada di meja makan, entah kenapa dia merasa ada yang aneh dengan daddy nya.

''Mom, Dad kami bertiga berangkat'' ucap Xalavi lalu melakukan hal yang sama seperti Rara di ikuti kedua adik lelaki nya.

''Hm.''

''Hati-hati yah sayang'' ucap Almira mengecup kening ketiga putra nya.

''Xavi juga berangkat Dad,Mom bentar lagi abang telat'' Xavi segera bangkit dari duduknya dan salim pada kedua orang tuanya, setelah itu melenggang pergi tidak lupa juga sang mommy memberikan kecupan di kening pada putra sulungnya sebelum Xavi pergi.

Kini tersisa kedua paruh baya di meja makan tersebut. ''Untuk makan siang nanti kamu mau aku bawain apa'' tanya Almira lembut.

''Tidak usah saya akan makan siang di luar.''

''Tumben kamu makan di luar, biasanya kamu minta aku buat bawain makanan ke kantor'' ucap Almira merasa heran pada suaminya tidak biasanya Xander makan di luar.

''Tidak papa.''

''Kamu kenapa mas gak biasanya kamu kayak gini kalo ada masalah cerita sama aku, kamu anggap aku istri kamu kan harusnya kamu cerita, bukannya bersikap seperti ini dan kamu sebelumnya tidak pernah berbicara formal'' ujarnya sedangkan sang suami yang muak mendengar ucapan istrinya menatap tajam sang empu membuat istrinya menundukkan kepala menatap takut.

''TIDAK SEMUANYA HARUS KAMU TAU ALMIRA!!'' bentaknya menatap tajam sang istri, Almira yang di bentak pun bergetar menatap takut suaminya. ''Saya akan ke luar kota selama seminggu, dan satu lagi jangan hubungi saya sebelum saya duluan yang hubungi kamu.'' Lanjutnya setelah itu Xander bangkit lalu melenggang pergi tanpa menghiraukan sang istri yang sudah menangis.

'Kamu berubah mas semoga saja kamu tidak menyembunyikan sesuatu dariku, jika memang kamu berbuat sesuatu yang membuat ku sakit, Maka aku akan pergi sejauh mungkin dan jangan harap kau bisa menemukan ku dan juga anak-anakku' batin Almira setelah itu dia segera membereskan meja makan hari ini memang maid sedang libur dan untuk bodyguard mereka semua berjaga di luar mansion.



Publish||29 September 2023

Twins Antagonis Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang