Part 3

124 19 0
                                    

Satu bulan sudah terlewati, y/n masih bertahan dengan semua yang mingyu lakukan. Setiap hari ia pulang lebih larut dari pegawai lain nya, namun Mingyu tidak membuat nya pulang hingga pukul satu malam. Setidak nya ia punya sedikit rasa kemanusiaan pada y/n. Jun yang hendak menemui Mingyu menyempatkan diri mendatangi ruangan y/n.

Ruangan yang terlihat sangat rapi dengan bunga mawar yang menghiasi pojok ruangan dan sudah terlihat lagu bahkan satu persatu kelopak bunga itu berjatuhan.

"Selamat pagi jun-ssi, ah aku membawa bekal ini untuk mu."

Ucapan y/n membuat Jun mengalihkan perhatian nya pada y/n, ia melihat y/n menyodorkan kotak bekal pada Jun.

"Untuk ku?"

Y/n mengangguk sambil tersenyum.

"Di antara semua yang ada di sini, hanya kau yang memperlakukan aku dengan baik jun-ssi."

Jun terkekeh mendengar itu, ia mengambil kotak makanan nya dengan segera.

"Kau terbebani dengan sikap Presdir bukan?"

Pertanyaan Jun tentu ingin y/n jawab dengan jawaban lantang, namun bukan kah Mingyu sudah memperingati nya dari awal. Berati apa yang ia hadapi sekarang adalah resiko nya.

"Tidak apa-apa, dia sudah menjanjikan gaji yang besar untuk ku."

Jun tersenyum, tangan nya bergerak mengusak helaian rambut milik gadis cantik itu.

"Jika kau kesusahan melakukan sesuatu jangan lupa beri tau aku ya."

Y/n mengangguk semangat.

"Kalau begitu selamat bekerja."

Jun pergi dan y/n masih tersenyum karena perilaku Jun yang sangat manis.

"Andai saja kalau yang jadi Presdir di perusahaan ini itu Jun, maka aku akan sangat bahagia."

Y/n dengan cepat menyangkal pikiran nya, ia mengambil berkas di meja nya lalu pergi menuju ruangan Mingyu sang Presdir.

"Aku harus apa? Memperlakukan y/n dengan baik?"

Jun mengangguk

"Memangnya aku berbuat apa pada nya? Apa dia mengadu tentang hal buruk padamu jun-ah?"

"Tidak tapi aku hanya kasihan melihat dia pulang larut malam."

Mingyu memicingkan matanya curiga, perlakuan Jun pada y/n berbeda. Bukan seperti pada rekan kerja namun mungkin lebih dari yang ia duga.

"Kau menyukai y/n?"

Pertanyaan itu membuat Jun kaget tidak terkecuali dengan y/n yang sedang memegang gagang pintu ruangan mingyu.

"Apa maksudmu? Aku hanya ingin y/n nyaman saja, kau tidak melakukan itu untuk membuat y/n mengundurkan diri bukan?"

"Iya atau tidak itu bukan urusan mu Jun, jangan libatkan perasaan pribadi dengan pekerjaan!"

Bentak Mingyu yang membuat y/n mengurung diri untuk bertemu mingyu saat Jun masih di dalam.

"Bukan kah kau juga memperlakukan y/n karena perasaan pribadi mu?"

"Tentu aku dan kau berbeda Jun, aku punya kuasa dan kau tidak."

Ucapan Mingyu kali ini membuat Jun terdiam, ia menatap datar teman nya itu lalu menghela nafas nya.

"Kekuasaan bukan lah segala nya, namun jika kau kehilangan kekuasaan kau tidak akan punya apa-apa selain sifat arogan mu itu teman."

Hendak menjawab kembali perkataan Jun, tangan Jun sudah lebih dulu membuat Mingyu terdiam .

"Aku berbicara sebagai teman yang peduli dengan mu, jangan sampai kau jatuh cinta pada y/n."

Setelah itu Jun pergi, sedangkan mingyu mendecih mendengar perkataan Jun yang terkesan merendah kan nya.

"Ku rasa kau yang sudah jatuh Jun."

Y/n sedari tadi memikirkan apa yang ia dengar di ruangan Mingyu tadi, y/n sangat tidak enak hati pada Jun. Ia bahkan membela y/n di depan Mingyu yang sudah jelas-jelas tak akan mengasihani y/n .

"Seharusnya aku tidak banyak mengeluh di depan Jun apalagi jika soal pekerjaan."

Gumam nya, lalu kemudian dering telpon menyapa nya.

"Bawa berkas yang aku butuhkan sekarang!"

Setelah itu Mingyu langsung menutup pembicaraan nya, y/n dengan cepat berlari menuju ruangan Mingyu.

"Kau tidak bermaksud untuk membuatku terus mengunjungi ruangan mu bukan? Berkas ini seharus nya sudah kau antarkan sedari pagi!"

"Maaf pak, aku mengerjakan sesuatu yang juga penting tadi."

"Kau pikir ini tidak penting? Jangan sampai karena kau di perlakukan baik oleh Jun kau jadi se enaknya."

Bentakan itu membuat y/n menutup kedua mata nya, sudah terdengar tidak asing namun kali ini karena orang lain terbawa karena nya entah kenapa y/n tidak terima.

"Setidaknya Jun memperlakukan dengan baik dan meminta maaf karena perlukan mu."

Kata-kata itu keluar begitu saja, tentu hal itu membuat Mingyu menghentikan kegiatan nya.

"Kau berbicara seperti itu pada ku nona?"

Y/n yang kesal tidak bisa membendung nya lagi, ia malah balik menatap mingyu dengan tatapan yang tak kalah dingin nya.

"Kalau iya kenapa? Kau itu juga kan manusia, kenapa aku harus selalu tunduk jika kau memperlakukan ku se enaknya? Jangan libatkan Jun jika kau ingin marah pada ku, aku sangat bersyukur ada Jun di tempat yang menyeramkan seperti ini."

"Setidaknya ada satu orang yang peduli dengan apa yang aku rasakan ."

Tanpa mendengar jawaban Mingyu y/n bergegas pergi ke ruangan nya.

"Dia membentak ku? Ahah berani sekali dia."

Sedangkan itu y/n sedang mengacak -acak rambutnya frustasi.

"Ada apa dengan ku? Lee y/n kau akan kehilangan pekerjaan mu bodoh!"

Y/n membentak diri nya sendiri yang sembrono, dia tak seharusnya memarahi Presdir nya. Siapapun tak akan membenarkan mingyu jika ia tak punya kuasa, namun posisinya ia sekarang adalah Presdir sang pemilik perusahaan pasti orang lain tak akan membela y/n karena mementingkan posisi mereka.


























Tbc..

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang