Part 15

107 13 0
                                    

Mingyu menatap datar kertas yang berada di atas meja nya, ia menaikan sebelah alis nya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu selanjutnya senyum miring tergambar di wajah nya. Kaki lenjang itu kini melangkah menuju ruangan Jun yang tertutup rapat. Tanpa izin ia masuk kedalam ruangan lalu menepuk nepuk kedua tangan nya di depan Jun.

"Kau memang hebat jun-ah, kau punya banyak bakat yang tidak aku ketahui."

Jun menatap mingyu dengan bingung, ia bangun dari tempat duduk nya lalu berjalan mendekati mingyu yang masih berdiri di ambang pintu itu.

"Apa maksudmu?"

"Kau menghasut y/n untuk keluar dari kantor ini bukan? Dia mengundurkan diri pagi ini Jun, itu pasti kau yang menyuruh nya bukan?"

"Y/n mengundurkan diri?"

"Jangan pura-pura kaget, aku kesini untuk meminta mu agar membujuk y/n kembali kesini."

"Seperti yang kau tau Jun, dia tidak pernah mendengar apa kata ku."

Jun menghela nafas nya sambil menatap mingyu dengan gemas.

"Pertama, aku tidak meminta y/n untuk mengundurkan diri dan kedua aku tak berhak memaksa y/n untuk kembali ke tempat ini Mingyu."

"Benarkah?"

Jun mengangguk

"Ide ku ternyata sia-sia, ah tapi yang terpenting adalah kau tidak meminta nya untuk mengundurkan diri."

"Jadi arti nya kau tidak sepenting itu untuk diri nya bukan Jun?"

Mendengar itu Jun ingin sekali menampar atau membuat pria sombong itu tersungkur. Namun Jun masih bisa menahan nya dengan menunjukan senyum terpaksa sambil mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu akan aku seret ia kembali kesini sendiri."

"Setelah y/n kembali jangan ganggu ia Jun, dia sudah menjadi milik ku setelah aku mengatakan perasaan ku di depan orang lain."

Tanpa mendengar apa yang akan Jun katakan selanjutnya, mingyu dengan cepat keluar dari ruangan itu.

"Dia benar-benar menginginkan y/n jika tidak ia tak akan membiarkan waktu nya terbuang karna hal di luar pekerjaan."

"Apa aku harus bersaing dengan pria itu?"

___________________________________

"Kau benar-benar mengundurkan diri?!"

Y/n mengangguk dengan lemas sambil menundukan wajah nya.

"Yak sudah ku bilang pertahankan, jika sudah begini kau akan mencari pekerjaan kemana lagi? Tidak ada yang se enak bekerja di tempat orang yang menyukai mu y/n-ah."

"Kenapa kau malah memutuskan semangat ku terus saebom-ah?"

Saebom yang menyadari itu lalu tersenyum sambil duduk mendekati teman dekat nya itu.

"Ey bukan seperti itu, aku hanya ingin kau hidup dengan nyaman."

"Em dan masalah nya tempat itu tidak membuat ku nyaman."

Saebom menghela nafas nya, mendengar itu ia tak bisa lagi memaksa y/n untuk kembali ke sana.

"Baiklah, jadi apa rencana mu sekarang?"

Y/n terdiam sejenak lalu menatap saebom dengan semangat.

"Aku akan kembali ke desa.!"

"Apa? Untuk apa?"

"Paman Lee bulan lalu menghubungi ku, dia bilang bahwa perkebunan bunga nya sukses dan dia butuh banyak orang yang ahli untuk membantu nya."

"Jadi maksudmu kau akan menjadi seorang petani?"

"Dari seorang sekretaris?"

"Kenapa? Itu kan pekerjaan menyenangkan, bisa merawat sekaligus melihat bunga cantik setiap hari adalah penyembuh."

"Ta-tapi itu cita-cita yang sangat sederhana y/n-ah, banyak pekerjaan disini yang lebih menjanjikan."

"Tapi jika aku berdiam disini aku akan terus bertemu mingyu atau Jun, aku ingin menghilang dari mereka berdua."

"Kenapa? Mereka kan orang baik?"

Y/n terdiam lalu menatap langit

"Hanya saja tempat ku di bawah sini, dan mereka ada di atas. Aku merasa tak pantas ada di antara mereka saebom-ah."

Mendengar itu saebom memeluk y/n dengan erat.

"Baiklah, apapun itu aku akan mendukungmu y/n-ah."






























Tbc..

Crushed Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang